JAKARTA, RADARPALEMBANG.COM -- Serangan politik kepada Anies Baswedan kini datang dari Partai Genrindra setelah mantan Gubernur DKI itu mendapatkan tiket untuk Capres pada Pilpres 2024. Gerinda membuka janji politik jelang Pilgub DKI pada 2017 untuk mendegradasi karakter Anies terhadap publik.
Anies Baswedan memastikan telah dapat tiket Capres untuk Pilpres 2024 dari koalisi perubahan dengan Presidential Threshold (PT) 28 persen membuat serangan politik terhadapnya makin kencang. Partai Gerindra pun kepanasan lalu menyerang Anies sebagai seorang tokoh yang gemar ingkar janji.
Ke depan Anies Baswedan akan terus mendapatkan serangan dari kelompok rezim pemerintahan saat ini kan terus terjadi. Pasalnya, sejak awal kelompok ini tidak rela dan ingin pencapresan Anies digagalkan.
BACA JUGA:Semen Baturaja Ajak 32 Produk Binaan Ramaikan Bazar UMKM untuk Indonesia 2023
Partai Gerindra membeberkan, saat menjelang Pilgub DKI tahun 2017, Anies Baswedan menyepakati janji politik dengan Prabowo dan Sandigao S Uno. Isinya, Anies berjanji tidak akan maju sebagai calon presiden.
Hanya saja, tidak disebutkan janji politik itu apakah untuk pencapresan pada Pilpres 2019 atau 2024. Ini yang masih menjadi pertanyaan publik.
Serangan Politik dari Gerindra kepada Anies Baswedan oleh anak buah Prabowo Subianto itu bertujuan ingin menyampaikan sebuah pesan kepada publik, bahwa sosok Anies bukanlah sebaik yang diperkirakan.
BACA JUGA:8 Rekomendasi KPK sudah Dijalankan Kemenag, Tinggal Harmonisasi Regulasi Haji
Pesan kuncinya adalah Anies merupakan sosok dan figur yan suka ingkar janji, termasuk dalam janji politiknya.
Menurut Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi, serangan politik kepada Anies Baswedan itu akan terus terjadi hingga berlangsungnya Pilpres 2024. Seorangan itu, pasti menyasar karakter Anies.
Begitu juga serangan Partai Gerindra kepada Anies Baswedan. Lanjut Ari Junaedi, para kader Gerindra ingin melemparkan pesan kepada publik bahwa Anies Baswedan adalah seorang yang janjinya tidak bisa dipegang.
‘’Jelas pensan kunci dari serangan Gerindra itu adalah, ingin menunjukkan kepada publik bahwa Anies susah memegang janjinya. Jelas tujuan dilemparkan pesan itu adalah memengaruhi persepsi publik, ,’’ujar Ari Junaidi, mengutip dari kompas.com.
Serangan politik kepada Anies BAswedan akan terus berlanjut meskipun sudah mendapatkan tiket Capres dengan 20 PT.
Rezim Jokowi yang merupakan tidak senang dengan Anies Baswedan maju sebagai Capres 2024, akan memunculkan drama perpolitikan nasional yang semakin seru. Ini sempat membuat dilema bagi Partai NasDem yang menjadi motor penggerak koalisi perubahan.