Tokoh Inspirasi, Armando Mahler, Kuli Tambang jadi Orang Nomor Satu Freeport

Tokoh Inspirasi, Armando Mahler, Kuli Tambang jadi Orang Nomor Satu Freeport

Armando Mahler kelahiran Sumsel dan menjadi tokoh inspirasi karena kiprahnya di dunia pertambangan tanah air, khususnya di PT Preeport Indonesia.-dok radar palembang-

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Armando Mahler kecil adalah seorang anak yang nakal, suka berkelahi, dan suka bergaul dengan teman yang lebih dewasa.

Dia juga suka berorganisasi secara informal di RT dan membantu aktivitas di mushola. Walau mengikuti banyak kegiatan di luar sekolah tapi dia tidak pernah bolos sekolah.

Nilai akademisnya pun tidak menonjol sekali. “Yang saya ingat, saya dulu rutin mengikuti kegiatan Pramuka di sekolah,” kenang Armando mengawali cerita.

Sejak kecil banyak pelajaran yang didapat dari orang tuanya, seperti untuk tidak membawa ke rumah  masalah yang dihadapi di luar rumah.

BACA JUGA:Tokoh Inspirasi Sumsel, Prof Dr Jimly Asshiddiqie SH, Pernah Jualan Pempek, Gaji Pertama Rp 35 Ribu

 

Harus diselesaikan sendiri sebisa mungkin dan jangan cepat menyerah.  Orang tuanya selalu berkata, “Belajarlah untuk masa depanmu karena masa depanmu adalah tanggung jawabmu.”

Ia adalah alumnus Fakultas Teknik Jurasan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya yang lulus tahun 1982. Layaknya seorang sarjana, Armando muda juga bermimpi bekerja hebat dengan menjadi seorang birokrat di Departemen Pertambangan. Maka, berangkatlah ia ke Jakarta.

Namun, semuanya tidak seindah dan semudah yang dimimpikan. Armando belum juga dipanggil di Departemen Pertambangan.

Untuk menyambung hidup, Armando bekerja serabutan di Jakarta seraya menunggu panggilan kerja.  Ia juga melamar sendiri di PT Freeport Indonesia dan tidak ada bantuan atau referensi dari siapapun hingga diterima menjadi karyawan PTFI tahun 1983.

BACA JUGA:Inspirasi Bisnis Jusuf Masawan, Pendiri JM Group, Sering Gagal Bukan Berarti Stop

 

Saat itu usianya baru 28 tahun. ”Penghasilan saya pada saat baru masuk menjadi karyawan Freeport Indonesia hanya Rp 280.000 setiap bulan,” beber Armando.

Pada waktu pertama kerja, ia selalu mempuyai keinginan untuk sukses. Namun, ia tidak pernah membayangkan akan menjadi Presdir dan CEO Freeport Indonesia.

Sumber: