10 Tata Cara Masyarakat Tionghoa Gunakan Sumpit, Larangan yang Kamu Wajib Tau
Meski terlihat sederhana, ternyata makan pakai sumpit bagi masyarakat Tionghoa ada tata caranya.--cloudfront.net
Saat makan hanya memakai satu batang sumpit untuk mencari makanan dalam piring. Ini sama saja dengan menghina orang lain yang makan semeja dengan kita. Tindakan seperti ini sama dengan mengacungkan jari tengah kepada orang lain pada budaya Barat.
9. Menusuk Makanan dengan Sebatang Sumpit
Ada orang yang sebenarnya bermaksud baik dengan mengambilkan makanan untuk orang lain. Namun untuk alasan kepraktisan, dia menggunakan satu batang sumpit, ditusukkan pada makanan, kemudian dioperkan kepada orang tersebut.
BACA JUGA:Setahun Full, Berikut Jadwal Sembahyang Hari Raya Tionghoa Tahun 2024
Cara ini dianggap tidak menghormati orang lain, karena dalam tradisi Tiongkok ini seperti saat akan mempersembahkan hio; jadi bagaikan memberikan hio kepada orang mati. Maka menancapkan sumpit ke dalam mangkuk tidaklah sopan.
10. Menyilangkan Sumpit di Atas Meja
Hal ini biasanya kurang diperhatikan oleh orang; yakni saat makan dengan sumpit kita menyilangkan sumpit di atas meja dengan sembarangan. Hal ini tidak boleh dilakukan, karena biasanya dengan membentuk tanda silang di atas meja makan dengan sumpit, seakan kita menyalahkan orang lain yang semeja.
Seperti seorang murid membuat kesalahan di buku PR, lalu guru memberi tanda silang di sana. Selain itu, perbuatan ini juga seperti tidak menghormati diri sendiri, karena di pengadilan jaman dulu, menorehkan tanda silang pada kertas berarti mengakui diri sendiri bersalah.
BACA JUGA:Apa itu Tradisi Tingjing? Salah Satu Prosesi Pada Saat Lamaran Jess No Limit dan Sisca Kohl
Tahukah kamu? Panjang standar sumpit adalah 7,6 inci (22-24 cm). Sumpit berbentuk bulat di satu ujung, dan berbentuk persegi di ujung lainnya. Lingkaran melambangkan langit, sementara persegi empat adalah simbol bumi.
Tata cara sebanyak 10 tersebut merupakan hal-hal yang jadi perhatian saat menggunakan sumpit.
Penting mengetahui aturan ini, sehingga ketika bersama orang lain, kamu akan dianggap sebagai orang yang berbudi luhur, yang menghargai satu sama lain, khususnya tradisi. (*)
Sumber: