Inspirasi Bisnis, Hj Hajiratun Toyiba, Owner Metasari, Jangan Pelit dengan Orang Tua
Hj Hajiratun Toyiba bersama suami yang membangun bisnis catering dan gedung serbaguna Metasari.-dok radar palembang-
BACA JUGA:Tokoh Inspirasi, dr Hj Siti Mirza Nuria SpOG, mantan Putri Indonesia yang Fokus di Dunia Kesehatan
“Saya dapat order besar itu dari ketua APJI pusat. Tendernya dia yang menang, kemudian karena saat itu saya ketua APJI Sumsel, order ini dilimpahkannya ke saya,” ungkapnya. Sebelum mengurus cartering Sea Games, Hajir pun mengurus catering untuk acara PON 2004 di Palembang.
Punya Dapur Percontohan
Apa rahasianya sehingga Hajir selalu memenangkan tender catering besar? Tidak ada rahasia khusus. Namun, Hajir senantiasa memperhatikan kualitas cateringnya dengan membuat dapur terpisah dari rumah.
Dia sengaja membangun dapur khusus di samping rumahnya untuk proses catering. Kebanyakan catering yang ada menggunakan dapur bergabung dengan rumah. “Dapur saya ini menjadi percontohan usaha catering, itu hasil survey dinas kesehatan,” ujar dia.
BACA JUGA:Tokoh Inspirasi, Abas Akbar, Juara Dunia dan Filosofi Latihan Tiga Kali
Bisnis cateringnya berjalan mulus. Dia banyak memperoleh pesanan dari DPRD Sumsel, kantor gubernur, kantor walikota, bahkan sampai ke bank-bank dan gedung-gedung. Rata-rata pelanggan ini merupakan pelanggan tetap, hingga tahunan. Di bisnis ini ia pun menambah usaha sewa pernak-pernik pengantin, mulai dari busana hingga make up.
Sedikt demi sedikit, uang hasil usaha ia kumpulkan. Tanpa sengaja, ada tetangganya menawarkan dia tanah seluas 6.000 meter persegi, yang lokasinya tidak jauh dari kediamannya. Waktu itu, di tahun 2010 harga tanah itu Rp 2 miliar.
Dia pun memutuskan untuk membelinya, kebetulan kala itu Hajir memang punya impian untuk memiliki gedung pertemuan sendiri karena ini berhubungan dengan usahanya yang ada sekarang.
BACA JUGA:Tokoh Inspirasi, Armando Mahler, Kuli Tambang jadi Orang Nomor Satu Freeport
Kini setelah semua kesuksesan ia raih, apa lagi yang dicari? Hajir berujar, untuk urusan dunia dan akhirat itu harus seimbang. Dia juga tidak pelit dengan uang yang diperolehnya. Baginya kesuksesan di dunia yang diraih semua berkat doa orang tua.
Makanya, Hajir sangat menghormati orang tua beserta mertuanya. Tanpa segan dia pun membagikan secara adil kepada keduanya. Bahkan di kediamannya banyak tinggal saudara-saudara dan keponakan.
Hajir tidak pernah main hitung-hitungan dengan urusan makan maupun uang. Rajin-rajinlah bersedekah, pesannya. “Saat punya banyak uang bersedekahlah. Dan saat hidup sedang susah pun tetaplah bersedekah,” kata dia menutup pembicaraan. (*)
Sumber: