Apa Itu Sembahyang Bacang? yang Puncak Perayaannya Jatuh Pada Hari Ini Kamis 22 Juni 2023

Apa Itu Sembahyang Bacang? yang Puncak Perayaannya Jatuh Pada Hari Ini Kamis 22 Juni 2023

Makna setar sejarah sembahyang bacang tradisi Tionghoa yang dilakuakn pada tanggal 5 bulan 5 imlek--

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Berdasar kalender jadwal Sembahyang Tionghoa 2023 puncak sembahyang bacang digelar pada hari ini  Kamis, 22 Juni 2023.

Mengutip jambi.kemenag.go.id, sembahyang bacang ini hanya diperingati masyarakat Tionghoa satu kali setahun pada tanggal 05 bulan 05 Imlek.

Sembahyang Bacang yang juga memiliki nama lain Peh Cun adalah sebuah trasdisi dari etnis Tionghoa dimana para warga akan mendatangi Klenteng, Vihara dan Rumah Abu dengan membawa kue bacang dan sesaji lainnya.

Kemudian kue bacang yang dibawa tadi diletakkan di depan altar Dewa dan disajikan dengan sesaji lainnya seperti permen, garu dan kertas sembahyang, jeruk dan sesaji lainnya.

BACA JUGA:Catat Berikut Jadwal Sembahyang Hari Raya Tionghoa Tahun 2023

Usai melakukan sembahyang maka sesaji pun harus dibersihkan dan sebagian kue tersebut dapat dimakan di rumah bersama keluarga atau dibagikan pada semua orang di tempat ibadah.

Adapun makna dari sembahyang bacang ini adalah sebagai bentuk permintaan tolong kepada para dewa supaya terhindar dari xie (serong, kejahatan, busuk, sakit, bencana) agar bisa hidup bahagia.

Sedangkan dari sejarahnya sembahyang bacang pertama kali dilakukan pada dinasti Zhou yang sudah berdiri sebelum Dinasti Qin yang dipimpin oleh Kaisar Qin Shi Huangdi atau The First Emperor.

Dikisahkan pada akhir dinasti Zhou, negara yang tersisa hanya 7. Kerajaan terkuat adalah Qin dan berniat mengambil 6 kerajaan lainnya.

BACA JUGA:Apa Itu Sembahyang Tebu (Pai Ti Kong )? Salah Satu Tradisi Suku Hokkian

Qu Yuan merupakan penasehat kaisar kerajaan Chu. Qu Yuan pun memberikan nasihat kepada Raja Chu untuk bersatu bersama 5 kerajaan yang lain supaya bisa melawan kerajaan Qin.

Akan tetapi nasihat yang diberikan pun diabaikan bahkan Qu Yuan pun disingkirkan. Qu Yuan pun sedih dan bunuh diri di sungai Miluo pada bulan 5 tanggal 5.

Jenazah Qu Yuan pun tidak ditemukan oleh penduduk. Karena jasad Qu Yuan takut dimakan oleh ikan, udang dan hewan lainnya, maka hewan air pun diberi makan bakcang.

 

Sumber: jambi.kemenag.go.id