Masjid Cheng Ho di Kota Palembang, Simbol Multikultural Bumi Sriwijaya yang Unik Bergaya Tiongkok
Masjid Cheng Ho yang terletak di kota Palembang, adalah termasuk salah satu masjid bersejarah yang dibangun oleh komunitas Tionghoa muslim.--dokumen radarpalembang.disway.id
BACA JUGA:Ada Denda, Jemaah Haji Dilarang Merokok di Kawasan Masjid Nabawi
Penggunaan ornamen-ornamen khas tersebut bukan tanpa sebab.
Selain karena Masjid Cheng Ho ini dibangun di tanah Palembang, masyarakat juga menyadari adanya kedekatan antara kebudayaan Palembang dan kebudayaan Tionghoa.
Asal Mula Dibangunnya Masjid Cheng Ho? Berikut dijelaskan yang dirangkum dari berbagai sumber.
Pemberian nama Cheng Ho juga bukan tanpa alasan. Cheng Ho (Zheng He), yang dikenal sebagai panglima angkatan laut Tiongkok pada ke-15, diyakini memimpin ekspedisi keliling dunia, termasuk ke Palembang.
BACA JUGA:Setelah 43 Tahun, Ada Gubernur yang Sholat di Masjid Nurul Hidayah
Dalam Catatan Zheng He, yang diterjemahkan W.P Groeneveldt dengan judul Nusantara dalam Catatan Tiongkok, Cheng Ho datang ke Palembang pada ekspedisi pertamanya.
Dia memburu Chen Zuyi, orang Guangdong, yang menguasai Palembang sebagai perompak.
Misi itu berhasil. Cheng Ho kembali ke Tiongkok untuk menyerahkan perompak itu kepada kaisar. Chen Zuyi kemudian dipenggal di pasar di ibukota.
Menurut arkeolog Uka Tjandrasasmita dalam Arkeologi Islam Nusantara, tindakan Cheng Ho menumpas bajak laut merupakan jasa pengamanan bagi kegiatan pelayaran dan perdagangan keluar-masuk kota pelabuhan dan kota Palembang.
“Karenanya pemimpin dan masyarakat daerah itu sangat berterimakasih dan menghargai jasa Cheng Ho,” kata Uka.
BACA JUGA:Kursi Patah Masjid H Abdul Kadim Ramai Dikunjungi, Jadi Wisata Desa Epil MUBA
Kendati belum ada bukti kuat, banyak yang percaya bahwa Cheng Ho seorang muslim dan memiliki misi mengislamkan Nusantara, termasuk di Palembang.
Karena perilakunya yang baik dan membawa kedamaian, Cheng Ho mempunyai banyak pengikut.
Komunitas Tionghoa-Muslim juga sudah lama menetap dan berbaur dengan masyarakat setempat di Palembang.
Sumber: