MISTERI, Rasi Bintang Candi Borobudur yang Belum Terkuak

MISTERI, Rasi Bintang Candi Borobudur yang Belum Terkuak

Candi Borobudur dari posisi atas.--jogjauncover

 

Bagi kebanyakan awam sekilas hal ini nampak biasa, karena cukup mudah bagi kita untuk menentukan arah mata angin berdasarkan terbit dan terbenamnya matahari. Namun bagi mereka yang paham astronomi hal ini bukanlah biasa.

Sumbu rotasi Bumi diketahui miring ±23.4°, konsekuensi kemiringan ini menyebabkan sinar Matahari akan condong kebelahan Bumi utara dan di waktu berbeda akan condong ke selatan. Alhasil, matahari terbit tepat di timur hanya terjadi di waktu tertentu saja.

Di sinilah letak "kelebihan" bangunan Candi Borobudur. Hanya lewat pengetahuan astronomi, arah mata angin dapat diketahui tanpa menggunakan kompas.

BACA JUGA:5 Destinasi Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi Saat Libur Waisak, Nomor 3 Ada di Palembang

 

Lalu bagaimana bangsa (ilmuan) Mataram kuno menentukan arah Candi Borobudur?

Jika berdasar arah matahari terbit, maka mereka harus mengetahui secara persis fenomena Equinox agar Matahari tepat terbit di Timur dan tenggelam di Barat.

Apa itu equinox?

Equinox adalah fenomena saat matahari persis berada di zenith garis khatulistiwa (equator). Equator merupakan sebuah garis imajinasi di tengah planet atau tepat di antara dua kutub yang paralel terhadap poros rotasi planet.

BACA JUGA:Sambut Waisak Wihara Dharmakirti Gelar Berbagai Acara

 

Garis khatulistiwa ini membagi bumi menjadi dua bagian belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Dan, di Indonesia salah satu titiknya ada di Kota Pontianak.

Seperti yang kita ketahui saat matahari condong di belahan Bumi Utara atau di Selatan, matahari tidak tepat terbit di timur dan tidak tepat tenggelam di barat.

Equinox setahun terjadi dua kali, yaitu tanggal 20-21 Maret dan 22-23 September. Maka saat inilah matahari berada di zenith khatulistiwa, dan akan terbit tepat di timur dan tenggelam tepat di barat.

Sumber: