Tutup Paylater Akulaku, Keseriusan OJK Lindungi Konsumen Jadi Taruhan

Tutup Paylater Akulaku, Keseriusan OJK Lindungi Konsumen Jadi Taruhan

--

"Media sosial mempunyai pengaruh besar pada keputusan seseorang untuk meminjam secara online, di mana seseorang memiliki kecenderungan untuk tertarik dengan hal baru yang pada bersamaan diiringi dengan kebutuhan akan pinjaman,"tulis Bagus Perdana Rahmadyanto dan Marlina Ekawaty dari Universitas Brawijaya.

BACA JUGA:Akulaku Berkomitmen Penuhi Kewajiban Bisnis Pembiayaan Digital dari Regulator

Perlu Pengetatan

Mengacu pada hasil riset yang digelar peneliti di China "The rise of digital finance: Financial inclusion or debt trap?" yang dimuat dalam Finance Research Letters Volume 47 pada Juni 2022, mencatat perluasan akses terhadap keuangan digital memang meningkatkan partisipasi pasar kredit.

Akses yang lebih luas terhadap pasar kredit juga mengerek konsumsi rumah tangga dengan perubahan kecenderungan konsumsi kaum marjinal.

Namun, kemudahan akses itu juga meningkatkan risiko rumah tangga terjebak perangkap utang dan kesulitan keuangan lebih besar.

"Penelitan menunjukkan bahwa literasi keuangan rumah tangga di Tiongkok rendah dan rumah tangga yang buta finansial tidak menyadarai konsekuensi dari pilihan mereka terhadap utang," demikian ditulis oleh riset tersebut.

BACA JUGA:Perkuat Kinerja Loss Control Management, Kilang Pertamina Plaju Cegah Kehilangan Minyak

Maka itu, para pembuat kebijakan perlu membekali masyarakat dengan literasi keuangan digital yang tepat. Hanya, perlu dicatat bahwa peningkatan literasi keuangan saja tidak cukup untuk mencegah persoalan yang timbul akibat pinjaman online.

Hasil riset yang lain juga menyebut, ada hubungan erat antara kurangnya pengendalian diri dan buta huruf finansial dengan tidak terbayarnya pinjaman dan laporan terkait beban utang yang berlebihan.

"Sehingga, meskipun literasi keuangan dapat ditingkatkan melalui pendidikan keuangan, individu tidak dapat dididik mengenai pengendalian diri.

Maka itu, pembuat kebijakan perlu membatasi kredit yang tersedia dengan melakukan pengendalian berdasarkan tujuan pinjaman," demikian saran dari hasil riset.

BACA JUGA:WARNING! OJK Minta Perbankan Blokir Rekening Pengguna Judi Online

Indonesia memiliki profil mirip dengan China di mana tingkat literasi finansial masih rendah yaitu di bawah 50 persen di tengah penetrasi internet yang terus meningkat, hampir 80% dari total populasi.

Gempuran iklan pinjol di media sosial pun tidak ada batasan sejauh ini.

Sumber: