Inspirasi Bisnis, Eddy Ganefo, Pengembang Nasional asal Sumsel yang Pernah Dagang Ayam
Eddy Ganefo yang asal Sumsel sukses menjalankan bisnis properti hingga kancah nasional.-dok radar palembang-
SUMSEL, RADARPALEMBANG.COM - Sepak terjang Eddy Ganefo di kancah nasional sudah tidak diragukan lagi. Pria yang dikenal teguh pendirian memberikan perumahan murah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) itu, menerima banyak penghargaan atas perjuangannya tersebut.
Boleh dibilang ia adalah bapak perumahan murah Indonesia. Seperti apa perjuangan Eddy Ganefo? Berikut kami hadirkan hasil wawancara kami dengannya.
Bagaimana proses perjalanan karir Anda hingga berhasil meraih kesuksesan seperti sekarang? Dimulai dari masa sekolah dahulu hingga masuk perguruan tinggi dan akhirnya bekerja?
BACA JUGA: Tokoh Inspirasi Sri Rahayu Suroso, Pemilik Carissa, Pribadi Unggul SDM Pemenang
Kalau mau diceritakan semua tentu panjang sekali. Namun baiklah berbagi itu indah. Saya coba mengingat perjalanan hidup saya mulai dari sekolah sampai sekarang secara singkat.
Saya terlahir dari kedua orang tua saya yang sangat saya banggakan, Bapak HM Dawami AS dan Ibu (Alm) Hj Kartini. Keduanya berasal dari Semendo Kabupaten Muara Enim.
Kemudian saya belajar mulai dari sekolah dasar SD Negeri 77 Pakjo Palembang dan selalu menjadi juara kelas. Mungkin karena digembleng ayah dan ibu harus belajar di rumah minimal satu jam setiap malam.
Semasa SD, saya juga sempat menjadi komandan barisan pada acara lomba gerak jalan SD memperingati hari kemerdekaan. Lalu, pada saat perpisahan saya diberi kesempatan mewakili siswa untuk menyampaikan pidato perpisahan.
BACA JUGA:Tokoh Inspirasi Sumsel, Marzuki Alie, Tanamkan Nilai Religius dalam Jalankan Tugas
Berikutnya, masuk SMP Negeri 2 Palembang, di sana saya juga selalu menjadi juara kelas. Kunci keberhasilan saya itu, tetap sama, harus mengulang pelajaran setiap malam. Saat SMP juga saya menjadi komandan barisan dalam lomba gerak jalan SMP pada peringatan hari kemerdekaan.
Setelah lulus saya melanjutkan sekolah di SMA Xaverius I Palembang, nah, di sini saya mulai mengalami sedikit goncangan akibat pengaruh lingkungan.
Sehingga akhirnya saya pindah sekolah ke Bandar Lampung dan diterima di SMA Xaverius Pahoman Bandar lampung. Saya jauh dari keluarga dan saya bebas melakukan apa saja karena jauh dari kontrol keluarga.
Hampir tiap malam saya merenungi kepindahan saya itu, dan merenungi apa yang telah terjadi sehingga saya harus pindah sekolah.
Sumber: