Sumsel Alami Inflasi 1,77 Persen di Maret 2025, Pendorong Utamanya Diskon Tarif Listrik Berakhir dan Ramadan

Sumsel Alami Inflasi 1,77 Persen di Maret 2025, Pendorong Utamanya Diskon Tarif Listrik Berakhir dan Ramadan

Kepala BPS Sumatra Selatan (Sumsel) Moh Wahyu Yulianto.-Davidkarnain/radarpalembang.id-

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Sumsel mengalami inflasi di Maret 2025 Year on Year (yoy) sebesar 1,77 persen.

Pada Maret 2025, Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,81. 

Kepala BPS Sumatra Selatan (Sumsel) Moh Wahyu Yulianto menyampaikan komoditas tersebut merupakan bagian dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami perubahan harga sebesar 13,18 persen.

Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil terhadap inflasi Maret sebesar 0,95 persen. 

BACA JUGA:Imbas Diskon Listrik 50 Persen, Sumsel Deflasi 0,41 Persen mtm Februari 2025, BPS: Bukan Penurunan Daya Beli

BACA JUGA:BI Sumsel Ungkap 4 Faktor Utama Penyebab Deflasi 0,41 Persen mtm di Februari 2025

"Secara yoy inflasi Maret 2025 di Sumsel sebesar 1,77 persen, atau mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya yang sebesar 0,49 persen," jelasnya. 

Kondisi inflasi Maret 2025, merupakan yang pertama kali terjadi di tahun ini, meningkat Januari dan Februari provinsi yang berjuluk Bumi Sriwijaya ini mengalami deflasi.

Secara umum, Wahyu memerinci dari total 11 kelompok pengeluaran, terdapat 8 kelompok pengeluaran lainnya dilaporkan mengalami kenaikan indeks atau inflasi.  

"Komoditas yang menyumbang inflasi tahunan cukup tinggi meliputi emas perhiasan, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng serta bawang putih," ujarnya. 

BACA JUGA:Sumsel YoY Inflasi 0,49 Persen, OKI Tertinggi di Februari 2025, Ini Daftar Komoditas Penyumbang Inflasi

BACA JUGA:Perkiraan Inflasi 2025 Rendah dan Terkendali di 2,5 Persen, BI Rate Turun Jadi 5,75 Persen di Awal Tahun Ini

Selanjutnya, BPS Sumsel mencatat ada 3 kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan.

Adapun kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan diantaranya kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar -4,32 persen, kelompok perlengkapan.

Sumber: