Jambar taha dimulai dari hula-hula, dongan sahuta, boru, dan terakhir dongan sabutuha. Setiap pergantian pemberi kata penghiburan, diselingi jambar tor-tor.
Semua orang menari tor-tor diiringi musik gondang sabangunan, orkes tradisional Batak.
BACA JUGA:Optimis, Desmon Simanjuntak Targetkan Ribuan Relawan Ganjarist di Sumsel
Pada saat menari tor-tor atau manortor, para tulang menyelimutkan ulos ragi iduk langsung ke badan mayat, sementara bona tulang dan bona ni ari memberikan ulos sibolang.
Ulos itu dibentangkan di atas peti mati sebagai tanda kasih saya terakhir. Lalu, pihak hula-hula memakaikan ulos kepada boru dan hela (menantu) sebagai simbol pasu-pasu (berkat).
Pihak hula-hula meletakkan ulos sibolang sebagai ulos simpetua di bahu istri atau suami yang ditinggalkan.
Kemudian, hula-hula dan tulang memberikan ulos panggabei kepada semua keturunan si mayat, dari yang tertua sampai paling bungsu.
BACA JUGA:Satuan Relawan Ganjarist Sumsel Targetkan Ganjar Pranowo Menang Pilpres
Setelah itu, semua perempuan dari rombongan tulang menari tor-tor sambil menjunjung boras sipiritondi (beras tepung tawar) untuk memberi berkat dan memperkuat tondi (roh).
Setelah jambar tor-tor selesai, pihak hasuhuton secara bergantian menyampaikan balasan kepada pihak-pihak yang memberikan jambar hata.
Sambil manortor, mereka mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu pelaksanaan upacara.
Setelah semua ritus selesai, upacara adat ditutup dengan ibadah singkat sebelum penguburan yang dipimpin pihak gereja.
BACA JUGA:Relawan Ganjarist Sumsel Siap Bersinergi Bersama Intelkam Polda Sumsel
Mulai dari nyanyian rohani pembuka, khotbah, nyanyian rohani penutup, dan doa penutup.
Kemudian, jenazah bersama peti mati pun dikuburkan.
Sepulang penguburan, pihak keluarga melakukan ritual adat ungkap hombing, yaitu memberikan sebagian harta mendiang kepada pihak hula-hula.