Makna Tri Suci Waisak Bagi Umat Buddha, Sejarah dan Tema Serta Rangkaian Acaranya Tahun 2024

Makna Tri Suci Waisak Bagi Umat Buddha, Sejarah dan Tema Serta Rangkaian Acaranya Tahun 2024

Inilah makna Tri Suci Waisak bagi umat Buddha dan sejarah, tema serta rangkaian acara perayaannya tahun 2024--

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM -  Inilah makna Tri Suci Waisak bagi umat Buddha dan sejarah, tema serta rangkaian acara perayaannya tahun 2024.

Tri Suci Waisak atau yang biasa disebut dengan hari raya Waisak merupakan hari raya bagi Umat Buddha yang diperingati sebagai kelahiran Sang Buddha Gautama, bersama dengan pencerahan dan pencapaiannya ke nirwana.

Umat Buddha percaya bahwa siklus hidup tidak berakhir akibat kematian akan tetapi saat seseorang akan mencapai nirwana setelah kematian dan siklus hidup pun tertutup dan tidak akan lahir kembali

Tri Suci Waisak memiliki makna sebagai bentuk refleksi, perhatian, welas asih bagi umat Buddha seperti apa yang telah diajarkan oleh Buddha Gautama.

BACA JUGA:Ribuan Umat Hadiri Perayaan Meriah Dharmasanti Waisak 2567 Budhis Era/2023

Tri Suci Waisak mengingatkan umat Buddha untuk senantiasa hidup dalam kebajikan. Artinya, mempraktikkan ajaran Buddha lewat perbuatan baik dan bermurah hati.

Tahun ini perayaan Tri Suci Waisak atau Hari Raya Waisak jatuh pada Kamis, 23 Mei 2024 dan merupakan hari libur nasional.

Untuk diketahui Waisak merupakan satu-saunya perayaan umat Buddha yang masuk dalam kalender libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.

Adapun pengertian Tri Suci Waisak sendiri bertujuan memperingati tiga peristiwa penting yang dilalui Buddha Gautama yaitu:

BACA JUGA:Khidmat Perayaan Waisak di Borobudur Ditutup dengan Festival Lampion

  • Kelahiran Pangeran Sidharta (calon Buddha) di Taman Lumbini tahun 623 SM (sebelum masehi)
  • Pertapa Sidharta menjadi Buddha setelah mendapat penerangan agung di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun di tahun 588 SM.
  • Buddha Gautama Parinibbana (wafat) di Kusinara di usia 80 tahun pada tahun 543 SM.

Sementara itu perayaan Tri Suci Waisak atau Waisak di tanah air sendiri telah dimuali sejak beberapa dekade lalu saat Indonesia masih di bawah pemerintahan kolonial Belanda.

Di Indonesia ada sejumlah tempat yang biasa menjadi pusat-pusat perayaan waisak seperti Candi Borobudur, candi Mendut, loji-loji Teosofi dan klenteng-klenteng Tionghoa.

Dulunya perayaan waisak di Indonesia banyak diisi dengan ritual sembahyang bersama dan perenungan doa atau harapan untuk kebaikan umat manusia.

Kalau itu menjadi ruang bagi individu dari beragam latar etnis dan kelompok untuk berkumpul. Orang Eropa, India, penduduk lokal Jawa, Ceylon (Sri Lanka), dan Tionghoa membaur dalam satu ruang spiritual.

Sumber: