Gara-gara Harga Emas, Sumsel Inflasi 1,09 Persen Y-onY di Oktober Usai 4 Bulan Berturut-turut Deflasi

Gara-gara Harga Emas, Sumsel Inflasi 1,09 Persen Y-onY di Oktober Usai 4 Bulan Berturut-turut Deflasi

Kepala BPS Sumatera Selatan Moh Wahyu Yulianto, merilis laporan Provinsi Sumatera Selatan kembali mengalami inflasi di Oktober 2024.-Davidkarnain/radarpalembang.id-

Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain cabai merah, tomat, bensin, ikan patin, cabai rawit, udang basah, baju muslim wanita, pengharum cucian/pelembut, tahu mentah, dan telepon seluler.

Sedangkan dari 11 kelompok pengeluaran, terdapat delapan kelompok yang mengalami kenaikan, dan tiga kelompok yaitu kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami penurunan indeks.

BACA JUGA:Musim Panen, BI Sumsel Sebut Penyebab Deflasi dan Dorong Turunnya Harga Sembako di Juli 2024

BACA JUGA:Sumsel Alami Deflasi 0,08 Persen di Januari 2024, BI Sumsel: Stok Cabai dan Beras Melimpah karena Masa Panen

Secara rinci, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,20 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,70 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,71 persen.

Lalu, kelompok transportasi sebesar 1,13 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,05  persen;  kelompok  pendidikan  sebesar  1,82 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,40 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar  8,51  persen.  

Sementara  kelompok  pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,39 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan  rutin  rumah tangga sebesar 0,54 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,37 persen.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 1,44 persen dengan IHK sebesar 107,05 dan terendah terjadi di Kota Lubuk Linggau sebesar 0,89 persen dengan IHK sebesar 104,61

Sumber: