Tokoh Inspirasi, Darmawan, dari Level Paling Bawah hingga jadi Kepala BCA Wilayah VII
Darmawan saat menjadi Kepala BCA Wilayah VII Palembang dan sukses membangun karir dari level bawah.-salamun/radarpalembang.disway.id-
Waktu masih menapaki karir di dunia kerja, Darmawan hanya menerapkan prinsip tidak terlalu ambisius dalam mengejar jabatan.
Menurutnya, jabatan adalah amanah, apapun jabatan yang di dapat berarti begitulah amanah yang harus dijunjung dan ditaati.
Meski diakuinya, obsesi dan ambisi perlu dalam memberikan motivasi kerja, namun hal itu jangan dijadikan sebagai sasaran akhir jangka panjang, sebab jika kesana arah orang bekerja, hasil dari dikerjakan tidak akan maksimal karena tidak ada rasa ketulusan dalam bekerja.
Salah satu bukti kalau jabatan dianggapnya amanah harus dibuktikan mulai dari hal yang paling kecil, membuat prestasi yang paling kecil sekalipun setiap hari, contohnya tidak pernah absen atau bolos bekerja.
BACA JUGA:Tokoh Inspirasi, dr Hj Siti Mirza Nuria SpOG, mantan Putri Indonesia yang Fokus di Dunia Kesehatan
Ketika Darmawan masih menapaki karir, ia pernah empat tahun tidak pernah bolos kerja, baik absen, sakit atau izin sekalipun, bahkan terlambat satu menitpun tidak pernah ia lakukan selama empat tahun.
Ini merupakan bukti bagaimana seorang yang berkerja tulus dan menganggap jabatan dan pekerjaan adalah amanah.
Satu hal lagi yang perlu menjadi perhatian seseorang yang menjadi karyawan, harus tahu di mana posisi dan apa jabatan kita, agar kita bekerja bisa memberikan yang terbaik bagi perusahaan sebab kemajuan perusahaan berarti kemajuan pegawainya.
BACA JUGA:Tokoh Inspirasi, Abas Akbar, Juara Dunia dan Filosofi Latihan Tiga Kali
Untuk itu, meski sudah berkerja dan mendapat tempat bagus kemampuan harus terus diasah, agar pengetahuan selalu fresh agar bisa bekerja optimal dan syukur-syukur bisa membantu rekan kerja yang lain.
Membantu rekan kerja merupakan hal yang sering dilakukan Darmawan ketika masih berstatus karyawan biasa, membantu rekan kerja lintas divisi menjadi pengalaman paling berharganya.
Sebab, hal itu dijadikannya sebagai sarana untuk belajar agar ketika ia dipindahkan ke divisi tersebut sudah memiliki bekal.
Membantu rekan yang lain dilakukan Darmawan tanpa pamrih atau hitungan lembur meski sering pulang tengah malam hanya untuk membatu menyelesaikan tugas rekannya.
Sumber: