“Dan pabrikan Jepang sudah tertinggal. Merek Eropa jauh lebih terorganisir, dikelompokkan oleh departemen khusus.
Ada divisi aerodinamika, divisi elektronik, divisi sasis, divisi ban dan divisi R&D. Dengan spesialis di masing-masing subyek ini.”
Pergantian kru yang sering terjadi di bengkel Honda dianggap sebagai salah satu penyebab meredupnya pabrikan asal jepang ini, tentunya hal berbeda terjadi di Aprilia, Ducati atau KTM
"Sebagian besar insinyur yang hadir musim ini, terlihat sangat muda. Tentu saja, pengalamannya minim dan menyulitkan dari sisi rotasi. Dinamika kerja solid pun tak bisa diciptakan"
BACA JUGA:Profil Lengkap Mendiang Ken Block, Pereli dan Pendiri Hoonigan
Sementara itu menurut Antonio Jimenez, track engineer Aleix Espargaro, komunikasi antara grup di Jepang dan grup lain yang bertanggung jawab mengelola tim balap di Eropa tidak terjalin dengan baik.
“Filosofi kerja Aprilia saat ini benar-benar berbeda dari Honda. Kami, setiap hari grand prix, punya rapat terakhir setelah jam 10 malam,” ujar Antonio Jimenez, yang pernah bekerja untuk Yamaha serta Honda
“Selain itu, kami semua terlibat dan menyumbangkan ide-ide kita. Bisa dibilang organisasi jauh lebih transversal.”
Salah satu koleganya di Aprilia, yang pernah bekerja di Honda dan Suzuki selama tujuh tahun, mengungkapkan, “Pada level teknologi, tidak ada warna antara elemen dan prosedur yang kami gunakan di Aprilia dan Ducati, dan yang digunakan pada tim Jepang.”
Insinyur tersebut merujuk pada Dinamika Fluida Komputasi (CFD) dan simulasi.
“Semua ini warisan dari Formula 1.” Ia merujuk pada Massimo Rivola, CEO Aprilia, yang pernah berkecimpung di Formula 1, tepatnya tim Toro Rosso dan Ferrari.
Di sisi lain, Alex Marquez yang bakal pindah dari LCR Honda ke Gresini Racing. Ia sempat mengeluhkan kurang nyaman berkendara dengan motor Honda. Itu jadi pertimbangannya hengkang.
“Pabrikan Eropa telah mengubah sistem kerja dan metode melalui motor yang berevolusi. Mereka lebih kencang, ada lebih banyak komunikasi dan banyak orang. Mereka sama seperti tim F1 dan mengurangi waktu reaksi.
“Itu yang membuat perbedaan dalam kompetisi yang ketat,” ucap adik Marc Marquez itu.
Luigi Dall’Igna merupakan sosok kunci dari Ducati yang mendorong inovasi teknologi. Dimulai dari aerodinamika, lalu front dan rear height device yang belakangan menuai protes.
“Untuk menemukan inovasi Honda terbaru, Anda harus kembali ke seamless gearbox (2011). Yamaha bahkan tidak terpikirkan,” tutur salah seorang engineer yang pernah berkarya di Suzuki, Yamaha dan Honda.