Bursa Calon Walikota Palembang, Analisis PUTIN Riset, Ratu Dewa dan Fitri Bersaing, Prima Salam Kuda Hitam

Bursa Calon Walikota Palembang, Analisis PUTIN Riset, Ratu Dewa dan Fitri Bersaing, Prima Salam Kuda Hitam

Peneliti Lembaga Riset Sosial Politik Public Trust Institute Fatkurohman saat Diskusi Media terkait Pilwako Palembang..-zarkasi/radarpalembang.com-

BACA JUGA:Pileg 2024, Caleg Gerindra Hari Apriyansyah Melenggang ke Kursi DPRD Kota Palembang

Secara elektoral untuk bisa bersaing menuju pilkada, dikatakannya, tokoh tersebut harus bisa masuk di top 4. Untuk itu, para calon kandidat harus sudah mulai untuk mendekatkan diri pada pemilih dan sosialisasi untuk mendongkrak popularitas.

"Praktis baru Ratu Dewa dan Fitrianti Agustinda yang popularitasnya sudah di atas 60 persen," ujarnya.

Dinamika Sosial Elektoral 

Walaupun sudah ada gambaran awal mengenai tokoh-tokoh potensial, namun perkembangan politik bisa saja berubah.

Paling tidak ada tiga hal yang bisa mempengaruhi dinamika elektoral. Tiga hal tersebut yakni opini publik kuat, jejaring politik, dan cost (biaya) politik.

BACA JUGA:Sederet Nama Baru Raih Perolehan Suara Terbanyak Pileg DPR RI Dapil I Sumsel, Banyak Petahana Bakal Tergusur

"Tiga hal ini jika melekat pada figur kandidat maka bisa dimungkinkan untuk menjadi calon potensial untuk bisa memenangkan pilkada," ungkap Bung FK.

Tidak mudah untuk menguatkan opini publik figur atau tokoh. Bukan hanya sekedar dekat dengan rakyat tetapi juga menjawab keluhan masyarakat.

Dengan responsif dan menyisir masalah tersebut bisa menguatkan oponi publik figur tentang gagasan.

"Catatan kita, ada empat masalah lokal yang menjadi perhatian  besar masyarakat, yakni macet, banjir, pengangguran, dan kemiskinan," beber Koordinator Wilayah Sumsel PUTIN ini.

Kemudian juga ada masalah nasional yang secara umum juga dikeluhkan wong Palembang yakni harga sembako naik, kemiskinan, dan lapangan kerja.

BACA JUGA:PJ Walikota Palembang Serahkan Kunci Rumah ke Ibu Sopiah, Bedah Rumah Warga Kelurahan Pahlawan

Selain penguatan opini publik, jejaring politik baik di masyarakat dan parpol sangat menentukan.

"Penguatan opini publik figur serta jejaring politik tidak sedikit cost politik yang dibutuhkan. Hal ini sering jadi penentu naik turunnya tingkat elektabilitas kandidat," pungkasnya. (*)

Sumber: