Cerpen Mampir Karya Maria N Pakpahan

Selasa 07-03-2023,11:27 WIB
Editor : Admin

Brak! ceklek. Matanya membulat melihat ibunya yang kini sedang mengunci pintu kamarnya, dia meletakkan laptopnya ke nakas lalu turun dari ranjang menghampiri ibunya dengan perasaan was-was. "Ibu, ada apa?" tanya Auryn.

"Sini kau!" geram ibunya lalu menyeret tubuh Auryn, mendorongnya hingga terbentur dinding dan membuat sang empu meringis. "Apa yang kau katakan kepada ayah kau, hah?!” bentak ibunya seraya menarik kuat rambut Auryn yang tergerai.

Auryn meringis pelan seraya memegang tangan ibunya yang sedang menjambak rambutnya. "Ibu, sakitt. Aku tak mengatakan apa-apa, bu." Ibunya menyeringai lalu meraih vas bunga yang ada di meja sampingnya, melemparkan vas itu ke dinding tepat di sebelah kepala Auryn membuat gadis itu langsung terkejut.

Prang! Pecahan beling dari vas bunga itu kini sudah berserakan di sekitar tubuhnya, badan Auryn bergetar hebat melihat hal gila yang baru saja di lakukan oleh ibunya di depan matanya sendiri. “Apa yang kau katakan kepada ayah kau, Auryn?!” bentak ibunya lebih keras membuat Auryn berjengit kaget. Ibunya yang semula berlutut kini berdiri, mendekati nakas Auryn lalu menghempaskan segala sesuatu yang ada di sana. Sehingga gelas yang semula utuh kini menjadi kepingan di lantai, lalu jam bekker yang semula baik-baik saja kini sudah tak terbentuk.

Auryn memejamkan matanya, kedua tangannya di gunakan untuk menutup telinganya. Kepalanya berdengung, tubuhnya semakin bergetar sampai bibirnya kini sudah pucat pasi. Auryn sangat ketakutan saat melihat ibunya kesetanan, meskipun dia selalu berpura- pura menjadi pemberani. Namun di balik itu semua dia sungguh sangat ketakutan.

“Ibu jangan, Auryn takut," lirih gadis itu sembari terisak. Dia trauma dengan kemarahan ibunya yang seperti ini, karena dulu dia pernah menjadi sasaran dari ibunya hingga masuk ke rumah sakit sebab kepalanya di benturkan ke dinding dengan keras.

Namun, Auryn mengatakan kepada ayahnya bahwa itu hanyalah sebuah kecelakaan, itu semua dikarenakan Auryn yang selalu di ancam oleh ibunya agar tak membeberkan semua kebejatan dari sang ibu kepada ayahnya. Ibunya menyeringai seperti iblis, dia melepaskan sabuk pinggangnya lalu berjalan mendekati Auryn yang mash terduduk di lantai.

Plak!

Plak!

Dua pukulan keras sudah mendarat dengan mulus di kedua lengan Auryn. Kini dia menekuk lututnya di hadapan Auryn lalu mencengkeram dagu gadis itu, membuat kepalanya terdongak dengan paksa. "Kau yakin tak mengatakan apa-apa dengan ayah kau?" tanya ibunya dengan penuh penekanan.

Auryn menggeleng lemah, melihat tatapan mata ibunya yang sudah seperti iblis, Auryn tahu yang saat ini ada dihadapannya bukanlah ibunya, melainkan setan yang sudah merasuki tubuh ibunya. Tangan Auryn yang tengah bergetar, menggenggam lengan ibunya.

"Ibu ini Auryn, anak ibu. Ibu sadar, kan?" tanya Auryn dengan suara bergetar. “Kau tahu Auryn. Ayah kau menemui dan memarahi saya terus-terusan di kantor hanya karena saya yang bersikap keras dengan kau, dan hal itu sangat mengganggu saya. Kau pikir tak sulit mencari pekerjaan, hah?!" marah ibunya tanpa menghiraukan ucapan Auryn.

Melihat Auryn yang hanya diam, ibunya kembali berdiri memberikan beberapa pukulan keras tapa perasaan di beberapa bagian tubuh Auryn yang sudah mulai rapuh. Gadis itu terisak saat merasakan tubuhnya hampir hancur karena rasa sakit bekas pukulan ibunya.

"Ibu, cukup!" pekik Auryn yang sudah tak kuat menahan rasasakitnya.

Ibunya menyeret paksa tubuh Auryn dan membawanya ke kamar mandi, lalu mengguyur gadis itu dengan air dari shower. Dia terkekeh pelan
melihat Auryn yang gelagapan saat ia dengan sengaja menekan kepala Auryn hingga masuk ke dalam bahtub yang sudah di isi air penuh.

Sekitar 1 menit dia menahan kepala Auryn, lalu melepaskannya sembari tertawa keras. Auryn terbatuk-batuk saat kepalanya keluar dari dalam air. Air yang bercampur dengan darah merah keluar dari mulutnya membuat ibunya semakin senang.

Kategori :