Ini Komentar Bos Mitsubishi soal Hancurnya Pasar Otomotif Thailand Akibat Mobil Listrik

Ini Komentar Bos Mitsubishi soal Hancurnya Pasar Otomotif Thailand Akibat Mobil Listrik

Berikut komentar Takao Kato Chief Executive Officer (CEO) Mitsubishi Motors Corporation soal hancurnay pasar otomotif di Thailand akibat mobil listrik--

Efek dari insentif besar-besaran itu membuat kendaraan listrik di sana kelebihan pasokan. Ini juga memicu perang harga mobil bermesin konvensional.

Bahkan, efeknya membuat pabrik mobil konvensional mengurangi produksi dan menutup pabrik, sampai produsen suku cadang yang gulung tikar.

BACA JUGA:Setelah Lebaran Nanti, Harga Mitsubishi L100 EV Bakal Naik, Beli Sekarang Masih Rp 320 Juta

BACA JUGA:Bongkar Spesifikasi Lengkap Mitsubishi Minicab MiEV, Hanya Dijual Terbatas di Indonesia, Mulai Januari 2024

"Penjualan mobil berbahan bakar fosil mulai turun setelah subsidi kendaraan listrik di Thailand. Produsen mobil Jepang paling terkena dampaknya karena mereka memproduksi sekitar 90 persen kendaraan fosil di negara tersebut," demikian dikutip Asia Nikkei.

"Konsekuensi yang tidak diinginkan juga telah menyebar ke rantai pasokan (produsen komponen kendaraan), di mana setidaknya selusin produsen suku cadang telah tutup karena sebagian besar produsen kendaraan listrik China yang disubsidi tidak membeli dari sebagian besar produsen suku cadang tersebut," tulisnya.


Chief Executive Officer (CEO) Mitsubishi Motors Corporation--

Menaggapi hal tersebut, CEO Mitsubishi Motors Corporation (MMC), Takao Kato, mengatakan kondisi ini tidak ideal. Sebab penawaran mobil listrik dengan harga terjangkau tidak dibarengi dengan infrastruktur yang siap.

"Banyak kendaraan listrik asal China yang sudah datang (ke pasar Thailand), bahkan beberapa dari itu mencatatkan penjualan yang sangat baik.

BACA JUGA:Meski Berat, Tahun 2023 Mitsubishi Fuso Bertahan Kuasai 60 Persen Pasar di Sumsel

BACA JUGA:Apresiasi Konsumen, KTB dan Berlian Maju Motor Gelar Mitsubishi Fuso Truck Campaign 2023 di Palembang

Namun sudah sejak awal tahun ini, saya yakin penjualan BEV akan merosot drastis," ujar CEO MMC Takao Kato belum lama ini.

"Kemungkinannya, lingkungan di Thailand belum siap akan kendaraan listrik murni ini. Infrastrukturnya belum terinstal dan orang-orangnya masih ragu untuk membeli kendaraan listrik murni untuk saat ini," lanjutnya.

Kondisi ini sebenarnya terlihat menguntungkan bagi masyarakat. Pilihan menjadi beragam dan harga kompetitif. Namun dari pandangan CEO Mitsubishi Motors Corporation, hal ini justru membuat calon pembelinya kebingungan.

"Terkadang saya melihat harganya (mobil listrik) turun terlalu sering. Itu membuat masyarakat Thailand komplain dengan situasinya," lanjutnya.

Sumber: