Serangan Politik kepada Anies Baswedan dari Gerindra Pasca Dapat Tiket Capres, Senjatanya Janji Politik 2017

Serangan Politik kepada Anies Baswedan dari Gerindra Pasca Dapat Tiket Capres, Senjatanya Janji Politik 2017

Anies Baswedan bersama Prabowo Subianto pada saat hubungan sedang mesra. Kini Gerindra lakukan serangan politik dengan membuka janji politik pada Pilgub DKI 201---- dok/radar palembang

Rezim Jokowi yang merupakan tidak senang dengan Anies Baswedan maju sebagai Capres 2024, akan memunculkan drama perpolitikan nasional yang semakin seru. Ini sempat membuat dilema bagi Partai NasDem yang menjadi motor penggerak koalisi perubahan.   

BACA JUGA:Soal Koalisi Perubahan, Fauzi Amro: Insya Allah PKS Deklarasi Dukung Anies Baswedan

‘’Semua orang pasti akan membuat persepsi di publik tentang figure terbaik mereka dan menyerang figur lain yang berseberangan.’’

Pertanyaannya kenapa Gerindra membongkar janji politik Anies dan Prabowo? Sejarah memang mencatat, Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto kerap menjadi korban janji politik. 

Pada Pemilu 2009, saat maju bersama-sama sebagai pasangan Capres dan Wapres, disebut-sebut ada perjanjian antara Prabowo dengan Megawati yang terkenal dengan perjanjian Batu Tulis. Isinya Mega akan mendukung Prabowo pada Pilpres 2014. 

BACA JUGA:Dukung Anies, Demokrat Ajak Nasdem dan PKS Bentuk Sekretariat Perubahan

Begitu juga dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Prabowo juga kena telikung. Sesungguhnya Prabowo dengan Gerindranya, ikut punya andil membawa Jokowi dari Solo ke Jakarta untuk merebut posisi DKI 1.  Pada 2 kali pilpres justru dia berhadapan dengan Jokowi.  

Itulah janji politik yang yang sesungguhnya tidak memiliki kekuatan mengikat. ’Saling menyendra dalam sebuah proses politik adalah sebuah keniscayaan. Itu pula pesan dari Sandiaga S Uno kepada Anies Baswedan. 

Apa seungguhnya perjajian politik antara Anies dan Prabowo? Partai Gerindra enggan membeberkannya.  Alasanya adalah perjanjian politik itu bukanlah untuk konsumsi publik. 

BACA JUGA:Manuver Effendi Choirie Terkait Cawapres Kaolisi Perubahan, Muncul Khofifah Pupuskah Harapan PKS dan Demokrat

‘’Kita tidak akan pernah membuka perjanjian politik antara Pak Anies dan Pak Prabowo. Jika mau tahu isi perjanjian itu, mari masuk Gerindra dulu,’’ucap Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, pada suatu ketika.

Kepastian Anies Baswedan mendapat tiket Capres pada Pilpres 2024, setelah  Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan dukungannya.

Sebelum NasDem dan Demokrat telah lebih dulu membuat dukungan secara resmi kepada Anies Baswedan.

BACA JUGA:Dukung Anies, Demokrat Ajak Nasdem dan PKS Bentuk Sekretariat Perubahan

Bergabungnya tiga partai Yatu NasDem, Demokrat dan PKS dalam koalisi perubahan,   tiket Anies untuk Capres melebih ambang batas Presidential Threshold, yaitu 28 persen.

Alasan PKS memberikan dukungan kepada Anies Baswedan meskipun saat ini terus mendapat serangan politik adalah, Anies mereka nilai merupakan simbol perubahan dan simbol figur yang nasionalis religius.

Sikap resmi dari PKS terhadap pencapresan Anies Baswedan dan eksistensi Kaolisi perubahan disampaikan oleh Wakil Ketua Manjelis Syuro PKS Sohibul Iman, 30 Januari 2023 malam WIB.

BACA JUGA:Dukung Anies Elektabilitas Nasdem Bakal Naik Atau Tidak

Menurut Sohibul Imam, ke depan PKS ingin melihat Indonesia lebih baik. Untuk itu diperlukan seorang pemimpin dan presiden yang mampu mengimplementasikan ide-ide perubahan. Tidak hanya itu, di masa depan Indonesia juga butuh seorang pemimpin yang nasionlis religius.   

Sohibul mengungkapkan, lewat kajian dan pertimbang yang matang maka PKS sosok perubahan dan nasionalis religius itu ada  pada sosok Anies Baswedan. (yui)

Sumber: