Catat Tanggal Perayaan Cap Go Meh Tahun 2024, Pulau Kemarau jadi Pusat Wisata di Palembang

Catat Tanggal Perayaan Cap Go Meh Tahun 2024, Pulau Kemarau jadi Pusat Wisata di Palembang

Salah satu angkutan perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemarau Palembang dengan menumpang perahu secara gratis yang disiapkan oleh panitia.-swandra/radarpalembang.com-

Xuan Tian Shang Di (Hanzi : 玄天上帝; Hokkian : Hian Thian Siang Te) atau Xuan Di (玄) adalah salah satu Dewa berperingkat tinggi dalam Taoisme (Kedudukan Xuan Tian Shang Di berada setingkat di bawah Yu Huang Da Di/Kaisar Langit), dan dipuja sebagai Dewa yang mengendalikan elemen dan memiliki kesaktian yang tinggi.

Beliau juga dianggap sebagai Dewa pelindung di Langit Utara, dan menjadi pemimpin tertinggi di kawasan tersebut, yang meliputi propinsi Shanxi, Hebei, Henan, dan inner Mongolia di Tiongkok (黑帝; Heidi; dimana dalam Taoisme, warna hitam merujuk arah utara). Beliau sangat dipuja oleh para seniman bela diri, hari kebesaran-Nya diperingati setiap tanggal 3 bulan 3 Imlek.

BACA JUGA:Cap Go Mee Pulau Kemaro, Puncaknya Potong Kambing Hitam di Depan Makam Tan Bun An dan Siti Fatimah

Pada patung atau arca-Nya, sering divisualisasikan dalam posisi duduk di singgasana, jubah kekaisaran atau pakaian perang keemasan, berjanggut hitam panjang tidak mengenakan sepatu, dengan kaki kanan menginjak ular, sementara kaki kiri menginjak kura-kura, sambil menggenggam sebilah pedang, dimana tangan kirinya membentuk “mudra tiga gunung” yang menyerupai Kwan Im,

4. Sembahyang hari kebesaran Dewi Tian Shang Sheng Mu (Mak Co; Ma Zu, 天上聖母) : Tanggal 23 bulan 03 Imlek (Rabu, 1 Mei 2024, Tanggal ini bertepatan dengan libur Hari Buruh Nasional).

Tian Shang Sheng Mu (Hanzi : 天上聖母; Hokkian : Thian Shang Sheng Bo) atau Ma Zu (媽祖; Hokkian : Mak Co), yang berarti “Ibu Suci”. Beliau adalah Dewi Pelindung Lautan dalam Taoisme. Memiliki nama kecil Lin Mo Niang (林默娘). Hari kebesaran Tian Shang Sheng Mu diperingati setiap tanggal 23 bulan 3 Imlek.

BACA JUGA:Sering ada Saat Sembahyang Tionghoa, Ini Arti dan Simbol Buah-buahan, Semangka Berarti Kemakmuran, Kesemek?

Sembahyang sebagai penghormatan terhadap leluhur ternyata memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Tionghoa.

Bagi masyarakat Tionghoa yang memiliki kepercayaan Konghucu, Sembahyang terhadap leluhur bukan hanya dilakukan saat jelang Imlek dan Cap Go Meh saja.

Masyarakat Tionghoa memaknai sembahyang terhadap leluhur atau orang tua sebagai bentuk syukur atas hidup yang telah dijalani dan agar tetap mengingat dan menghormati leluhur.

Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa leluhur adalah keturunan yang lahir sebelum orang tersebut, termasuk ayah dan ibu.

BACA JUGA:Catat Berikut Jadwal Sembahyang Hari Raya Tionghoa Tahun 2023

Namun sembahyang yang dilakukan adalah untuk menghormati mereka yang sudah meninggal, karena penganut kepercayaan Konghucu dan agama Buddha percaya adanya kehidupan setelah mati.

Selain berdoa untuk leluhur yang dikenal, Sembahyang juga mendoakan arwah-arwah yang tidak dikenal secara langsung.

Biasanya sembahyang ini dikenal dengan sebutan sembahyang Cio-ko. Sementara dalam ajaran Buddha, sembahyang tersebut dikenal sebagai upacara Ulambana.

Sumber: