PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Gelaran race MotoGP di Jerman dan Belanda kian mempertegas redupnya performa Honda dan Yamaha dikanca MotoGP.
Untuk pertama kalinya skuad Honda terpaksa pulang dengan tangan hampa di Sachsenring sejak 1982.
Duo LCR Honda, Takaaki Nakagami dan Alex Marquez gagal finis, Rider Repsol Honda, Pol Espargaro, mundur karena sesak napas dan problem di tulang rusuk.
Sementara Stefan Bradl menjadi satu-satunya yang ada di trek hingga akhir, hanya sampai P16.
BACA JUGA:Jangan Rubah 5 Hal Ini Saat Modifikasi Sepeda Motor Bila Tak Ingin Ditilang Polisi
Sepekan berlalu nampaknya nasib buruk juga menimpa skuad Yamaha di GP Assen. Fabio Quartararo dari tim Yamaha Factory Racing harus terjatuh dua kali, hal yang sama pun terjadi dengan rekan setimnya Franco Morbidelli.
Sementara itu Darryn Binder, rookie RNF Racing. Andrea Dovizioso pun finis di urutan ke-16. Alhasil, mereka mencetak nol poin perdana sejak Misano 1989.
Saat ini Marc Marquez yang absen sejak MotoGP Catalunya, masih menjadi yang terbaik, menduduki peringkat 13 dengan Marc Marquez berhasil mengumpulkan 60 poin.
Hilangnya Marquez sebagai acuan berdampak pada terpuruknya Honda ke dasar klasemen konstruktor. Yamaha lebih moncer di peringkat kedua.
BACA JUGA:Pembalap F1 Sewa Motor Costum di Bali, Malah Dibawa Pulang
Quartararo satu-satunya pembalap yang dianggap mampu menjinakkan YZR-M1 masih memuncaki klasemen dan masih unggul 21 poin daripada musuh terdekatnya, Aleix Espargaro.
Dikutip dari Motorsport.com, pabrikan Jepang sangat tertinggal dari sisi teknologi, organisasi dan komunikasi dengan pabrikan asal Eropa.
“Pikirkan bagaimana jadinya kalau Yamaha tidak punya Fabio, dan Anda akan sadar bahwa tidak ada perbedaan besar antara satu tim dan lainnya.
Apa yang terjadi di struktur Eropa, seperti Aprilia dan Ducati, telah beradaptasi dengan situasi baru di MotoGP serta teknologi baru,” ujar salah satu skuad Honda.
BACA JUGA:Selamat Jalan Ken Block, Pereli dan Co-Founder Hoonigan