13 Fakta Hasil Autopsi Ulang Brigadir J, Pengakuan Bharada E kepada Komnas HAM, Tembak Jarak Dekat

13 Fakta Hasil Autopsi Ulang Brigadir J, Pengakuan Bharada E kepada Komnas HAM, Tembak Jarak Dekat

--

RADAR PALEMBANG – Pasca autopsi di Rumah Sakit Sungai Bahar, Kabupaten Muara Jambi, Provinsi Jambi, terungkap 13 fakta hasil autopsi ulang Brigadir J.

Dari 13 fakta hasil autopsi ulang itu, 2 diantaranya merupakan fakta Bharada E tembak jarak dekat Brigadir J.

Pertama, Bharada E tembak Brigadir J dari jarak 2 meter sebanyak 1 kali. Kedua, Bharada E tembak Brigadir J dari jarak dekat sebanyak 2 kali.

13 Fakta itu, diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak dan Komisioner Komnas HAM   Ahmad Taufan Damanik.

Kamaruddin Simanjutak mengungkapkan 11 fakta hasil autopsi ulang Brigadir J di kanal youtube Refly Harun Pada Jumat, 29 Juli 2022. 2 Fakta lagi, hasil pengakuan Bharada E kepada Komnas HAM.

BACA JUGA:Menkopolhukam Soal Autopsi Ulang Brigadir J, Hasilnya Boleh Diumumkan Tanpa Persetujuan Hakim

Kammarudin pun membeberikan satu persatu 11 fakta hasil autopsi ulang Brigadir J. Menurutnya, saat tim dokter forensik membuka bagian kepalanya, tidak menemukan otaknya.

 “Penemuan itu saat, saat tim dokter forensik menusuk atau menyodek kepala jenazah Brigadir J dengan sebuah alat dan tembus ke hidung,’’ ungkap Kammarudin.

Menurut dokter lanjut Kamaruddin, hilangnya otak Brigadir J karena ditembak dari belakang dan tembus ke hidung.

 ‘’Itulah yang mangakibatkan hidung dijahit sperti foto yang saya tunjukan sebelumnya,” jelasnya.

BACA JUGA:Komnas HAM Buka CCTV Detik-Detik Jelang Tewas, Brigadir J, Ferdy, Putri dan Bharada E dalam 1 Rombongan

Kammarudin mengungkapkan hal tersebut telah dituangkan dalam berita acara dan telah dibuat juga dalam akte notaris.

Temuan tersebut ditemukan bersama-sama oleh dokter forensik dan merupakan kesepakatan dalam ruang autopsi oleh tim.

“Inilah yang membantah bahwa adanya tembak menembak dari atas, dimana Bharada E dari atas dan Brigadir J dari bawah,” paparnya.

Setelah itu dari bagian dalam kepala diperiksa, dokter forensik menemukan retakan sebanyak enam buah.

BACA JUGA:Begini Detik-detik Peti Jenazah Brigadir J Dibuka, Mengharu Biru, Wajahnya Masih Utuh

Beranjak kebagian bawah, ditemukan bekas tembakan dari rahang bawah dan tembus ke bibir, makanya adanya bekas sobekan di bibir.

Tembakannya dari arah leher ke atas yang mengakibatkan giginya berantakan,” ungkapnya.

Penembakan dari arah leher kemungkinan ditembak dari jarak dekat bahkan pistol menempel di bagian rahang.

Sedangkan bagian dada, pada dada kiri terdapat luka tembak masuk dan ada lubang.

 “Setelah dibuka ternyata ditemukan plastik yang isinya terdapat jaringan otak,” jelas Kamaruddin.

 BACA JUGA:Autopsi Ulang Brigadir J Jambi, Keluarga Minta Alat Vital dan Dubur Juga Diperiksa, Nah?

“Jadi otaknya itu ada di dada, apakah ini syandartnya forensik saya tidak paham, otak harusnya di kepala, ditaroknya di dada,” terangnya.

Bagian lengan bawah kiri, samping kanan terdapat luka terbuka berbentuk lubang (tembak masuk) tembus sekitar 6 cm dan terdapat patah tulang.

Kemudian kelingking kiri, tulang kelingking patah.

 “Kami sebelumnya sempat mengungkapkan kenapa rahang Brigadir J dislokasi, ternyata berdasarkan hasil aotopsi mengatakan bahwa bagian rahang bawah patah,” lanjut Kamaruddin.

“Selain itu bagian kaki kanan Brigadir J ditemukan bengkok dan ini perlu kejelasan kenapa,” terangnya.

 “Semua ini harus dijelaskan oleh para tim, nanti kita menunggu jawaban penyebabnya,” tutup Kamaruddin

Tembakan Jarak Dekat Terkonfirmasi

Adanya dugaan Brigadir J ditembak dari jarak dekat terkonfirmasi dengan pengakuan Bharada E kepada Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Azasi Manusia).

Menurut Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, pengakuan Bharada E itu didapatkan dari hasil pemeriksaan pada  Selasa, 26 Juli 2022.

“Bharada E menjelaskan bahwa dia juga melakukan penembakan dari jarak kurang lebih 2 meter saat Brigadir J tersungkur,” terang Taufan.

BACA JUGA:Komnas HAM Ungkap Suasana Sebelum Brigadir J Meninggal, Choirul Anam: Banyak Informasi dari Bharada E

Taufan menjelaskan, dalam tragedi tewasnya Brigadir J, begitu dia sampai di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo dari perjalanan, dia langsung naik ke lantai 2 dan masuk ke salah satu ruangan di sana.

Tak lama berselang, Bharada E mendengarkan teriakan Istri Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi. Dia pun berusaha menghampiri lokasi sumber teriakan. Hanya saja, Brigadir J langsung menyambutnya dengan tembakan.

Taufan menjelaskan, Bharada E berhasil menghindari tembakan dari Brigadir J. Lantaran merasa terancam dia pun langsung mengambil senjata lalu membalas tembakaran Brigadir J.

BACA JUGA:Komnas HAM Ungkap Suasana Sebelum Brigadir J Meninggal, Choirul Anam: Banyak Informasi dari Bharada E

“Bharada E berhasil mengenai Brigadir J dan tersungkur. Kemudian Bhrada E mendekati kemudian menembakan 2 kali untuk memastikan jika Brigadir J benar-benar dilumpuhkan,” tambah Taufan.

Terkait dengan keterlibatan Bharada E yang dikatakan oleh pihak kepolisian yang menembak Brigadir J, pihak Komnas HAM telah melakukan pemeriksaan.

Bharada E sudah memberikan pengakuannya setelah menjalani pemeriksaan di kantor Komnas HAM pada Selasa, 26 Juli 2022 berikut dengan sebagian ajudan Ferdy Sambo lainya.

Akan tetapi Bharada E keluar dari kantor Komnas HAM pada pukul 13.25 WIB, tidak bersamaan dengan ajudan atau aide de camp (ADC) Irjen Ferdy Sambo lainnya.

BACA JUGA:Satu Lagi Bukti Kejanggalan Meninggalnya Brigadir J Terungkap, Kuasa Hukum: Ada Surat Visum Tapi Kosong

Dalam proses pemeriksaannya itu, Bharada E memberikan seluruh keterangan serta pengakuannya terhadap insiden tewasnya Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.

Diketahui Brigadir J disebut telah tewas setelah terjadinya baku tembak dengan sesama polisi di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.

 

Detik-Detik Menjelang Brigadir J  Meninggal

Pada pemeriksaan Komnas HAM terhadap,  Rekaman CCTV detik-detik menjelang Brigadir J meninggal akibat tembak menembak sesama Polisi di Rumah Irjen Pol Ferdy Sambo dibuka Komnas HAM.

Komnas Buka rekaman CCTV Rumah Ferdy Sambo dan hasilnya disampaikan kepada media Rabu, 27 Juli 2022, Sore.

Pada Jumat 8 Juli 2022 lalu, rekaman CCTV di Rumah Ferdy Sambo mempelihatkan Brigadir J, Ferdy Sambo, Putri Chandrawati dan Bharada E masih bersama-sama.

Tampilan CCTV memperlihatkan,  mereka berjalan beriringan memasuki rumah dan berada dalam rombongan yang sama.

 BACA JUGA:Lihat Foto Mesra Brigadir J dan Kekasihnya, Begini Percakapan Terakhir Mereka 17 Menit Jelang Meninggal

“Yang paling penting dari video ini, di area Duren Tiga memperlihatkan ada Irjen Sambo, rombongan dari Magelang. kata Komisioner Komnas HAM di kantor Komnas HAM, Rabu (27/7) sebagai mana menukil dari jpnn.com.

Dalam rombongan itu, juga terlihat Brigadir J menggunakan baju putih. Ferdy Sambo masuk ke dalam rumah dinas duluan.

Setelah sekian waktu ada rombongan lain menyusul. ‘’Di situ terlihat Bu Putri, ada almarhum Brigadir J,” tambah Anam.

Menurut Choirul Anam,  pihaknya mendapatkan 20 video dari kamera pengawas saat perjalanan dari Magelang, Jawa Tengah ke Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Berdasarkan rekamanan CCTV itu, Komnas HM meyakini Brigadir J masih hidup dan bergabung dengan rombongan.

BACA JUGA:Komnas HAM Sudah Kantongi Lokasi Meninggal Brigadir J, Usut Pistol Glock 17 Bharada E, Ini Spesifikasinya

“Sampai di Duren Tiga dia masih hidup. Dan rombongan yang lain dan semuanya sehat,” ujar dia.

Anam menambahkan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E juga ada dalam mobil bersama Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Brigadir J, dan ajudan lainnya.

“Salah satu penumpang yang terekam ada ibu (Putri), ada Yosua (Brigadir J, red), Bharada E, dan penumpang lain. Penumpang-penumpang lainnya anggota keluarga dan ADC,” beber Anam ,’’ungkap Choirul Anam.

Selain isi CCTV, Komnas HAM juga sudah mengantongi informasi data cell dump temuan dari tim Siber Bareskrim terkait kasus penembakan Brigadir J.

JPNN melaporkan fakta baru dari CCTV dan data cell dump ini diyakini menjadi petunjuk untuk mengurai misteri kematian Brigadir J makin terang.

BACA JUGA:Dalam Kasus Tewasnya Brigadir J Kamaruddin Sebut Ahok, Apa Keterkaitannya?

"Tinggal sekitar 20 persen lagi yang kami butuhkan untuk perkuat terangnya peristiwa," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di kantor Komnas HAM, Rabu (27/7).

Informasi Data Cell Dump Komnas HAM telah mengantongi informasi data cell dump temuan dari tim Siber Bareskrim terkait kasus penembakan Brigadir J. Komnas HAM juga sudah menerima data digital forensik dari Mabes Polri.

Data cell dump tersebut menunjukkan aktivitas para pihak terkait sebelum kejadian baku tembak di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Data cell dump sendiri adalah upaya untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya di telepon tentang apa yang dimiliki mulai dari data panggilan, pesan, situs web yang dikunjungi, gambar, video, info, aplikasi, dan banyak lagi.

BACA JUGA:Kejanggalan Tewasnya Brigadir J Terus Terungkap, Kadiv Humas Polri: Pengacara Jangan Berspekulasi

Komisioner Komnas HAM Choril Anam mengatakan mereka ditunjukkan gambaran atas sejumlah jejaring komunikasi yang terdapat di area Duren Tiga hingga Magelang.

“Titik-titik mana komunikasi, apa yang terjadi di wilayah-wilayah yang terekam dalam cell dump itu," kata Anam di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (27/7).

Meski demikian, Anam menyampaikan pihaknya belum bisa mempublikasikan terkait data itu. "Nanti setelah di kesimpulan di laporan akhir, kami pasti kami akan bilang," ucap dia.

Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) membeberkan  hasil pemeriksaan terhadap 6 ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo terkait meninggalnya Brigadir J.

Suasana Jelang Brigadir J Tewas 

Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Choirul Anam menjelaskan, pemeriksaaan terhadap 6 ajudan Ferdy Sambo termasuk Bharada E merupakan upaya mendalami kematian Brigadir J.

Brigadir J yang bernama lengkap Nopriansyah Yosua Hutabarat, meninggal pada tegedi di rumah Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo, 8 Juli 2022.

Komnas HAM Periksa 6 ajudan Ferdy Sambo juga diarahkan untuk mengetahui suasana sebelum Brigadir J meninggal. Menurut Choril Anam,   situasi rukun antar sesama ajudan.

‘’Para ajudan kompak menyatakan bahwa mereka masih bercanda-canda,’’ungkap Anam.

Ketika proses pemeriksaan, Komnas HAM menggali sedetal-detailnya informasi dari ajudan Irjen Pol  Ferdy Sambo yang merupakan saksi kunci dan berada di TKP saat tragedy tewasnya Brigadir J terjadi.

BACA JUGA:Susno Duadji Soal Visum Brigadir J, Kayak Orang Main Dokter-dokteran Praktik Forensik-forensikan, Periksa!

"Kami gali informasi dengan menarik ke belakang sebelum Jumat (hari kematian Berigadir J). Kami menanyakan bagaimana persitiwa itu terjadi dan kondisinya seperti apa,’’ujar Choirul Anam saat memberikan keterangan kepada pers, Selasa 26 Juli 2022, sore, sebagaimana menukil dari jpnn.

Menurutnya, mengeksplore kondisi dan situasi di TKP saat peristiwa polisi tembak polisi itu terjadi sehingga Berigadir J meninggal.

‘’Misalnya, kondisinya bercanda-canda atau teganga, itu kami gali dari para 6 Ajudan Fedy Sambo,’’tambahnya.

Anam mengatakan, para ajudan ini diperiksa secara sendiri-sendiri. Itu bertujuan untuk mendapatkan keterangan yang sejujur-jujurnya dari masing-masing mereka.

"Beberapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa. Itu yang kami tanya. Jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisinya," lanjutnya.

BACA JUGA:Ternyata Seperti Ini Kedekatan Brigadir J sama Istri Ferdy Sambo , 2,5 Tahun Jadi Sopir Putri Chandrawati

Anam menegaskan, temuan soal keadaan bercanda dan tertawa ini penting untuk konstruksi kasus ke depannya.

‘’Temuan seperti ini sangat penting untuk melihat constraints (kendala) waktu guna melihat konteks dan waktu terjadinya peritiwa. Termasuk dalam ini,  saya bilang di awal soal tertawa-tawa," jelas Anam.

Menurut Choril Anam,  pihak Komnas juga menanyakan situasi tertawa-tawa menjelang peristiwa tembak menembak terjadi. Apakah tertawa itu dalam kondisi atau ada tekanan atau tidak.

‘’Para Ajudan Ferdy Sambo itu menjawab, bagaimana tekanan, orang tertawa-tawa kok. Itu banyak yang ngomong demikian," tambahnya

Pistol Glock 17 Bharada E dan Spesifikasinya

Sebelumnya Omisioner Komnas Ham Choirul Anam akan mengusut pistol glock 17 Bharada E yang dia gunakan saat tembak-menembak di Rumah Jendral Ferdy Sambo . Tidk hanya itu, Komnas juga akan mengusut senjata HS-9  yang dipakai Brigadir J.

Choirul Anam menyebut akan menyelidiki penggunaan senjata Bharada E dan Brigadir J dengan memanggil Laboratorium Forensik (Labfor) Polri

"(Terkait) senjata, karakter senjata, bubuk, dan sebagainya, kami akan panggil Labfor dalam minggu ini. Kami akan sibuk di Komnas HAM," ungkapnya.

Menurut Anam, Komnas HAM akan meminta keterangan dari Labfor perihal proyektil senjata. Pihaknya juga nanti akan meminta keterangan Cyber Polri guna menyelidiki temuan CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo.

BACA JUGA:Dugaan Pembunuhan Berencana Brigadir J, Kuasa Hukum Beber Buktinya Berupa Jejak Digital

"Nanti Labfor untuk mengecek penggunaan senjata, karakter senjata adakah proyektil bagaimana jejak proyektil nanti kami panggil Labfor untuk balistik. Bagaimana soal CCTV, setelah ini kami akan ke sana. Kami akan memanggil Cyber kalau soal CCTV," tuturnya.

Keterangan resmi Polri menyebut  Bharada E menggunakan pistol Glock 17 untuk menembak Brigadir J.  Ini membuat pertanyaan publik, karena biasanya pistol itu pemakainya adalah para perwira berpangkat kapten ke atas.

Dalam ketentuan resmi, tidak ada Prajurit Tamtama yang memakai pistol Glock 17.

Mengutip dari JPNN, nama pistol Glock 17 diambil dari nama seorang insinyur asal Austria, Gaston Glock. Dia adalah pendiri Glock Ins . Produk yang dia produksi berupa pistol glock 17 telah Dia daftarkan  ke US Patent Office pada 30 April 1981.

Menukil dari laman resmi Glock menyebut senjata api berkaliber 9 x 19 milimeter itu dirancang untuk pengguna profesional.

BACA JUGA:Bupati Lahat Optimis Climbing Lahat Competition 2022 Akan Lahirkan Atlit Berprestasi

Pistol dengan Kapasitas pistol  glock 17 memiliki kapasitas maksimal 17 peluru itu.  Jenis pistol ini, pemakainya banyak para penegak hukum dan militer karena keandalannya yang nirtanding.

Dalam kondisi kosong tanpa magasin, pistol yang memiliki panjang total 204 milimeter itu punya bobot 625 gram.

Saat magasin penuh peluru terpasang, Glock 17 memiliki berat kurang dari sekilo, tepatnya 915 gram. Adapun berat pistol Glock 17 dengan magasin kosong ialah 705 gram.

Meski ringan, Glock 17 dikenal aman, mudah, dan cepat digunakan. "Persis yang Anda butuhkan dalam situasi kritis," tulis Glock Inc di laman resminya.

Berapakah harga Glock? Laman guns.com membanderol Glock 17 yang masih gres dengan harga USD 599 atau sekitar Rp 9 juta.

Beberapa negara, seperti Inggris, Swedia, India, Israel, dan Yaman, membekali angkatan bersenjata mereka dengan Glock 17.

BACA JUGA:Peringatan Hari Lansia di Lahat, Manula Curhat kepada Lydawati Cik Ujang Ingin Umroh Gratis

"Glock 17 melengkapi puluhan tentara dan ratusan polisi di seluruh dunia," tulis laman The National Interest.

Menukil dari Wikipedia, Glock 17 merupakan pistol semi otomatis. Julukan senjatan ini dalam bahasa Inggris  Safe Action Pistol. Glock 17 ini adalah generasi pertama pistol Glock berbahan polymer ringan.

Pistol Glock 17 saat ini menguasai pangsa pasar 16 % untuk penegak hukum di Amerika Serikat.  Pada awal-awal bari diproduksi, pistol ini  tak diminati pasar dan dianggap bermasalah dengan kehandalan dan tahan karena terbuat dari bahan polimer ringan. Glock 17 dianggap pistol plastik.

Mekanisme pengoperasian pistol Glock 17 adalah pistol semi otomatis rekoil pendek dengan menggunakan peluru kaliber 9 mm.

BACA JUGA:Operasi Mobil Bodong di Linggau, Polres Sita 8 Unit Kendaraan dan Amankan 5 Tersangka

Pistol ini menggunakan sistem cam-lock milik Browning yang dimodifikasi dari pistol berkekuatan tinggi. Mekanisme penguncian pistol Glock 17 ini memanfaatkan per barel, dengan sebuah pengunci loading peluru persegi panjang ke port ejeksi dalam slide.

Selama tekanan rekoil mundur, laras yang ikut bergerak ke belakang awalnya terkunci bersamaan dengan slide sekitar 3 mm hingga peluru meninggalkan laras (ditembakan) dan tekanan ruang chamber kembali turun ke tingkat yang aman.

Sebuah mekanisme penggenjot dibawah laras yang berinteraksi dengan sitem penguncian yang ada pada rangka pistol, memaksa laras berpisah dari slide.

Hal ini memaksa laras terhenti didepan sementara slide kembali mundur dan membuang selonsong peluru akibat hentakan rekoil. Maju mundurnya slide dan daur anti rekoil ini adalah karakteristik sitem Browning.

Kekuatan Bharada E Lebihi Jendral

Salah satu yang jadi sorotan yakni sosok penembak Brigadir J, yakni Bharada E. Hingga saat ini, Bharada E belum juga jadi tersangka kasus penembakan.

Padahal Irjen Pol Ferdy Sambo, Brigjen Pol Hendra Kurniawan dan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto sampai dinonaktifkan dari jabatannya.

Terkait hal ini, Kadensus 88 Antiteror Polri Irjen Pol (Purn) Bekto Suprapto berikan tanggapan.

"Bharada E ini terkesan sebagai sosok yang paling menarik perhatian. Bahkan tokoh yang paling kuat. Paling sakti. Dianggap melebihi jenderal kekuatannya," ujar Irjen Pol (Purn) Bekto Suprapto seperti dikutip dari chanel Youtube Polisi Ooh Polisi via FIN.co.id pada Jumat 29 Juli 2022.

BACA JUGA:Viral, Pria Menari Erotis Dikelilingi Wanita, Uang Tip Diselipkan di Celana Dalam

Bahkan mantan Kadiv hukum Polri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi menyebut pemberitaan Bharada E ini juga luar biasa.

"Yang lebih hebat lagi kemarin dia menghilang. Eh sekarang datang lagi. Dia datang ke Komnas HAM dikawal sama banyak polisi. Yang dikawal kan cuma jenderal. Berarti dia melebihi jenderal. Ada perwira lagi yang mengawal. Mungkin besok-besok dia bisa jadi saksi, jadi tersangka atau nggak jadi. Makanya itu kenapa dia disebut sakti," timpal Aryanto.

Dia mengaku sampai saat ini tidak pernah mendengar Bharada E pernah diperiksa.  Namun, Aryanto meyakini Bharada E sebenarnya sudah diperiksa oleh penyidik.

BACA JUGA:2 Anggota DPRD PALI Kecelakaan, Bertabrakan Dengan Fuso di Lembak

"Bharada E pasti sudah diperiksa oleh penyidik maupun tim khusus yang dibentuk Kapolri. Kenapa? Keterangan dia bilang membela diri lalu menembak lima kali dari siapa kalau bukan keterangan saksi. Cuma oleh polisi tidak dipublis. Karena itu dianggap bisa mengganggu jalannya penyidikan. Itu lucunya. Alasannya kan sering begitu polisi," papar mantan Kapolda Sulawesi Tengah ini.

Menurutnya, nalar publik sudah meyakini bahwa Bharada E lebih sakti. Padahal jenderal saja sudah dinonaktifkan. Namun, sampai saat ini status Bharada E belum jelas.

Siapa Sesungguhnya Bharada E?

Siapa nama asli Bharada E penembak Brigadir Yosua hingga tewas di Rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo? Hingga kini sosok Bharada E si penembak jitu masis misterius.

Polisi belum mengungkap secara utuh siapa nama asli Bharada E yang konon memiliki kemampuan tembak terbaik.  Lantaran itu, pula warga net bongkar nama aslinya dan foto-foto keseharian Bharada E

Bharada E membuat publik penasaran. Bahkan netizen pun membongkar identitas Bharada E. Polisi dari kesatuan Brimob Polri itu diduga adalah Richard Eliezer Pudihang Lumiu. Dia adalah polisi asal Manado.

Ini terlihat dari unggahannya di Instagram @r.lumiu. Para netizen langsung menyerbu akun IG tersebut.

BACA JUGA:Kanwil DJP Sumsel-Babel Sukses Terapkan PPS, Ungkap 8 Triliun dari Wajib Pajak, Wow!

Mayoritas netizen mendesak Bharada E mengakui perbuatannya. Bahkan ada netizen yang meminta Bharada E jangan mau dijadikan tumbal.

Bharada E menjadi kunci dalam menjawab kasus tewasnya Brigadir Nopransyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, alias Brigadir Yosua.

Pasalnya, dia masih mengingat dengan jelas detik-detik peristiwa berdarah itu pecah di kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat, 8 Juli 2022 itu.

BACA JUGA:Kuota Jargas Untuk Sekayu Bertambah 2.500 Sambungan Baru, Upayakan Merata di Seluruh Muba

“Itu pun jika benar bahwa dirinya pelaku penembakan Brigadir Yosua seperti yang selama ini disampaikan polisi. Karena semuanya menunggu hasil dari tim bentukan Kapolri,” ujar Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie, kepada Disway.id, Minggu 17 Juli 2022.

Tujuh peluru hasil tembakannya juga harus dipertangungjawabkan, apalagi tudingan pelecehan yang mendarat ke Brigadir J terhadap istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo yang kini dipertanyakan oleh keluarga besar Brigadir J yang ada di Jambi.

“Memang menarik sosok Bharada E ini, apalagi setelah Polisi menyebut dirinya sebagai penembak. Kebenarannya penting untuk diungkap, karean spekulasi di luar sana sudah kemana-mana. Kejujuran begitu penting dalam peristiwa ini, meski pahit sekali pun,” imbuh Jerry Massie.

BACA JUGA:Toyota Tambah Investasi di Indonesia, Tiga Tahun Rp14 triliun

Kabar lain, Bharada E sudah diamankan oleh Mabes Polri. Versi Mabes Polri, status Bharada E adalah terperiksa. Tindakannya menembak Brigadir J dianggap menyelamatkan kehormatan istri pimpinan.

Sementara itu Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berharap bisa bertemu dengan istri Kepala Divisi (Kadiv) Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo secara langsung untuk mengumpulkan keterangan terkait kematian Brigadir J.

Anggota Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, mengatakan pihaknya menghormati keputusan istri Ferdy Sambo jika ingin mendapat pendampingan psikologis.

 “Kalau memang dibutuhkan pendamping psikologis, Komnas HAM setuju dan menghormatinya,” kata Anam.

BACA JUGA:Airlangga Pamer Ekonomi Indonesia di G20 , Cadangan Devisa Oke Ekspor Kinclong

Selain itu, lanjutnya, Komnas HAM juga akan meminta keterangan dari dokter forensik, polisi, dan tim siber yang menangani kasus tersebut; bahkan Ferdy Sambo pun tak luput untuk dimintai keterangan atas kematian Brigadir J.

Menurut Anam, pengumpulan data-data dan keterangan dari berbagai pihak tersebut sangat dibutuhkan agar peristiwa baku tembak yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo dapat semakin jelas diungkap.

Komnas HAM diketahui telah lebih dulu mengumpulkan informasi atau keterangan dari keluarga Brigadir J di Provinsi Jambi.

Langkah itu dilakukan sebagai tahap awal dalam mengusut kematian sopir dinas istri Ferdy Sambo itu.

Komnas HAM juga berharap dan mendorong masyarakat, apabila menemukan atau mengetahui informasi terkait kasus tersebut, bisa menyampaikan langsung ke lembaga itu.

Dia menegaskan Komnas HAM akan bekerja secara imparsial dan objektif dalam melihat kasus tersebut. “Oleh karena itu, kami mau masuk dan mendalami tahapan ini berdasarkan fakta,” ujarnya.  (yui/dnn)

Sumber: