Minyak Sawit Solusi Pangan Global, Airlangga Pada Sidang Tingkat Menteri CPOPC

Minyak Sawit Solusi Pangan Global, Airlangga Pada Sidang Tingkat Menteri CPOPC

RADAR PALEMBANG- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto minyak sawit solusi pangan global yang sedang  terancam krisis akibat terganggu rantai pasokan akibat perang Rusia dan Ukraina.

Menurut Airlangga Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi krisis pangan dan energi yang sedang melanda dunia saat ini.

Minyak sawit yang juga merupakan edible oil atau vegetable oil tentu berpotensi untuk menjadi solusi penting  dalam mengatasi  krisi pangan global.

BACA JUGA:Airlangga Ajak Anggota G20 Bangkit Bersama Indonesia yang Ekonominya Tumbuh 5,1%

BACA JUGA:Risiko dan Tantangan Global Ancam Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Beberkan Strategi Pemerintah

Oleh karenanya, negara-negara produsen sawit perlu memanfaatkan momentum meningkatnya permintaan minyak sawit dunia sekaligus terus mendorong pengakuan terhadap daya saing sawit keberlanjutan.

”Minyak sawit solusi pangan global karena  memiliki peran strategis mengatasi krisis pangan dan energi global saat ini,’’ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto saat bersama-sama memimpin Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) ke-10 dengan Menteri Industri Perkebunan dan Komoditi Malaysia, Y.M. Datuk Zuraida Kamaruddin di Nusa Dua Bali, Selasa (19/07).

Menurutnya,  upaya promosi dan realisasi komitmen keberlanjutan kelapa sawit perlu ditingkatkan.  Minyak sawit tidak hanya sebagai solusi pangan akan tetapi juga solusi bagi krisi energi global.

 BACA JUGA:Temuan Coffee, Kafe Hidden Gem ala Bali

BACA JUGA:Beauty Big, Bikin Wanita ‘Plus Size’ Tampil Percaya Diri

‘’Dialog konstruktif dengan konsumen dan produsen minyak nabati lainnya, serta peningkatan kapasitas dan investasi petani skala kecil,” jelas Airlangga sebagaimana tertuang dalam siaran pers Kemenko Perekonomian.

Di kesempatan yang sama, Menteri Zuraida mengungkapkan keyakinannya bahwa permintaan minyak sawit akan tetap kuat di tahun 2022 dengan terbukanya sektor ekonomi dan perbatasan internasional, terutama di sektor pangan.

Negara-negara produsen minyak sawit perlu mendorong narasi yang lebih baik tentang minyak sawit di tingkat global.

Menteri Zuraida juga menegaskan bahwa saat inilah waktu yang tepat bagi negara-negara produsen sawit dengan bantuan negara mitra pengimpor sawit untuk menunjukkan manfaat dari minyak sawit itu sendiri. Minyak sawit solusi  pangan global adalah sebuah kenyataan yang tidak bias terbantahkan.

BACA JUGA:Buka Pra Kongres Kebudayaan Komering 2022, Bupati Minta Patenkan Budaya Asli Komering

BACA JUGA:Dunia Berharap Banyak kepada Indonesia Jaga Kestabilan Ekonomi dan Geopolitik Global

Dalam PTM juga dilakukan pembahasan terkait dinamika dan tren peluang serta tantangan dalam pasar minyak nabati global, seperti disrupsi suplai minyak nabati global yang terpengaruh dengan adanya konflik di Ukraina dan proliferasi kebijakan proteksi komoditas pangan pangan.

Sebagai upaya peningkatan kerja sama CPOPC di masa mendatang, PTM juga telah membahas rencana CPOPC untuk menyelenggarakan The G20 Sustainable Vegetable Oil Summit sekitar bulan November 2022. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menyinergikan kerja sama dalam mengatasi tantangan pada rantai pasok minyak nabati.

Dalam kesempatan tersebut, PTM juga mendukung upaya CPOPC membantu Honduras dalam mengatasi kerusakan perkebunan kelapa sawit akibat badai yang terjadi pada tahun 2020. Direktur Eksekutif CPOPC menyampaikan laporan kegiatan CPOPC sejak PTM terakhir yang telah dilaksanakan pada bulan Desember 2021. Disoroti pula mengenai proses ratifikasi Protokol Perubahan Piagam CPOPC yang dapat menjadi momentum untuk penguatan kerjasama CPOPC di masa depan.

Selanjutnya, Menko Airlangga juga menyampaikan apresiasi terhadap promosi Global Framework of Principles of Sustainable Palm Oil (GFP – SPO) yang dikembangkan oleh CPOPC dalam acara side event  United Nations Economic and Social Council (ECOSOC) High Level Political Forum pada 10-15 Juli 2022 lalu.

BACA JUGA:Ekonomi Indonesia Tetap Kokoh Pada 2022, Ini Analisis R&I Tentang Prospeknya

Dalam kesempatan ini, kedua menteri menyampaikan dukungannya terhadap penunjukan pejabat Sekretariat CPOPC untuk periode 1 Juni 2022 – 31 Mei 2025.  Dalam hal ini, Dr. Rizal Affandi Lukman ditunjuk sebagai Direktur Eksekutif, Datuk Nageeb Wahab sebagai Deputi Direktur Eksekutif, Dr. Puah Chiew We sebagai Direktur Strategi dan Kebijakan, serta Dr. Witjaksana Darmosarkoro sebagai Direktur Keberlanjutan dan Petani Kecil. Disampaikan juga penghargaan kepada Tan Sri Datuk Dr. Yusof Basiron sebagai Direktur Eksekutif dan Mr. Dupito D. Simamora selaku Deputi Direktur Eksekutif CPOPC untuk periode 1 Juni 2019 – 31 Mei 2022.

Baik Indonesia dan Malaysia menegaskan kembali komitmen bersama guna memastikan upaya advokasi CPOPC untuk minyak sawit berkelanjutan akan terus dilakukan, termasuk dengan pemanfaatan momentum Presidensi Indonesia pada G20 guna memperkuat kolaborasi semua negara produsen minyak sawit dan pemangku kepentingan terkait.

Dalam rangka mendukung implementasi kebijakan energi terbarukan, Indonesia dan Malaysia juga sepakat untuk mempertimbangkan terkait peningkatan mandat biofuel menjadi B35 untuk Indonesia dan B20 untuk Malaysia dalam peningkatan konsumsi dalam negeri.

BACA JUGA:Begini Kronologis Calon Kades Ditembak Mati di Betung II OI, Ditelepon Seseorang, Buka Pintu Dor Dor Dor!

PTM tersebut juga turut dihadiri oleh wakil dari Observer Countries yang menyampaikan pidato secara virtual, antara lain Wakil Menteri Pertanian Kolombia Y.M. Mr. Juan Gonzalo Botero Botero, Menteri Pertanian dan Peternakan Honduras Y.M. Madam Laura Suazo, dan Sekretaris Jenderal dari The Oil Palm Corporation (OPIC) yang mewakili Pemerintah Papua Nugini Mr. Kepson Pupito.

Para wakil Observer Countries menyampaikan hal terkait dengan potensi kontribusi minyak sawit dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani skala kecil. Di lain pihak, terdapat juga harapan bagi CPOPC untuk dapat mendukung upaya mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sektor kelapa sawit, termasuk dinamika pasar global, fluktuasi harga sawit, serta tuntutan pemenuhan standar berkelanjutan.

Pada sesi konferensi pers, Menko Airlangga dan Menteri Zuraida menanggapi pertanyaan terkait bagaimana CPOPC menyikapi situasi geopolitik Rusia dan Ukraina yang memicu krisis pangan dan energi. Kedua Menteri meyakini bahwa saat ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan promosi bagi minyak sawit dan momentum ini perlu dimanfaatkan secara baik guna meyakinkan dunia atas manfaat-manfaat yang dapat diperoleh minyak sawit. (yui)  

Sumber: