Manuver Effendi Choirie Terkait Cawapres Kaolisi Perubahan, Muncul Khofifah Pupuskah Harapan PKS dan Demokrat
Anies Baswedan Capres dari Koalisi Perubahan bersama AHY. --Foto:dok/radar palembang
JAKARTA, RADAR PALEMBANG.COM - Tokoh Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Effendi Choirie membuat manuver terkait figur Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Koalisi Perubahan untuk mendampingi Anies Baswedan. Dia memunculkan dua nama dari NU yaitu Khofifah Indar Parawansa.
Effendi Choirie menunculkan nama dua tokoh NU itu lantaran hingga saat ini belum ada kesepakatan di dalam Koalisi Perubahan tentang nama yang akan mereka tetapkan sebagai Cawapres. Karena semua partai anggota koalisi memiliki hak yang sama, maka Nasdem memunculkan nama Khofifah dan Yeni Wahid.
Menyikapi manuver Effendi Choirie itu, anggota Koalisi Perubahan -- PKS dan Partai Demokrat pun menyikapinya dengan santai. Sesungguhnya, manuver Effendi Choirie alias Gus Choi itu, bisa mengancam gagalnya kader mereka menjadi Cawapres mendampingi Anies Baswedan.
BACA JUGA:Hasil Survei Anies Baswedan Unggul di Palembang
Pasalnya, PKS dan Partai Demokrat juga sedang berusaha mengegolkan kadernya sebagai Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) mendampingi Bacapres Anies Baswedan.
Partai Demokrat sejak awal terbentuknya Koalisi Perubahan sudah terang-terangan mengincar kursi Wakil Presiden. Tokoh yang mereka dorong untuk menjadi cawapres adalah Agus Harimurti Yodhoyono (AHY).
Begitu juga dengan PKS. Kendati masih malu-malu menyebut figur yang bakal mereka usung sebagai Bacawapres untuk mendampingi Anies Baswedan, gerak geriknya juga ingin mengajukan kadernya sendiri.
BACA JUGA:Anies Naik Jet Pribadi Saat Safari Politik, Nasdem: Kami Fasilitasi Sama Seperti Jokowi
"Kami menghormati usulan NasDem," ujar Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid, sebagaimana mengutip dari jpnn.com.
Kholid memaparkan, saat ini tiga partai --Nasdem, Demokrat dan PKS – sudah membentuk sebuah tim kecil untuk menggodok detil arah, dan kebijakan kerjasama politik dalam koalisi perubahan.
"Prinsipnya PKS terbuka untuk duduk bersama mencari format terbaik bagi Koalisi Perubahan. Semua anggota koalisi punya hak menyampaikan pandangannya," ujar Kholid.
BACA JUGA:Anies-AHY Bertemu Satukan Energi Semangat Perubahan dan Perbaikan
Menurut Cholid, untuk menyetujui sosok cawapres pendamping Anies dilandaskan kepada tiga. Pertama, calon figur yang akan menjadi Wapres mendapingi Anies Baswedan mampu mendukung pemenangan.
Kedua, berkapasitas memimpin negara. Ketiga, memiliki kapasitas mempersatukan. ‘’Penting pandangan capresnya seperti apa," ungkap Kholid.
Sebelumnya, Gus Choi menyebut ada beberapa tokoh-tokoh layak dipertimbangkan mendampingi Anies mulai dari Khofifah sampai Yenny Wahid.
BACA JUGA:Dukung Anies Elektabilitas Nasdem Bakal Naik Atau Tidak
"Dari kalangan NU misalnya ada Khofifah, ada Saifullah Yusuf, ada Yenny Wahid, ada Gus Yasin," kata Gus Choi kepada wartawan.
Sementara itu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memastikan penentuan Cawapres dalam Kaolisi Perubahan pemilihannay akan berlangsung secara nasional. Tiga parpol anggota kolisi tidak boleh memaksakan kendaknya.
‘’Sampai hari ini, kita masih terus mencari pasangan yang sebagai Cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan. Tidak boleh menggunakan
BACA JUGA:Elektabilitas Capres di Sumatra, Survei Charta Politika: Ganjar, Anies dan Prabowo Menguasai
“Bahwa kita hari ini terus mencari pasangan yang terbaik kans kemenangannya. Tidak boleh berdasarkan preferensi itu sangat subyektif seperti like dan dislike,” ujar AHY ditemui di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta.
Kendati demikina lanjut AHY, Wacana Bacapres dari Kaolisi Perubahan, tidak akan memilih wapresnya berdasarkan hitungan statistik.
Pasangan Calon (Paslon) Paslon yang akan diusung oleh tiga partai itu harus benar-benar sesuai dengan harapan masyarakat. Publik menginginkan ada alternatif kepemimpinan di masa depan.
BACA JUGA:Diserang Dukungan Kepada Anies dan Nasdem Malah Bisa Naik
‘’Kita tidak terlalu percaya dengan statistik karena belum tentu sesuai dengan realita di lapangan. Bisa saja angka statistic ketika dikonfirmasi di grass root, ternyata hasilnya berbeda,’’tegas AHY.
Proses penjajakan Koalisi Perubahan Masih on the track. Artinya berjalan sesuai dengan rencana dan kesepakatan dan keinginan tiga partai. Kendati demikian segala kemungkinan masih terbuka.
Politik ini kadag-kadang seperti sebuah misteri. Selalu terjadi perkembang hingga hitungan detik per detik. Proses koalisi juga demikian,’’ujarnya.
BACA JUGA:Cara Mudah Dapatkan Fulus dari Aplikasi Mesin Uang Helo, Cukup Tonton Video Rupiah Akan Ngalir
Menurut, anggota koalisi sampai hari ini terus mencari kesepakatan yang tujuannya adalah memenangkan konstestasi. ‘’Begitu juga dalam mencari wapres,’’tambahnya.
Penentuan Cawapres Kaolisi Perubahan Alot
Proses penentuan Cawapres dari Kaolisi Perusahaan masih alot. Tarik menarik antara PKS dan Partai Demokrat masih berlansung.
Demokrat ngotot usung AHY sementara PKS juga bersikukuh mengusung mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher sebagai bakal cawapres.
BACA JUGA:Yok Simak, 7 Website Penghasil Cuan, Bisa Dibuktikan Pasti Cair
Hal itu membuat situasi dalam koalisi perubahan sedikit memanas. Saling sahut antara Nasdem, PKS dan Demokrat kerap terjadi . Bahkan Demokrat sempat meminta Nasdem tidak memaksakan nama figure tertentu untuk menjadi Cawapres yang akan mendampingi Anies Basweda.
Terakhir hubungan antar anggota kolisi diisukan sedang merenggang. Bahkan ada yang mengatakan kolisi perubahan terancam bubar.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali memberikan warning kepada Partai Demokrat agar tidak memaksakan sosok Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menjadi cawapres dari Anies Baswedan.
"Ini bukan harga mati yang kemudian kalau tidak AHY kami tidak mau. Ya itu namanya mengunci kan. Kalau terjadi seperti itu, saya pastikan koalisi ini tidak berjalan," kata Ali kepada wartawan, Rabu (11/1/2023).
Ia menjelaskan, koalisi yang digagas dengan PKS dan Demokrat itu hingga saat ini menawarkan jagoannya untuk disandingkan dengan Anies di pesta demokrasi nanti.
Menurutnya, koaliasi Parpol bisa terbentuk memiliki pandangan yang sama . Pandangan itu adalah bagaimana memenangkan kompetisi pada Pilpres 2024.
‘’Dalam sebuah koalisi partai politik, tidak orang yang merasa sebagai pemimpin koalisi. Tidak ada orang atau partai merasa lebih dibutuhkan. Tidak ada anggota koalisi yang memaksakan kepentingan,’’ujarnya.
AHY pun menjawab peringatan dari NAsdem itu secara langsung. Menurutnya, tidak ada upaya Demokrat untuk memaksakan kehendak agar kadernya menjadi Cawapres Anies Baswedan. ‘’Tidak boleh dalam ikhtiar membangun koalisi ada yang saling memaksakan kehendak,’’ jawab AHY.
AHY mengaku, Partai Demokrat justru sangat menginginkan Koalisi Perubahan menjadi poros alternatif untuk mewujudkan harapan masyarakat. (*)
Sumber: