Pantau Terus! Berbahaya jika Penjualan Industri Otomotif Indonesia Turun

Pantau Terus! Berbahaya jika Penjualan Industri Otomotif Indonesia Turun

Pameran otomotif yang diselenggarakan di ajang GIIAS 2024 belum lama ini.--

Sebab, kalau otomotif Indonesia penjualannya menurun maka investor enggak jadi investasi, itu sangat berbahaya sekali. Mereka akan melihat negara lain untuk melakukan investasi,” jelas Nangoi.

Itu sebabnya sambung dia, Gaikindo akan terus berusaha supaya market domestik bisa tetap tumbuh. “Ya paling tidak angkanya bisa sama dengan tahun lalu,” pungkas dia.

BACA JUGA:9 Negara Ini Terima SIM Indonesia Dipakai di Negaranya, Cek Daftar Namanya menurut Korlantas Polri

BACA JUGA:Lima Tipe Mobil Suzuki yang Cocok untuk Keluarga, Kamu Pilih yang Mana?

Sekadar informasi, tahun ini Gaikindo menargetkan penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih di pasar domestik mencapai 1,1 juta unit.

Tahun lalu, penjualan kendaraan secara nasional mencapai 1.005.802 unit (wholesales) dan 998.059 unit

“Kami lagi berusaha untuk terus meningkatkan penjualan kendaraan mudah-mudahan dengan adanya banyaknya pameran otomotif seperti GIIAS ini kami bisa mendongkrak penjualan,” tuturnya.

Industri otomotif di Indonesia tak boleh berlarut-larut mengalami penurunan karena akan ada beberapa pihak yang kemungkinan besar mengalami kerugian.

BACA JUGA:AHM Kembali Gelar Honda Bikers Day 2024, Prediksi 30 Ribu Peserta Ramaikan Acara Akbar Ini, Ini Cara Daftarnya

BACA JUGA:Segera 2 Motor Listrik Terbaru Honda Diperkenalkan, Bos AHM: Ditunggu Saja, Sesuai Komitmen Kami

Oleh karena itu penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih harus terus meningkat. Menurut Nangoi ada dua alasan utama kenapa pihaknya selalu menginginkan penjualan kendaraan harus tinggi.

“Pertama, karena yang namanya roda industri harus berjalan, jadi pegawai-pegawai bisa bertambah jangan sampai ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Kedua, Indonesia menjadi tempat yang sangat menarik atau seksi di mata para investor terutama investor otomotif.

Sebab, kalau otomotif Indonesia penjualannya menurun maka investor enggak jadi investasi, itu sangat berbahaya sekali. Mereka akan melihat negara lain untuk melakukan investasi,” jelas Nangoi.

 

Sumber: