Bertemu Kaisar, PM dan Para CEO Ini Hasil Kunjungan Jokowi ke Jepang

Bertemu Kaisar, PM dan Para CEO Ini Hasil Kunjungan Jokowi ke Jepang

Pertemuan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana dengan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako. (foto:seskab)--

RADAR PALEMBANG –Presiden Joko Widodo berserta sejumlah  menteri berkunjung ke Jepang membuahkan hasil yang cukup signifikan untuk perbaikan  kerjasama investasi kedua negara. 

Jokowi bersama berserta Ibu Negara Iriana   bertemu dengan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako, Perdana Menteri Fumio Kishida, serta dengan para CEO perusahaan besar Jepang.

Hasil kunjungan Jokowi ke Jepang melahirkan sejumlah kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Jepang.

Pada pertemuan dengan PM Fumio Kishida di Tokyo, Rabu (27/07), membahas berbagai hal mulai dari urusan perdagangan, investasi, dukungan IPTEK, pencapaian Net Zero Emission, konflik di Ukraina, dan isu-isu kawasan lainnya.

BACA JUGA:Pendapatan Negara Tumbuh 48,5 Persen Bikin Semester I 2022 APBN Surplus

Banyak sekali hasil kunjungan Jokowi ke Japang. “Kita sepakat akan memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua Negara,” ungkap Presiden, menukil dari siaran pers Kemenko Perekonomian yang diterma media ini, Kamis, 28 Juli 2022, sore.

Pada pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Kishida, setidak ada empat isu yang mereka bahas. Pertama, tentang penyelesaian amandemen protokol General Review IJEPA . 

Isu kedua, membahas kebijakan tarif dan non-tarif untuk mendukung ekspor-impor. Ketiga,  kedua pimpina negara itu membahas, Investasi Baru Perusahaan Jepang di Indonesia. Keempat, pembahasan isu tenetang energi, SDM/IPTEK, kawasan dan momentum 2023.

Secara lebuh rinci hasil kunjungan Jokowi ke Jepang disampaikan oleh  Menko Perekonomian  Airlangga Hartart, bersama  Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

 

Hasil Pertemuan Jokowi dengan PM Kishida

Penyelesaian Amandemen Protokol General Review IJEPA

Terkait Indonesian-Japan Economic Partnersip Agreement (IJEPA), Indonesia dan Jepang telah menyelesaikan General Review (GR) IJEPA pada 2019 lalu dan diumumkan kedua Kepala Negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang tahun 2019.

BACA JUGA:Sempat Indent Bulanan, Kini Stok Scoopy dan BeAt Ready

Penyelesaian GR IJEPA tersebut harus dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Perubahan Protokol IJEPA.

Saat ini sedang dilaksanakan pembahasan teknis antara Tim Negosiasi dari kedua negara. Salah satu isu yang masih tertunda dalam pembahasan adalah terkait permintaan Indonesia atas akses pasar untuk ekspor Ikan Tuna Kaleng ke Jepang.

Kedua pemimpin sepakat bahwa protokol perubahan IJEPA akan dapat diselesaikan dan ditandatangani pada saat penyelenggaraan KTT G20 November 2022 di Bali.

Hasil kunjungan kerja Jokowi ke Jepang lainnya, adalah Indonesia mengapresiasi kesediaan Jepang untuk mendiskusikan persiapan pelaksanaan dua pilot project dalam kerangka New MIDEC IJEPA. Pilot Project. Harapannya ini dapat terealisasi dalam waktu dekat ini adalah:

BACA JUGA:Airlangga Pamer Ekonomi Indonesia di G20 , Cadangan Devisa Oke Ekspor Kinclong

Pertama, Proyek Penguatan untuk Pengembangan SDM dalam Industri Mold and Dies (TOR Mold and Dies for Automotive Industry).

Kedua, Proyek Pengembangan SDM dan Sistem Operasi Manufaktur dalam Industri Otomotif untuk Mendukung Making Indonesia 4.0 (TOR SME Development for Automotive Industry). Perlu dikembangkan program atau proyek New MIDEC yang meliputi sektor prioritas lainnya.

 

Kebijakan Tarif dan Non-Tarif Mendukung Ekspor-Impor

Hasil kunjungan Jokowi ke Jepang, juga ada di bidang tarif ekspor-impor. Terkait dukungan ekspor produk Indonesia ke Jepang hasil kunjungan Jokowi ke Jepang,  telah menyepakati beberapa hal di bidang ekspor-impor, antara lain:

Pertama, ekspor Ikan Tuna Kaleng dari Indonesia ke Jepang, di mana Jepang memberikan preferensi tarif Bea Masuk (BM) = 0% kepada negara lain (untuk 4 Pos Tarif Ikan Tuna Kaleng), sedangkan untuk Ikan Tuna Kaleng dari Indonesia masih dikenakan tarif BM sebesar 7%.

BACA JUGA:Minyak Sawit Solusi Pangan Global, Airlangga Pada Sidang Tingkat Menteri CPOPC

Kedua, ekspor Buah Pisang dari Indonesia ke Jepang, di mana saat ini kuota ekspor sudah tidak dibatasi dan dikenakan Bea Masuk sebesar 10%-20%, namun untuk mendapatkan Pembebasan BM (BM= 0%), hanya diberikan untuk sebanyak 1.000 ton per tahun. Disepakati bahwa Jepang dapat memberikan peningkatan kuota sesuai yang diminta Indonesia pada saat perundingan IJEPA.

Ketiga, Ekspor Buah Nanas dari Indonesia ke Jepang, saat ini sudah tidak dibatasi kuotanya dan dikenakan BM sebesar 10%-20%, namun untuk mendapatkan pembebasan BM (BM= 0%) ada persyaratan berat maksimal 900 gram per buah dan kuota maksimal sebesar 500 ton per tahun. Disepakati bahwa Pemerintah Jepang akan meninjau kembali persyaratan dan kuota tersebut.

Keempat, Ekspor Buah Mangga dari Indonesia ke Jepang, akan didorong percepatan penyelesaian negosiasi akses pasar mangga Indonesia untuk ekspor ke Jepang.

BACA JUGA:Risiko dan Tantangan Global Ancam Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Beberkan Strategi Pemerintah

Kelima, Impor Baja dari Jepang ke Indonesia, maka untuk meringankan industri terhadap kebutuhan Bahan Baku/Penolong (berupa baja), Pemerintah Indonesia akan mengkaji kembali kebijakan untuk menurunkan tarif BM atas impor Baja.

Keenam,.impor produk perikanan dan pertanian dari Jepang, Pemerintah Indonesia telah menghapuskan persyaratan adanya Sertifikat Bebas Radioaktif, dan saat ini sudah diterbitkan regulasinya oleh BPOM (Makanan Olahan) dan Menteri Pertanian (Pangan Segar asal Hewan/Tumbuhan).

 

Investasi Baru Perusahaan Jepang di Indonesia

Hasil kunjungan Jokowi ke Jepang di bidang investasi yakni mendorong percepatan penyelesaian proyek strategis. Kedua pimpinan Negara akan saling menghargai proyek yang selesai tepat waktu, dan mengundang investasi baru di berbagai bidang.

BACA JUGA:Arah Moneter Negara Maju Berubah, Sri Mulyani: OJK Jangan Lengah

Beberapa hasil pembahasan investasi baru oleh Perusahaan Jepang di Indonesia antara lain:

Mitsubishi Motor Company (MMC) sampai saat ini telah menginvestasikan Rp11,3 triliun hingga akhir 2021 untuk seluruh pabrik MMC di Indonesia, targetnya akan menginvestasikan sekitar Rp 10 triliun mulai 2022 hingga 2025.

Toyota Motor Corporation (TMC) sesuai dengan janjinya untuk komitmen investasi di Indonesia pada saat KTT G20 di Osaka 2019 lalu, dalam tiga tahun investasi Toyota telah mencapai Rp14 triliun.  Untuk lima tahun ke depan (2022-2026) TMC menyatakan komitmennya untuk menambah investasi sebesar Rp27,1 triliun

Kelanjutan Pelabuhan Patimban, yang dibagi menjadi tiga tahap yakni: Tahap 1 (2018-2023) dibiayai melalui Loan JICA sebesar Rp14 triliun dan Rp9,5 triliun.

 Tahap 2 (2024-2025) estimasi memakan biaya sebesar Rp7,58 triliun untuk pengembangan Terminal Peti Kemas.

 Tahap 3 KPBU (2026-2027) estimasi biaya Rp3,86 triliun. Selain itu, juga dibangun Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban yang menghubungkan Pelabuhan Patimban dengan interchange non tol di Jalan Pringkasap – Pabuaran.

BACA JUGA:Pada Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20, Sri Mulyani Pamer Strategi Investasi Berkelanjutan

Proyek MRT Jakarta Fase 2 (Bundaran HI – Depo Ancol Barat) dibagi menjadi 2 tahap, yaitu Fase 2A (Bundaran HI – Kota) dan Fase 2B (Kota – Depo Ancol Barat). Total Pinjaman Fase 2 sebesar USD1,89 miliar dan tambahan sisa dari pinjaman Fase 1 sebesar JPY48,47 Miliar

Rencana pembangunan Proving Ground di Bekasi, di lokasi Balai Pengujian Laik Jalan & Sertifikasi Kendaraan Bermotor, untuk pengetesan keamanan dan road-worthiness sesuai standar internasional.

Ini untuk mendorong ekspor kendaraan bermotor. Proyek melalui skema KPBU, dengan nilai capex sebesar USD121,28 juta atau sekitar Rp1,81 triliun.

 

Energi, SDM/IPTEK, Isu Kawasan dan Momentum 2023

 

Secara khusus Presiden mengajak Jepang untuk mendukung percepatan pencapaian target Net Zero Emission melalui advokasi Jepang pada teknnologi inovatif seperti hidrogen dan amonia. Indonesia juga mengapresiasi Jepang, yang bersama-sama Amerika Serikat, akan membawa Just Energy Transition Partnership (JETP) kepada negara-negara mitra G7.

Salah satu prioritas Presidensi G20 Indonesia adalah Transisi Energi, yang mengedepankan JETP yaitu transisi energi yang inklusif dan adil dengan tiga fokus utama yakni Akses Energi, Pembiayaan Energi yang Berkelanjutan, dan Transfer Teknologi Energi Bersih.

BACA JUGA:Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Cukup Kuat Hadapi Tekanan Risiko Global

Mendorong dukungan IPTEK baru dari Jepang untuk beberapa proyek strategis Indonesia, terutama untuk hilirisasi, pengembangan EV, serta di sektor kesehatan dan pangan. Juga peningkatan kapasitas SDM untuk mendorong digitalisasi dan elektrifikasi.

Terkait isu regional dan global, Presiden menyampaikan penghargaan atas dukungan Jepang terhadap Presidensi G20 Indonesia untuk mendorong pemulihan ekonomi global.

Memanfaatkan momentum tahun depan (2023) bahwa Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN dan Jepang menjadi Ketua G7, perlu koordinasi perumusan agenda prioritas untuk mendorong terciptanya perdamaian dan kesejahteraan di kawasan dan dunia. Juga momentum memperingati 65 tahun Persahabatan Indonesia-Jepang dan peringatan 50 tahun ASEAN-Jepang.

 

Hasil Pertemuan dengan CEO Perusahaan Besar Jepang

Pada pertemuan dengan para CEO Perusahaan-Perusahaan besar Jepang. Pada intinya Presiden Jokowi menyampaikan bahwa saat ini Indonesia menjadi salah satu tempat tujuan investasi terbaik. Sekarang menjadi saat yang tepat bagi mereka meningkatkan investasinya di Indonesia.

Jepang merupakan salah satu Investor terbesar di Indonesia dengan karakter investasi berkualitas. Namun selain berkualitas, investor juga harus mempertimbangkan aspek daya saing (competitiveness) untuk bisa bersaing dengan investor lainnya dalam berinvestasi dan berusaha di Indonesia.

BACA JUGA:Sempat Indent Bulanan, Kini Stok Scoopy dan BeAt Ready

Artinya selain mengejar kualitas yang baik, tapi juga tetap mempertimbangkan harga yang bersaing atau kompetitif.

Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang membangun Ibu Kota Negara yang baru, karena itu akan banyak peluang untuk investasi, baik untuk pembangunan infrastruktur, penyiapan teknologi dan lain-lain, yang terbuka kesempatan untuk investor Jepang melakukan investasi dalam pembangunan IKN tersebut.

Selain itu, untuk memberikan kemudahan dan kepastian berusaha di Indonesia, telah dilakukan penyederhanaan dan penyempurnaan berbagai kebijakan investasi di Indonesia, terutama dengan telah ditetapkannya UU Cipta Kerja, dan penerapan sistem layanan perizinan berusaha elektronik yang terintegrasi (OSS RBA).

Karena itu, dengan berbagai kondisi dan potensi investasi yang sangat menarik ini, diharapkan para investor akan meningkatkan investasinya di Indonesia, sebagai salah satu tempat tujuan investasi terbaik saat ini. (yui)

 

 

Sumber: