Pedagang Pasar Kuto Tolak Tegas Revitalisasi Oleh Pihak Ketiga, Minta PD Pasar Jaya yang Mengerjakan

Pedagang Pasar Kuto Tolak Tegas Revitalisasi Oleh Pihak Ketiga, Minta PD Pasar Jaya yang Mengerjakan

Pedagang Pasar Kuto Tolak Tegas Revitalisasi Oleh Pihak Ketiga, Minta PD Pasar Jaya Yang Mengerjakan--

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Pedagang pasar Kuto yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang pasar Kuto, menolak tegas rencana pemerintah kota Palembang merevitilasasi pasar oleh pihak ketiga.

Namun mereka menyetujui apabila revitalisasi pasar Kuto tersebut dilakukan oleh PD Pasar Jaya Palembang.

"Kami setuju jika pasar Kuto dibangun oleh PD pasar Jaya bukan oleh pihak ketiga," kata Ketua Paguyuban Pasar Kuto Alex Syamsuddin ketika ditemui di Pasar Kuto, Rabu 12 juli 2023.

Menurut Alex, pembangunan Pasar Kuto jangan sama dilakukan oleh pihak ketiga seperti pasar 16 Ilir Palembang. 

“Apalagi sekarang ini dari Build Operate and Transfer (BOT) ke KSO kami tidak setuju, selama ini belum ada surat edaran tentang ini.

BACA JUGA:Waduh! UKB Laporkan 2 Mantan Dosen ke Polda Sumsel, Ini Alasannya

Tapi pedagang Pasar Kuto selalu di bilangin bakal di rehab, itu yang menganggu pedagang dan pedagang sekarang sangat resah apalagi semenjak Pasar 16 diambil alih pihak ketiga kami kami pedagang makin resah,” kata Alex.

Jika nantinya Pasar Kuto di kelola pihak ketiga maka pedagang akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan ini.

“Kami tidak mau pasar kami seperti  Pasar 16 Ilir, alhamdulilah beberapa hari ini  rombongan aliansi pedagang pasar demo di KPK dan Kejagung di Jakarta dan kami mohon PD Pasar untuk mengambil alih Pasar Kuto,” ujar dia.

Sedangkan kuasa hukum Pedagang Pasar Kuto, Sapriadi Syamsudin, SH, MH menjelaskan kalau pedagang Pasar Kuto dari dulu menolak tegas kalau Pasar Kuto akan di BOT ke pihak ketiga.

BACA JUGA:Warga Palembang Keluhkan Keruhnya Air PDAM, Ternyata ini Penyebabnya

“Dari kacamata hukum yang kami lihat tidak mungkin BOT di BOTkan ketika peralihan pemerintaha Walikota Palembang saat itu Eddy Santana Putra di BOTkan  ke perusahaan lain yaitu Prabu Alai ke Ganda Tata Prima (GTP).

Sehingga bergejolak  persoala ini dan pedagang minta di kelola langsung oleh PD Pasar dan sejak 2016 persoalan ini bergejolak, kami mendengar Pasar Kuto akan di BOTkan lagi dengan perusahaan lain,” katanya.

Sapriadi menilai BOT ini di duga menyalahi regulasi yang ada, karena selalu di pihak tigakan lagi saat dipenghujung masa jabatan pemerintahan walikota Palembang.

Sumber: