Indonesia Bebas Ancaman Krisis, Eropa 'Meriang' Resesi ?

 Indonesia Bebas Ancaman Krisis, Eropa 'Meriang' Resesi ?

Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D, saat memberikan kualiah umum dan Outlook Ekonomi Global & Domestik di Fakultas Ekonomi, Universitas Sriwijaya. Selasa, 29 November 2022-radarpalembang.disway.id-

BACA JUGA:6,7 Persen Inflasi Palembang Lampaui Nasional

Khusus aturan lahan hijau, kata Edhie, kalau peruntukannya untuk lahan hijau maka harus ditanam tanaman, tidak boleh yang lain. "Untuk pertanian, kalau menanam padi maka harus ada tanaman sela agar maksimal bagi ketersediaan pangan."

Seperti diketahui, Ekonomi Vietnam yang diukur dengan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 13,67% secara riil. Pertumbuhan itu untuk periode Juli-September atau kuartal III-2022 dibanding tahun sebelumnya.

Vietnam, menurut Edhie, sebenarnya negara komunis tapi dalam menjalankan pemerintahannya sebagai kapitalis. "Pejabat disana itu benar konsisten, selain kapitalis juga ada jiwa sosialnya ke masyarakat melalui sistem komunis tadi, sehingga kesejahteraan rakyat diperhatikan."

Ekonomi Global

BACA JUGA:BI Nilai Inflasi di Sumsel Masih Terkendali

Edhie juga mengingatkan adanya kecenderungan pelemahan ekonomi di tahun depan atau 2023. Dimana, kata dia, adanya perang antara Ukraina dan Rusia telah mempengaruhi perekonomian global.

Apalagi, Eropa sangat tergantung dari pasokan gas Rusia. Kondisi ini membuat, negara Eropa tujuan ekspor dari negara-negara Asia, termasuk Indonesia akan mungkin terganggu perdagangan internasionalnya.

"Patokannya Jerman, untuk Jerman pasokan gas mereka masih aman sampai dengan tahun 2023, jadi di 2022 masih aman karena ada pasokan dari negara sekitar Baltik, tapi kalau Jerman bermasalah maka Eropa akan bermasalah,"ulas dia.

Untuk Eropa, ia menilai optimis tetap bangkit masih ada. Dimana, kata Edhie, Eropa masih bagus inflasinya cenderung turun dengan target di tahun depan 2 persen dari kondisi saat ini sekitar 7 persen inflasinya.

BACA JUGA:Ini Komoditas Penyumbang Inflasi Sumsel Juli 2022 Sebesar 0,76 %

Tapi, ia mengingatkan, Jay Powel (Jerome Hayden Powell, Ketua Federal Reserve,read) bank sentralnya Amerika Serikat masih akan cenderung meningkatkan level rate-nya (suku bunga acuan,read).

Masalahnya, kata dia, kalau rate (suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat,read) didorong (naik,read) maka likuiditas akan turun dan menyebabkan dollar menjadi langka.

Imbasnya, kalau jumlah dollar di pasar menjadi langka maka harga mata uang mengacu ke dollar akan melemah, artinya jumlah uang yang dibayarkan untuk mendapatkan US1 akan lebih banyak, bahasa sederhananya dolar menjadi mahal.

Meski demikian, dirinya optimis dengan kinerja Bank Indonesia, kalau dolar bisa oleh Bank Indonesia dipertahankan Rp15.700 per USD saat ini kisarannya maka optimis akan stabil.

BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, Pemkot Palembang Segera Cairkan BLT BBM

Sumber: