Di hari yang telah ditentukan, upacara saur matua dilaksanakan pada siang hari di ruang terbuka, misalnya halaman rumah duka.
Jenazah yang telah dimasukkan ke dalam peti, diletakkan di tengah-tengah anak dan cucu.
Bagian kaki peti mengarah ke pintu keluar rumah. Sebelah kanan peti ialah anak laki-laki dengan para istri dan anak, sedangkan di sebelah kiri adalah anak perempuan beserta suami dan anaknya.
BACA JUGA:Satrel Ganjarist Sumsel Antusias Sambut Kedatangan Ganjar Pranowo di Palembang
Upacara dimulai dengan menghidangkan jamuan makan siang dan jambar.
Pihak penyelenggara biasanya menyajikan nasi dengan lauk hewan kurban (sapi atau babi) yang telah dimasak oleh parhobas (juru masak pesta).
Setelah makan selesai, acara dilanjutkan dengan ritual pembagian jambar kepada seluruh dalihan natolu sesuai ketentuan adat.
Jambar terdiri dari empat jenis, yakni juhut (daging), hepeng (uang), tor-tor (tarian), dan hata (berbicara).
Pembagian jambar hepeng tidak wajib karena sudah digantikan oleh jambar juhut. Hanya orang terpandang yang tetap memberikan hepeng.
BACA JUGA:Satrel Ganjarist Kota Palembang Peduli, Gelar Bakti Sosial Bagi Masker Antisipasi Kabut Asap
Jambar juhut biasanya berupa daging kerbau atau kuda. Daging dipotong oleh parhobas.
Potongan daging dibagikan sesuai kedudukan seseorang. Kepala (ulu) untuk para raja adat, kalau sekarang pembawa acara.
Leher (rungkung) untuk pihak boru, paha dan kaki (soit) untuk dongan sabutuha, punggung dan rusuk untuk hula-hula, bagian belakang (ihur-ihur) untuk hasuhuton (anak tuan rumah).
BACA JUGA:Aksi Peduli Satrel Ganjarist Kecamatan SU II, Bagi-bagi Masker di Simpang Fly Over Jakabaring
Setelah pembagian jambar, acara dilanjutkan dengan pelaksanaan jambar hata.
Masing-masing pihak memberikan kata penghiburan untuk anak-anak yang ditinggalkan si mati.