10 Tata Cara Masyarakat Tionghoa Gunakan Sumpit, Larangan yang Kamu Wajib Tau
Meski terlihat sederhana, ternyata makan pakai sumpit bagi masyarakat Tionghoa ada tata caranya.--cloudfront.net
BACA JUGA:Resep dan Cara Membuat Bacang, Kuliner Tradisional Tionghoa yang Lezat
2. Sumpit Jatuh ke Lantai
Tindakan menjatuhkan sumpit di lantai adalah sesuatu yang sangat tidak sopan. Menjatuhkan sumpit di lantai seperti “mengagetkan dewa”.
Sebab, masyarakat Tionghoa percaya Dewa Tu Di Gong dan para leluhur yang sudah meninggal, berada di bawah tanah.
Sehingga, sumpit yang jatuh akan membuat kaget dewa dan leluhur. Hal ini dianggap sebagai sesuatu yang kurang sopan karena tidak berbakti.
Lalu, bagi yang tanpa sengaja menjatuhkan sumpit di lantai, cara yang dianjurkan adalah dengan segera mengambar hurut Shidengan sumpit tersebut di lantai.
Tindakan ini memberi arti, saya tidak dengan sengaja mengagetkan leluhur. Kemudian sumpit yang jatuh tadi diangkat seraya mengatakan “Wo Gaisi” yang berarti, saya seharusnya pantas mati.
3. Tiga Panjang, Dua Pendek
Panjang sumpit harus sama saat meletakkannya di atas meja. Sumpit yang tidak sama panjan, dianggap tabu bagi masyarakat Tionghoa.
Masyarat Tionghoa menyebutnya dengan istilah tiga panjang dua pendek yang maksudnya adalah “kematian”.
BACA JUGA:Apa Itu Sembahyang Bacang? yang Puncak Perayaannya Jatuh Pada Hari Ini Kamis 22 Juni 2023
Pada zaman dulu, masyarakat Tionghoa menganggap mereka yang sudah meninggal harus dimasukkan ke dalam peti mati.
Nah, saat menutup peti ada bagian penyanggah depan dan belakang yakni dua papan kayu pendek, lalu tiga papan kayu panjang pada kedua sisi dan bagian dasar.
Papan kayu ini kalau bergabung jadi peti pati, yang disebut tiga panjang dua pendek, sehingga masyarakat Tionghoa menganggapnya tabu.
endek. Karena itulah hal ini dianggap tabu.
Sumber: