Catat Tanggal Perayaan Cap Go Meh Tahun 2024, Pulau Kemarau jadi Pusat Wisata di Palembang

Catat Tanggal Perayaan Cap Go Meh Tahun 2024, Pulau Kemarau jadi Pusat Wisata di Palembang

Salah satu angkutan perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemarau Palembang dengan menumpang perahu secara gratis yang disiapkan oleh panitia.-swandra/radarpalembang.com-

Biasanya masyarakat Tionghoa memiliki altar dirumah untuk Sembahyang atau yang biasa disebut Meja Abu. Akan ada barang-banarang yang biasanya terletak diatas Meja Abu seperti, Papan Arwah, Lilin, Dupa, Uang Kertas, serta makanan dan minuman.

BACA JUGA:Apa Itu Sembahyang Bacang? yang Puncak Perayaannya Jatuh Pada Hari Ini Kamis 22 Juni 2023

Tidak ada aturan khusus mengani sesaji untuk sembahyang ini namun hal ini adalah sebuah kegiatan yang wajib dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.

Perkembangan Sembahyang Leluhur di Rumah Masa Kini

Saat ini umumnya sudah tidak adalagi keturunan Tionghoa yang mengetahui secara persis mengenai asal mula sembahyang leluhur.

Pengetahuan seputar sembahyang leluhur didapat generasi sekarang dari ajaran dari orang tua yang diturunkan secara turun-temurun.

Tepatnya mereka mengetahui semua tentang sembahyang leluhur dari orang tua mereka. Hal itu karena memang mereka sudah tidak lagi tinggal di tiongkok.

BACA JUGA:Apa Itu Sembahyang Tebu (Pai Ti Kong )? Salah Satu Tradisi Suku Hokkian

Selain itu penutupan sekolah-sekolah Tionghoa di zaman Orde Baru juga turut membuat generasi saat ini kurang mendapatkan pengetahuan mengenai tradisi dan kebudayaan Tionghoa.

Di zaman Orde Baru, etnis Tionghoa harus berasimilasi secara total membaur menjadi warga pribumi, seperti diwajibkan mengubah nama aksara Chinanya menjadi nama yang telah di Indonesiakan.

Bukan hanya itu, perayaan keagamaan dan adat istiadat, seperti Tahun Baru Imlek, Perayaan Kue Bulan dan Cap Go Meh, apabila diselenggarakan secara umum, tidak boleh mencolok.

Jadi pada intinya dari pengetahuan yang mereka miliki dalam melakukan sembahyang leluhur tidak ada aturan yang ketat.

BACA JUGA:CATAT, Jadwal Sembahyang Besar Dewa-Dewi Tahun 2024

Umumnya yang disiapkan hanyalah barang-barang persembahan. Setelah itu anggota keluarga mulai memasang dan menyalakan lilin, membakar dupa/hio, bersoja dan membakar uang kertas.

Namun seiring perkembangan zaman yang semakin modern juga turut membuat generasi muda berfikir praktis, jadi tradisi yang sifatnya dianggap terlalu berlebihan dan merepotkan, maka sebaiknya tidak dilakukan dengan intensitas yang berlebihan. (*)

Sumber: