Mobil Korea Rasa Lokal, TKDN Hyundai Kona Electric Capai 80 Persen
All new Hyundai Kona Electric menjadi mobil korea pertama yang menggunakan baterai buatan Indonesia hingga membuat TKDN mencapai 80 persen--
Pabrik sel baterai yang digadang-gadang memiliki fasilitas terbesar dan pertama di Asia Tenggara ini diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi.
Butuh waktu 3 tahun untuk pabrik yang nantinya bakal menyuplai kebutuhan baterai kendaraan listrik di Indonesia ini untuk dapat beroprasi sejak peletakan batu pertama pada September 2021 lalu.
BACA JUGA:Luar Biasa, Pabrik Baterai Listrik Pertama dan Terbesar di Asia Tenggara Resmi Hadir di Karawang
Hadir mendampingi Presiden Jokowidodo saat peresmian pabrik PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/BKPM, Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Sementara dari pihak Korea Selatan dihadiri Menteri Perdagangan Republik Korea, Inkyo Cheong. Kemudian perwakilan dari Hyundai diwakili Executive Chair Hyundai Motor Group, Euisun Chung.
Setibanya di lokasi pabrik, Presiden Jokowi berkeliling pabrik HLI Green Power. Kemudian menandatangani kap mobil Kona Electric yang pertama kali menggunakan baterai buatan lokal.
"Dengan mengucap bismillahirohmannirrahim. Pada hari ini saya resmikan pabrik dan ekosistem, serta baterai kendaraan listrik di Indonesia," kata Jokowi saat peresmian.
Jokowi pun optimistis nantinya pabrik baterai terbesar dan pertama di Asia Tenggara akan membuat Indonesia makin berjaya untuk bersaing dalam pertarungan industri kendaraan listrik.
"Kita memiliki sumber daya alam melimpah tapi berpuluh tahun hanya diekspor raw material tidak memiliki nilai tambah.
Sekarang dengan dibangunnya smelter dan dibangunnya pabrik sel baterai kendaraan listrik kita akan menjadi pemain global yang penting dalam global supply chain untuk kendaraan listrik," ujar Jokowi.
"Satu ini sudah dimulai dan ini merupakan pabrik sel bateral EV yang pertama dan yang terbesar di Asia Tenggara."
"Dan saya yakin kompetisi kita dan negara lain akan bisa kita menangkan karena tambangnya ada di sini, nikelnya ada di ini, bauksitnya ada di sini, tembaganya juga, ada smelter, masuk ke catod dan prekusor, masuk ke EV baterai, pabrik mobilnya ada di sini. Terintegrasi dalam sebuah sistem
BACA JUGA:Per Juli 2024 Mobil Listrik BYD Sudah Bisa Diterima Konsumen, 1.000 Unit Siap Didistribusikan
"Siapa yang bisa menghadang kita kalau kondisinya kompetitif seperti ini," tegasnya lagi.
Sumber: