Dampak PMN Kepada BUMN yang Nilainya Capai Rp369,17 Triliun, Ini Penjelasan Menkeu
Menkeu Sri Mulyani Indrawati membeberkan dampak PMN kepada BUMN terhadap ekonomi saat Raker dengan Komisi XI DPR, Senin 29 Agustus 2022. –foto: humas kemenkeu/radar palembang--
JAKARTA, RADAR PALEMBANG – Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak 2005 hingga 2021 nilainya mencapai sebesar Rp369,17 triliun. Apa saja dampaknya terhadap perekonomian? Ini penjelasan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati,
Bentuk PNM itu berupa fresh money yaitu injeksi dana secara langsung dari APBN ke BUMN sebesar Rp350,19 triliun dan non cash sebesar Rp18,98 triliun.
Dampak PNM kepada BUMN terhadap perekonomian, disampaikan Sri Mulyani di hadapan anggota Komisi XI DPR saat menggelar Rapat Kerja (Raker) Senin, 29 Agustus 2022.
“Sama seperti APBN, damapl PMN dari sisi ekonomi maupun sosial, kita harus melihatnya secara akuntabel,’’kata Sri Mulyani, dalam siaran pers Kemenkeu, Senin, 29 Agustus 2022.
BACA JUGA:Bupati OKI Terima Penghargaan Green Leadership Nirwasita Tantra
Sri Mulyani membeberkan, PNM kepada BUMN sejak tahun 2005 hingga 2021 telah mencapai Rp369,17 triliun.
Menkeu menjelaskan ada enam sektor yang memproleh dampak PNM kepada BUMN secara sigfinikan.
Pertama, dampak terhadap infrastruktur sebagai sektor terbesar yang mendapatkan PMN. Ini berhasil mengurangi biaya logistik, rata-rata Economic Internal Rate of Return (EIRR) pada 30 proyek infrastruktur 21,05 persen.
Selain itu juga membuka lapangan kerja dan menciptakan nilai tambah ekonomi baik jalan, transportasi, maupun kawasan.
BACA JUGA:Harga Jual Listrik ke PT PLN Kompetitif, PT BPI Optimis Penuhi Pasokan Listrik Masyarakat
Dampak PMN kedua, dirasakan pada sektor energi. Pemberian PMN kepada BUMN dapat mengembangkan ekonomi dan menciptakan akses energi yang berkeadilan.
Selain itu juga meningkatkan kapasitas produksi pembangkit listrik 120 MW dan cakupan pelanggan yang mencapai 79 juta pelanggan dan 61 juta kilo liter BBM.
Dari sisi dampak terhadap pangan, pemberian PMN mampu menyerap komoditas masyarakat, meningkatkan kapasitas produksi/pengolahan, dan menciptakan lapangan kerja. Kemudian dari sektor perumahan, dengan adanya PMN mampu menyediakan rumah khususnya untuk MBR 943.583 unit, penyaluran pinjaman untuk 1,08 juta debitur, dan menyerap 2,08 juta orang tenaga kerja.
BACA JUGA:Lontong Gulai Tunjang Dapur Neka Bikin MBCI Ketagihan
Sementara itu, bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dampak PMN dapat dirasakan melalui program Kredit Usaha Rakyat yang mampu meningkatkan omset, laba, dan jumlah produk.
Selain itu juga terdapat program mekar yang dinikmati oleh 10,48 juta perempuan dengan jumlah nasabah dan peningkatan inklusi keuangan terhadap 3,5 juta orang.
PMN juga berkontribusi dalam sektor pendidikan. Hal ini dengan pemberian beasiswa dalam bentuk investasi untuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan di 14.239 lulusan Perguruan Tinggi serta pendanaan riset.
Tenaga Pengkaji Restrukturisasi, Privatisasi, dan Efektivitas Kekayaan Negara Dipisahkan Dodok Dwi Handoko menyebutkan bahwa pada tahun 2022.
Mengutip dari laman, djkn.kemenkeu.go.id, pemerintah memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada 7 (tujuh) BUMN sebesar Rp38,5 triliun.
Alokasi PMN dalam APBN merupakan bentuk dukungan Pemerintah kepada BUMN yang mendapat penugasan dalam rangka pembangunan infrastuktur prioritas.
Hal itu ditujukan untuk meningkatkan daya saing nasional serta diharapkan dapat mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional sebagai dampak pandemi Covid-19.
“PMN tahun 2022 akan difokuskan untuk mendukung kelanjutan pembangunan infrastruktur transportasi, mendukung pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, mendukung pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta mendukung penjaminan proyek infrastruktur nasional,” ujarnya Dodok.
PNM Untuk Tujuh BUMN Karya
1. PT Waskita Karya (Rp3.000 miliar)
Untuk mendukung penyelesaian ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan Bogor-Ciawi-Sukabumi.
2. PT PII (Rp1.085 miliar)
Mendukung penjaminan untuk 19 proyek infrastruktur.
3. PT SMF (Rp2.000 miliar)
Mendukung pembiayaan perumahan bagi MBR dengan target 200.000 unit (porsi 25%).
4. PT Adhi Karya (Rp1.976 miliar)
Investasi pada jalan tol Solo-Yogya-Kulonprogo, Yogyakarta-Bawen dan SPAM Regional Karian-Serpong.
5. PT Hutama Karya (Rp23.850 miliar)
Melanjutkan pembangunan 8 ruas Tol Trans Sumatera (JTTS). Output JTTS bagi masyarakat berupa penurunan waktu tempuh dan biaya logistik.
6. Perum Perumnas (Rp1.568 miliar)
Peningkatan kapasitas usaha dalam melanjutkan program Pemerintah pengadaan “satu juta rumah” serta mendukung penyediaan perumahan rakyat untuk MBR.
7. PT PLN (Rp5.000 miliar)
Pembangunan proyek-proyek ketenagalistrikan (transmisi, gardu induk dan distribusi listrik desa) serta mendukung pengembangan 5 DPSP (Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur dan Likupang).
“PMN kepada BUMN tersebut diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha BUMN sehingga BUMN yang bersangkutan dapat terus melanjutkan penugasan dari Pemerintah,” pungkas Dodok. (yui)
Sumber: