Indonesia Bebas Ancaman Krisis, Eropa 'Meriang' Resesi ?

 Indonesia Bebas Ancaman Krisis, Eropa 'Meriang' Resesi ?

Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D, saat memberikan kualiah umum dan Outlook Ekonomi Global & Domestik di Fakultas Ekonomi, Universitas Sriwijaya. Selasa, 29 November 2022-radarpalembang.disway.id-

Dan, dirinya berpesan harus terus memantau cadangan devisa. Dimana, cadangan devisa untuk melakukan intervensi pasar agar nilai tukar rupiah terhadap US Dollar tak terlalu bergejolak naik.

Itulah sebagian kecil ancaman kenapa di tahun depan akan ada pelemahan ekonomi. Karena, masih banyak faktor lain yang menjadi sebabnya. "Memang akan ada pelemahan ekonomi tapi tidak seperti 2013 dan 2015 yang rupiahnya melemah lebih besar,"jelas dia.

Perhatian selanjutnya, pesan Edhie, kalau yang pertama resesi bisa dilihat dari investasi seperti perjelasan diatas, maka kali ini resesi bisa masuk melalui saluran trade atau perdagangan.

"Kalau sebuah negara engaged (tergantung,read) ke global ekonomi kuat dan besar maka ketika global ekonomi turun maka akan langsung berpengaruh ke negara tersebut,"kata dia.

Bahkan, menurut dia, JP Morgan di 2023 memprediksi negara yang attach global ekonomi kuat maka akan ikut juga terpengaruhnya. Lalu bagaimana dengan Indonesia, apakah termasuk negara yang tergantung ke Global Ekonomi ?

Jawabannya, tegas Edhie, hanya 20 persen atau kadang 25 persen saja dari ekonomi kita yang tergantung (pasar,read) global, selebihnya sekitar 75 persen ekonomi kita di lokal, hidup dari kegiatan aktivitas dalam negeri.

Gambaran itu membuat Indonesia akan menjadi salah satu negara yang mungkin akan mampu bertahan disaat negara-negara maju di Eropa mengalami krisis ekonomi.

Sebagai perbandingan, Edhie mencontoh Singapura, itu 180 persen bisnisnya tergantung dari global ekonomi. Artinya, kalau global ekonomi goyah maka akan langsung berimbas ke negara yang berbatas langsung dengan negara kita, Indonesia.

Sumsel Masih Aman

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Erwin Soeriadimadja, mengatakan ditengah ancaman krisis global, pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan terus berlanjut.

"Pemulihan ekonomi di Sumsel terus berjalan tercermin angka pertumbuhan di 5,34 persen pada triwulan 3 tahun 2022,"jelas dia. Capaian tersebut, tegas Erwin, patut berbangga karena Sumsel masuk dalam 3 besar pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera.

Hal ini, menurut Erwin, tak lepas dari kerja keras kita semua. Dari sisi ancaman tingkat inflasi, kata dia, terkendali dan memang ada gejolak di Volatile food cukup besar didorong oleh kenaikan administrasi price.

Karenanya, lanjut dia, kita melakukan gerakan nasional pengendali pangan melalui tingkatkan kerjasama antar daerah, pengendalian inflasi di Sumsel menunjukan sinar karena termasuk dari 10 provinsi terbaik dan efeknya mendapatkan dana insentif daerah atau DID sebesar Rp10,5 miliar.

ISEI Palembang

Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kota Palembang masa bakti 2022-2025 resmi dilantik oleh Ketua Bidang IV PP ISEI Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D di Aula Magister Manajemen FE UNSRI, Selasa, 29 november 2022.

Terkait pelantikan tersebut, Erwin mengucapkan selamat kepada pengurus baru periode 2022-2025. "ISEI cabang Palembang mampu berikan kontribusi positif, kami dari BI senantiasa mendukung dan terutama riset investasi hilirasi dari Sumsel yang berkelanjutan,"ujar dia.
 


Sumber: