Ritual Toa Pek Kong Tandai Penutupan Cheng Beng, Undang para Dewa Kembali ke Bumi

Ritual Toa Pek Kong Tandai Penutupan Cheng Beng, Undang para Dewa Kembali ke Bumi

Ritual Toa Pek Kong sebagai penutup Cheng Beng di Palembang dirayakan di Taman Pemakaman Talang Kerikil atau Kuburan China dan di Soak Simpur.-asif/radarpalembang-

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Ritual Toa Pek Kong menjadi penanda akhir dari perayaan Cheng Beng tahun 2024 ini.

Toa Pek Kong adalah sebuah ritual sembahyang untuk memanggil para dewa untuk kembali ke bumi.

Penutupan Cheng Beng di Palembang dirayakan pada Selasa 16 April 2024 di Taman Pemakaman Talang Kerikil atau Kuburan China dan di Soak Simpur Palembang.

Hadir dalam ritual tersebut ketua panitia pelaksana Ko Chandra Husin, didampingi panitia lain, di antaranya Ko Pipi, Ko Alung, Ko Tan Sri,  Ko Tohir Chandra, Ko Hindralili dan puluhan panitia lainnya.

BACA JUGA:Setahun Full, Berikut Jadwal Sembahyang Hari Raya Tionghoa Tahun 2024

BACA JUGA:Maju Satu Hari, Cheng Beng Tahun 2024 Jatuh pada tanggal 4 April, Tejadi Empat Tahun Sekali

"Iya dengan digelarnya ritual ini berarti aktivitas perayaan Cheng Beng di pemakaman Talang Kerikil dan Soak Simpur ini selesai," katanya.

Chandra juga mengatakan dalam ritual penutupan panitia  juga mendoakan  untuk arwah leluhur yang tidak dikunjungi keluarganya. "Iya kita doakan semua, " ujar dia.

Chandra juga menjelaskan tentang  Cheng Beng  yang merupakan tradisi turun menurun warga Tionghoa di seluruh dunia.

Makna utama ziarah kubur ini sebagai bukti bakti dan hormat anak ke orangtua atau leluhurnya. Momen ini juga menjadi waktu yang tepat untuk bersilahturahmi dengan kerabat dan keluarga besar. 

BACA JUGA:Dua Hal Penting Persiapan Sembahyang Cheng Beng, Salah Satunya untuk Usir Arwah Jahat

"Banyak pelajaran dan filosofi berkenaan Cheng Beng. Paling utama menjadi bukti bakti anak kepada orang tua dan leluhur yang terlebih dulu meninggal dunia. Kita lihat peziarah yang datang memanjat doa pula untuk leluhurnya," jelas Chandra. 

Sementara itu,  Pembimas Agama Buddha Kanwil Kemenag Sumsel, Aris Cahyanto saat kunjungan ke perayaan Cheng Beng yang lalu mengungkapkan dalam ajaran Buddha, menyayangi dan mendoakan sekaligus berziarah sangat penting. 

Sebab menurut tradisinya, momen ini bukti dan ketaatan anak ke orangtua dan leluhur. Dalam agama Budha, momen ini disebut juga pelimpahan jasa bagi kerabat, orangtua, dan leluhur yang meninggal.

Sumber: