Tak Hanya Hapus Angka Kemiskinan, Kemajuan Ekonomi Dalam 100 Tahun Terakhir Berpotensi Hapus Peradaban Manusia

Tak Hanya Hapus Angka Kemiskinan, Kemajuan Ekonomi Dalam 100 Tahun Terakhir Berpotensi Hapus Peradaban Manusia

100 tahun kemajuan ekonomi tidak hanya berakibat positif menghapus angka kemiskinan, tetapi juga berakibat fatal bahkan dapat mengancam peradaban manusia--

Seperti pemberantasan kemiskinan, peningkatan standar kelayakan hidup, pemerataan pendidikan, angka harapan hidup manusia bertambah, dunia medis dan asupan nutrisi dalam makanan.

Tetapi  semua kemajuan tersebut bertopang pada sumber energi yang menjadi bom waktu dan menimbulkan potensi masalah yang sangat besar pada masa depan.

Namun  seluruh dunia sudah terlanjur bergantung dengan sumber energi fosil.

BACA JUGA:Pertemuan Bilateral Presiden Jokowi dan Marcos Junior, Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Filipina

Terdapat cara agar manusia bisa  tetap menikmati kemajuan teknologi dan ekonomi tanpa perlu bergantung dengan sumber-sumber energi yang merusak lingkungan dan menjadi bencana di masa depan.

Solusi atau caranya sangatlah sederhana yaitu setiap manusia dimuka bumi harus berhenti menggunakan sumber energi fosil yang dapat merusak lingkungan dan berganti pada sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan seperti tenaga surya angina, air dan juga panas bumi.

Sumber-sumber energi baru inilah yang secepatnya harus segera digalakan untuk menggantikan  sumber energi fosil.

Tetapi tantangan dari proses peralihan tersebut tidak disukai oleh  industri berbahan energi fosil dan semua pihak yang diuntungkan dari perkembangan bisnis energi fosil yang sudah merajai ekonomi dunia selama puluhan bahkan ratusan tahun.

Pada sisi lain  proses transisi pada sumber energi bersih tidak dapat terjadi secara instan karena dalam membangun industri baru memerlukan komitmen investasi yang sangat besar.

Serta juga memerlukan pengertian dari pihak investor untuk dapat bersaing dengan industri raksasa yang sudah sangat efisien, dimana hal ini membutuhkan proses dan tidak dapat langsung mendatangkan keuntungan dalam jangka waktu yang pendek.

BACA JUGA:Pertama Kali di Indonesia, Subholding Gas Pertamina Pelopori Pemanfaatan 36.500 MMBTU Bio-CNG Pelanggan Ritel

Namun pada saat ini banyak negara yang sudah memulai proses pembangunan ingfrastruktur dan juga mengoptimalkan proses operasionalnya agar semakin efisien.

Meskipun secara umum biaya operasional sumber energi bersih masih lebih mahal jika dibandingkan dengan energi fosil, tetapi biaya dan harganya dapat terus ditekan menjadi lebih efisien setiap tahun dan trennya semakin menjanjikan.

Dalam beberapa puluh tahun terakhir seluruh dunia terutama negara-negara maju sedang berlomba-lomba untuk segera melakukan proses transisi sumber energi baru, sumber energi bersih dan juga bersifat berkelanjutan atau terbarukan.

China menjadi negara yang paling berambisi untuk investasi di infrastruktur energi bersih dan terbarukan.

Sumber: