Antisipasi Krisis Global Pada 2023 Pemerintah Perkuat Pasar Domestik, Ekspor komoditas Utama Akan Melambat
--Menteri Koordinator Airlangga HArtarto, saat memberikan keterangan pers tentang kinerja ekspor Indonesia pada tahun 2023 dan antisipasi krisis global. (foto:humas kemenko perekonomian)
JAKARTA, RADAR PALEMBANG.COM – Dampak ketidakpastian dan krisis global terhadap ekonomi pada 2023 sudah terlihat secara kasat mata. Ini ditandai dengan terjadi pelambatan terhadap kinerja ekspor komoditas utama Indonesia hingga akhir tahun 2022.
Untuk mengantisipasi dampak negatif ketidakpastian global dan ancaman resesi ekonomi dunia pada tahun 2023, pemerintah mendorong penguatan pasar domestik.
Negara-negara yang ketergantungannya terhadap ekspornya relatif akan lebih mampu bertahan pada hantaman ketidakpastian dan krisis global itu.
Pasalnya, negara-egara negara itu memiliki pasar domestik yang besar. Indonesia termasuk ke dalam kelompok ini.
BACA JUGA:DLHK Palembang Target Retribusi Kebersihan Rp 600 Juta Sebulan, Ini Caranya
Menurut Menkoperekonomian Airlangga Hartarto, kinerja ekspor Indonesia telah mengalami pelambatan sejak pertengahan 2022.
Pelambatan itu juga terjadi pada ekspor komoditas utama Indonesia seperti batubara, logam dan crude plam oil (CPO).
‘’Penurunan kinerja ekspor Indonesia terjadi pada akhir 2022. Ini terjadi lantaran aktivitas perdagangan dan permintaan global mengalami penurunan. Ini juga terjadi pada komoditas utama global seperti gas alam, minyak brent dan gandum,’’ujar Airlangga dalam siaran pers Kemenko Perekonomian terkait Evaluasi Ekspor dan Investasi 2022 di Istana Kepresidenan Jakarta yang termuat dalam ekon.goid.
BACA JUGA:BPS Sumsel: Tingkat Hunian Hotel Bintang 5 Diatas 60 Persen
Bercermin pada ten global lanjut Airlangga, negara yang sektor manufakturnya masih ekspansif tidak terlalu banyak. Negara yang ekspansif itu adalah Jepang, Prancis, Meksiko, Indonesia, Brasil, India dan Arab Saudi.
Sejumlah negara lainnya, seperti Italia, Jerman, Korea manufaktur mengalami penurunan hingga 50 persen.
‘’Gambaran itu menunjukkan bahwa dunia masih berada dalam ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan perdagangan tahun lalu ekspansinya mencapai 3,5 persen. Pada tahun ini diperkirakan hanya 1 persen,’’ujar Menko Airlangga.
Airlangga memaparkan kinerja ekspor Indonesia selama tahun 2022 yang nilainya mencapai USD299,57 miliar atau tumbuh 29,40 persen (yoy). Impor juga mengalami pertumbuhan yang hampir setara yakni 25,37 persen (yoy) atau sebesar USD245,98 miliar.
BACA JUGA:Sumsel Rawan Predator Seksual Terhadap Anak, Ini Deretan Kasus Pedofil yang Pernah Terjadi
Menurutnya, tahun ini pemerintah akan memperbaiki kebijakan terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE). Pemerintah akan melakukan review terhadap jumlah devisa dan jangka panjang di dalam negeri.
‘’Sesuai dengan arahan Pak Presiden, kita akan revisi kebijakan DHE. Sasaran yang mau dicapai adalah peningkatan kinerja ekspor berbanding lurus dengan peningkatan cadangan devisa ekspor. Jangan sampai ekspor naik tetapi tidak menaikkan cadangan devisa ,’’ujarnya.
Saat konferensi pres, Airlangga juga didampingi oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Menurutnya, presiden telah menargetkan investasi masuk pada tahun 2023 sebesar sebesar Rp1.400.
Untuk mencapai target itu perlu sejumlah regulasi serta penyempurnaan regulasi yang telah ada. ‘’Regulasi yang kira membuat investor mikir-mikir untuk masuk ke Indonesia harus kita pangkas,’’tutup Airlangga. (yui)
Sumber: