Risiko dan Tantangan Global Ancam Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Beberkan Strategi Pemerintah

Risiko dan Tantangan Global Ancam Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga  Beberkan Strategi Pemerintah

RADAR PALEMBANG- Indoneisa tidak aman terhadap risiko dan tantangan global yang ancam pemulihan ekonomi meskipun sejumlah lembaga internasional menyebut ekonomi nasional dalam posisi kokoh.

Dalam menghadapi risiko dan tantangan global,  pemerintah dituntut punya alat  mitigasi dan strategi  yang jitu untuk menyelamatkan  ekonomi Indonesia.

Berbagai lembaga internasional telah memproyeksikan pertumbuhan global terkoreksi cukup signifikan.

Iternational Moneter Fun (IMF)  dan World Bank telah memproyeksikan ekonomi global pada tahun 2022 hanya tumbuh masing-masing 3,6% dan 2,9%.

Angka itu turun dari proyeksi sebelumnya di awal tahun.  Itu adalah risiko global yang akan dirasakan oleh Negara-negara di dunia.

BACA JUGA:Risiko Ekonomi Global Meningkat, Daya Beli Masyarakat Terancam, Begini Strategi Kemenkeu

Menurut Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pemerintah tidak mau kehilangan momentum pemulihan ekonomi Indonesia akibat tekanan risiko dan tantangan global.

Pemerintah telah menyiapkan mitigasi dan strategi untuk menghadapi risiko global itu melalui berbagai kebijakan. 

‘’Kebijakan untuk mitigasi pemulihan ekonomi itu antara lain,  penanganan kesehatan, peningkatan daya beli masyarakat. Kita juga memberikan berbagai insentif agar ekonomi tetap tumbuh,’’ujar Airlangga sebagaimana mengutip dari Siaran Pers, Kemenko Perekonomin , Jum’at 8 Juli 2022

Dia menyebutkan, beberapa insentif itu adalah: Pertama, insentif fiskal PPN DTP Perumahan. Kedua, PPnBM DTP Kendaraan Bermotor Roda 4. Dan yang ketiga perluasan Program BT-PKLWN serta kelima Subsidi Bunga KUR.

Airlangga menybut, perekonomian Indonesia tahun 2022 akan tumbuh secara optimis. Hal ini dapat terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q1-2022 sebesar 5,01% (yoy).

BACA JUGA:Tahun 2022, Pendapatan Negara Lampaui Target, Menkeu Sri Mulyani Beberkan Basisnya

Angka itu lebih baik daripada sejumlah negara lain seperti Tiongkok, Singapura, Korea Selatan, Jerman, dan Amerika Serikat.

Bahkan sejak akhir tahun lalu, perekonomian nasional telah kembali ke level sebelum pandemic. Hal itu membuat Indonesia kembali masuk menjadi negara dengan kategori negara berpendapatan menengah ke atas.

“Seiring kian terkendalinya pandemi Covid-19, arah kebijakan Program pemulihan Ekonomi Nasional /PEN) akan lebih antisipatif, responsif, dan produktif,’’ujar Airlangga Hartarto secara virtual dalam acara Astagatra Webinar Series dengan tema “2022: The Year of Economic Rebound”, Kamis 7 Juli 2022.

Menurut, anggaran pemilihan ekonomi Indonesia melalui  Program PEN akan mendorong jobs-stimulating recovery dengan kegiatan yang lebih produktif.

BACA JUGA:Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Cukup Kuat Hadapi Tekanan Risiko Global

Di tengah kondisi pandemi yang semakin membaik, berbagai risiko dan tantangan global juga terus meningkat dan memicu pelambatan pemulihan ekonomi global.

Tantangan tersebut terkait dengan The Perfect Storm atau 5C yakni Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Price, serta Cost of Living.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa perang antara Rusia dengan Ukraina juga berdampak pada perekonomian Indonesia, sekurang-kurangnya pada sektor pangan dan energi.

Untuk itu, pemerintah saat ini masih mengabsorpsi dampak kenaikan harga komoditas global melalui kebijakan fiskal. Peningkatkan jumlah subsidi untuk menjaga daya beli masyarakat adalah kebijakan fiskal sebagai alat mitigasi risiko dan tekanan global.

Kenaikan harga komoditas dalam neraca perdagangan dan ekspor dapat menjadi soft absorber dengan tetap menjaga kesehatan APBN.

BACA JUGA:Agrikultur Penopang Terbesar Ekonomi, Petani Sejahtera? Airlangga Jelaskan Prioritas Inklusif Keuangan

“Dalam jangka pendek, pemerintah perlu mempertebal kebijakan perlindungan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat miskin dan menengah ke bawah. Mereka adalah menjadi kelompok paling rentan dari dampak kenaikan harga,” ujar Menko Airlangga.

Beberapa kebijakan perlindungan sosial yang sudah terlaksana yaitu bansos minyak goreng, bantuan tunai untuk PKL, warung, dan nelayan (BT-PKLWN).

Ada juga program pemberdayaan seperti program padat karya, pembiayaan usaha mikro, dan peningkatan kapasitas SDM serta UMKM.

Peningkatan kapasitas SDM dan UMKM turut dilakukan dalam rangka mengembangkan ekosistem ekonomi digital dan mendorong produktivitas masyarakat

Berbagai strategi untuk mengembangkan ekosistem ekonomi digital yang telah diterapkan antara lain melalui Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, dan Digital Leadership Academy, sehingga mendukung pengembangan digital talent dan digitalisasi UMKM.

Lebih lanjut, Pemerintah juga terus mendorong program hilirisasi sebagai upaya pengembangan industri manufaktur. Upaya menciptakan struktur industri yang kuat dan bernilai tambah tinggi masih terus bergulir.

Di samping itu, hilirisasi juga terus didorong agar industri dapat meningkatkan nilai tambah komoditas Indonesia yang berdaya saing global dan berwawasan lingkungan.

“Pemulihan ekonomi di Indonesia merupakan harapan dari seluruh masyarakat. Kerja sama seluruh masyarakat terutama di bidang ekonomi, sosial, dan kesehatan akan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan hal tersebut,” tutup Menko Airlangga. (yui)

 

Sumber: