Mengerikan Aksi Tiga Pelaku Kasus Pembunuhan Berantai di Bekasi, Cianjur dan Garut, Habisi Sembilan Korban

Mengerikan Aksi Tiga Pelaku Kasus Pembunuhan Berantai di Bekasi, Cianjur dan Garut, Habisi Sembilan Korban

Penyidik Polda MetroJaya saat melakukan olah TKP korban pembunuhan berantai di Bantargebang Kota Bekasi, Jawa Barat. ---- fin

JAKARTA, RADARPALEMBANG.COM -  Polda Metero Jaya berhasil mengungkap kasus pembunuhan berantai yang menghabisi sembilan banyak nyawa korban di Bantargebang Bekasi, Cianjur dan Garut. Mengerikan cara mereka menghabisi nyawa korbannya.

Tiga tersangka pembunuhan berantai  di Bantar Gebang hingga Cianjur itu adalah,  Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Dulah, dan Muhammad Dede Solehudin.

Korban dari pembunuhan berantai  yang baru terungkap saat ini ada sebanyak sembilan orang. Tiga korban ada di Bantar Gebang, Bekasi.

BACA JUGA:VIRAL, Aksi Cabul Pria Paruh Baya, di Depan Salah Satu Kampus Swasta di Palembang

Korbannya lain dari  tiga pelaku pembunuhan berantai itu ada juga di Cianjur dan Garut, Jawa Barat. Jumlah korbannya ada empat orang.  Selain itu juga ada korban mereka di Garut satu orang.  Sementara satu orang kerangkanya masih dicari.

‘’Pengakuan para tersangka  ada empat kerangka di Cianjur satu lagi masih dala pencarian. Sedangkan korban yang mereka bunuh di Garut dikubur setelah sebelumnya mereka buang ke laut,’’ungkap Kapolda Mentro Jaya, Irjen Fadil Imran, dalam koferensi pers, Kamis 19 Januari 2023, sebagaiman mengutip dari fin.co.id.

Menurut Irjen Imran Fadil, motif tiga pelaku pembunuhan berantai di wilayah Jawa Barat itu adalah menguras uang korbannya.

BACA JUGA:IOH-KADIN Cari Talenta Digital, Pendaftaran Hingga 10 Februari

Dalam melakukan asksinya  pelaku dan tersangka pembunuhan berantai itu, berupra-pura sebagai dukun yang bisa menggandakan dan bikin orang kaya. Tujuannya adalah untuk menguras harta korbannya.

"Pelaku berupaya melakukan penipuan dengan janji serta memberikan motivasi kesuksesan hidup.  Mereka berupaya agar korban menyerahkan hartanya. Setelah  mendapatkan,  korban lalu dihilangkan,’’ujar Fadil.

Menurutnya, tiga orang pelaku pembunuhan berantai itu, berbagi peran dalam mengincarkan calon korbannya. Dullah atau Solihin dan Aki alias Wowon, menarasikan diri mereka mampu meningkatkan kekayaan. Sedangkan Aki bertugas mencari korban.

 BACA JUGA:BI: 9 Daerah di Sumsel Naik Status Jadi Pemda Digital, Baca Daftar Lengkapnya

‘’Setelah dapat korban dan diambil uangnya. Ketika enggak berhasil dan korban menagih janji, Aki lapor ke Dullah, Dullah eksekusi dengan kasih minum racun," sambung Fadil.

Aksi Pelaku pembunuhan berantai ini terungkap dari penyelidikan peristiwa tewasnya satu keluarga di di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Awalnya pada 12 Januari 2023 lalu, ada satu keluarga berjumlah lima orang terkapar lemas yang sebelumnya diduga keracunan.

BACA JUGA:AHY Resmi Lantik Azmi Shofix, Ini Sejumlah Program DPC Demokrat OKU Timur

Mereka adalah,  Mereka adalah Ai Maimunah (40) dan NR (5) berjenis kelamin perempuan.  Tiga korban lainnya adalah Ridwan Abdul Muiz (23), Muhammad Riswandi (17), dan Muhammad Dede Solehudin (34) berjenis kelamin laki-laki.

Warga pun mengevakuasi mereka ke ke RSUD Bantargebang untuk dirawat.  Tiga orang nyawanya tak tertolong lagi dan meninggal dunia.

Mereka yang tewas adalah Ai Maimunah, Ridwan Abdul Muiz, dan Muhammad Riswandi.

BACA JUGA:Biaya Haji 2023 Diusulkan Rp 69 Juta, Naik 2 Kali Lipat, Berikut Alasan Menag

Ridwan dan Riswandi merupakan anak hasil pernikahan Ai Maimunah dengan mantan suami. Korban NR selamat dan mendapat perawatan khusus oleh KPAD.  

Sedangkan Muhammad Dede Solehudin (34) menjadi tersangka dan saat kejadian dia bersandiwara pura-pura ikut  minum kopi.  

Terungkapnya para pelaku pembunuhan berantaiini berawal dari penyidik Polda Metro Jaya, menemukan sebuah lubang galian di Rumah Keluarga yang diracun di Bantargebang. Diduga lubang itu digali tersangka untuk menguburkan korbannya.

BACA JUGA:Penguras Rekning Bank Rp 12 Miliar Dengan APK Modifikasi Ditangkap Bareskrim Polri, Ada dari Palembang

Di sana, petugas kepolisian mengambil sejumlah sampel baik itu makanan atau muntahan.  Dari sinilah awal polisi mendapat petunjuk penting yang mengungkap kejahatan pelaku.

Penyidik kepolisian menemukan sisa bakaran sampah yang setelah ditelusuri adalah bungkus pestisida.  Polisi juga meneliti muntahan yang ada di rumah itu. Ternyata muntahan para korban itu mengandung pestisida.

"Hasil Labfor, muntahan itu mengandung larutan pestisida, yang kalau dikonsumsi manusia, dapat sebabkan kematian," ungkap Fadil. 

Polisi pun menyimpulkan korban pembunuhan di Bantar Gebang, Bekasi bukan keracunan malainkan dircaun. Mereka sengaja dibunuh.  

BACA JUGA:BI: 9 Daerah di Sumsel Naik Status Jadi Pemda Digital, Baca Daftar Lengkapnya

Adalah tersangka Muhammad Dede Solihin saat proses memberikan racun kepada para korban  ber sandiwaranya berpura-pura ikut meminum kopi. Mirisnya, pelaku masih memiliki hubungan kekerabatan dengan para korban.

Peristiwa sadis meracuni keluarga sendiri itu pun menjadi awal mula terbongkarnya kejahatan mereka yang disimpan bertahun-tahun.

‘’Korban itu dibunuh karena dianggap berbahaya dan mengetahui soal fakta pembunuhan yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

BACA JUGA:Inspirasi Bisnis, Ramli Sutanegara Pelopor Kapal Cepat Palembang-Bangka 1990

Keluarga dekat dianggap berbahaya karena mengetahui tersangka melakukan pembunuhan dan penipuan," jelas Fadil.

Penyidik kepolisian saat terus melakukan pengembangan penyelidikan mengenai kasus pembunuhan berantai di Bekasi, Cianjur hingga Garut ini. Penyidik sedang berupaya mencaritahu apakah ada korban lain selain Sembilan orang yang sudah terungkap.

"Kami sedang selidiki dari berbagai aspek. Tidak akan pernah ada kejahatan yang sempurna," ujar Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya Kombes Hengky Haryadi. (yui) 

Sumber: