Inspirasi Bisnis, Ramli Sutanegara Pelopor Kapal Cepat Palembang-Bangka 1990

HA Ramli Sutanegara S.H, M.Si--
PALEMBANG, RADAR PALEMBANG, Bagi mereka yang terbiasa berorganisasi, bergelut di panggung politik, bahkan berbisnis sawit hingga berdagang kaki lima sekalipun, pasti mengenal tokoh yang satu ini. HA Ramli Sutanegara adalah tokoh multidimensi. Punya feeling dan insting bagus, membuat ia kerap dipercaya sebagai Si Pembawa Untung.
RAMLI Sutanegara, merupakan putra dari Somad Thalib dan Siti Aisyah. Somad Thalib sendiri merupakan politikus Indonesia di masanya. Nama Ramli diambil dari nama aktor Melayu P Ramlee, sedangkan Suta sebagai inisial tempat kelahirannya Kampung Sungai Tawar.
Ramli saat kecil sudah menunjukan sebagai anak yang cerdas dan cepat menerima pelajaran. Tak heran pada tahun 1954 kedua orang tuanya menyekolahkan ke Metodist English School yang merupakan sekolah favorit.
Saat SMP, Ramli sudah aktif di berbagai organisasi, diantaranya organisasi pelajar intra sekolah, Korp Pelajar Serbaguna (Kojarsena), dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KPPI).
Selepas SMP Ramli kemudian meneruskan aktivitas di organisasi kepemudaan, seperti Pemuda Demokrat, GM Kosgoro, AMPI, KNPI, PDK Kosgoro termasuk persatuan wartawan. “Dari berbagai organisasi ini mengasah saya sehingga terjun ke panggung politik,” ungkap Ramli.
Menurut Ramli, Gedung Sanggar yang terletak di Jalan Letkol Iskandar 708 Palembang sebagai pusat aktivitasnya sekaligus “monumen” perjuangan meniti karier di dunia politik sekaligus mengantarkannya menjadi anggota DPRD Sumsel periode 1987- 1992 dan 1997-1999 dan anggota MPR RI periode utusan daerah Siumatera Selatan periode 1999-2002.
Selain seorang politikus, Ramli juga piawai di bidang bisnis. Ini bukan suatu yang aneh karena pamannya Rahman Thalib terkenal sebagai pengusaha di Palembang. Sehingga darah bisnis keluarganya tersebut menjadikan sosok Ramli dapat sukses memimpin
Kosgoro Holding Group yang bergerak di bidang sparepart alat-alat berat, suku cadang mekanikal dan elektronik, serta pimpinan beberapa perkebunan kelapa sawit di pulau Bangka Belitung. “Tidak hanya itu, saya juga merupakan pelopor hadirnya kapal cepat Bangka-Palembang dengan nama Gading Mas sekitar tahun 1990,” ungkapnya.
Ide menghadirkan kapal cepat tersebut terinspirasi saat Ramli sering ke Malaysia melalui jalur laut dari pulau Batam ke Johor Malaysia menggunakan kapal cepat dengan hanya 45 menit. “Lalu bersama teman saya memesan dua kapal cepat untuk digunakan sebagai transportasi Palembang-Mentok. Selama ini selalu menggunakan kapal laut yang memakan waktu berhari-hari,” katanya.
Tahun 1991, kapal cepat Gading Mas dapat dioperasikan dengan jadwal Boombaru Palembang pukul 07.00 WIB dan tiba pukul 10.00 WIB. Kemudian dari Mentok pukul 12.00 WIB tiba di Palembang pukul 16.00 WIB. “Atas jasa dan ide saya ini segenap masyarakat kepulauan Bangka Belitung menganggap saya pelopor kapal cepat Palembang-Mentok yang banyak membawa manfaat bagi masyarakat. Dan kehadiran PT Gading Mas Sriwijaya Raya membantu pendapatan Pelindo II selaku pengelola Pelabuhan Boom Baru,” katanya.
Keberhasilan Ramli di bidang politik dan bisnis membuatnya menjadi perhatian para pengusaha warga keturunan di Palembang dan Pulau Bangka, terbukti seringnya Ramli diajak kerjasama dalam bidang bisnis, karena mereka menganggap Ramli mempunyai feeling dan insting dalam dunia usaha serta akses birokrat yang luas.
“Saya pernah diajak ke Bappenas untuk merumuskan prospek Pambangunan Bangka Belitung pasca tambang timah. Sebab, saat itu harga lada anjlok. Lalu saya mengusulkan mengganti komoditas lada menjadi perkebunan kelapa sawit dalam bentuk inti dan plasma, karena bisa menyerap ribuan tenaga kerja sekaligus mengatasi pengangguran,” ungkap Ramli.
Ia melanjutkan, diusulkannya hal tersebut berdasarkan pengalamannya pada PT Gunung Mas Maras Lestari, PT Gunung Mas Binas Lestari, dan PT Tata Hamparan.
Dibukanya perkebunan sawit, sambung Ramli, bisa mendatangkan investor asalkan perizinan bagi investor tersebut dipermudah. “Usul saya ini dicatat oleh Bappenas untuk dirumuskan dalam program pembangunan nasional (Propenas),” katanya.
Feeling Ramli tidak hanya sebatas itu, setelah mencermati bahwa pulau Bangka masih ada peluang bisnis menjanjikan dan dalam usahanya membantu pemerintah untuk memperlancar pendistribusian BBM, Ramli bersama teman-temannya merintis untuk membuka usaha di bidang stasiun pengisian bahan bakar umum. (SPBU). “Hingga saat ini saya sudah mendirikan empat unit SPBU di Jebus, Simpang Teritip, Pangkal Pinang dan Pangkalan Balai,” ungkapnya.
Lalu Ramli juga mengembangkan budidaya tanaman jahe kualitas ekspor di Muara Enim dengan membuka PT Mika Internasional. “Di bidang ini saya bekerjasama dengan investor dan ahli Singapura,” terangnya
Selain aktif sebagai politikus dan pengusaha, Ramli juga dikenal sebagai akademisi. Ini dibuktikannya dengan berkecimpung di bidang pendidikan dengan menjadi Ketua BPH di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Palembang, Koordinator Senat STIKEN dan Universitas Suropati dan pengurus di Yayasan Perguruan Tinggi Bangka (Yapertiba).
Tularkan Ilmu
Kepiawaiannya di bidang bisnis tidak lantas membuatnya menjauh dari organisasi yang telah lama dibinanya, bahkan Ramli ingin “menularkan” kemampuannya tersebut agar dapat meningkatkan ekonomi masyarakat kecil melalui program-program ekonomi kerakyatan PDK Kosgoro Sumatera Selatan.
Tercatat hampir 4.000 pedagang kecil yang tersebar di berbagai pasar-pasar dalam Kota Palembang dihimpunnya dalam wadah Pedagang Kecil Kosgoro. “Sistem pembinaan yang saya lakukan dengan menata lokasi pedagang bekerjasama dengan Dinas Pasar dan pemerintah kecamatan,” terang ayah lima anak ini
Untuk menggalang permodalan, maka didirikanlah Koperasi Duta Sarana dengan tujuan untuk menghimpun dan mengembangkan potensi pedagang kecil melalui pinjaman bergulir kepada para anggota. “Pada era Walikota Drs Dahlan HY, Pemkot Palembang memberikan prioritas kepada pedagang kecil binaan Kosgoro untuk memiliki petak di Pasar 16 Ilir yang berkoordinasi dengan Dinas Pasar,” paparnya.
Tahun 2005, Walikota Palembang kala itu Ir H Eddy Santana Putra MT menghubunginya yang mengatakan pedagang di Pasar 16 Ilir akan dipindahkan ke Jakabaring. “Saya menyambut baik program Pemerintah Kota Palembang tersebut asalkan para pedagang kecil mendapatkan tempat usaha pada lokasi yang baru tersebut,” beber pria yang dikenal memiliki jiwa sosial tinggi ini.
Upaya pembinaan kepada UKM tidak hanya sebatas itu, Ramli membuat terobosan dengan mengadakan pelatihan kewirausahaan khusus di kalangan pedagang kecil Kosgoro, bekerjasama dengan Balai Produktivitas Daerah Dinas Tenaga Kerja Sumsel. “Tujuan pelatihan ini tidak lain adalah untuk meningkatkan pengetahuan pedagang di bidang manajemen dan pemasaran,” ucapnya.
Tidak hanya itu, tingginya. pengangguran di kalangan generasi muda karena terbatasnya lapangan kerja mendapat perhatian khusus dari Ramli. Dalam hal ini, ia mencoba untuk mengefektifkan Biro Tenaga Kerja PDK Kosgoro Sumsel dengan melaksanakan program pengiriman tenaga kerja luar negeri bekerja sama dengan PJTKI. Hasilnya, Biro Tenaga Kerja PDK Kosgoro Sumsel telah mengirimkan tenaga kerja skill ke Malaysia sebanyak tiga angkatan.
BIODATA
Nama : HA Ramli Sutanegara. SH MSi
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 22 Juni 1948
Agama : Islam
Ayah : Alm HMA Shamad Thalib
(Mantan Anggota MPR RI)
Ibu : Alm Siti Aisyah
(Mantan Anggota DPRD)
PENDIDIKAN
MSi STIA YAPPAN Jakarta
MBA, IMBA-LCBA Manila Filipina
Universitas Islam Azzahra Jakarta
SMA Institute Jakarta
SMP PPKP
Nurul Falah
Methodist English School
PEKERJAAN
Anggota MPR RI Periode 1999-2004
Anggota DPRD Sumsel 1987-1999
Direktur PT Gunung Maras Lestari (1995)
Direktur PT Gunung Sawit Bina Lestari (1994-sekarang)
Direktur PT Rebin Masa Jaya (1997-sekarang)
KEGIATAN AKADEMIK
Ketua BPH STIM Palembang
Koordinator Senat STIKEN
Ketua Koordinator Universitas Suropati.
Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Bangka (Yapertiba)
ORGANISASI
Ketua GM Kasgoro Sumsel 1978
Sekum Pembitmasbud Golkar Palembang 1978
Wakil ketua AMPI SUmsel 1981
Ketua Pembitmasbud Golkar Palembang 1981
Wakil Ketua KNPI Sumsel 1982
Ketua Pembitmasbud Golkar Sumsel 1987-1992
Ketua Kosgoro Sumsel 1992-1997
Wakil Ketua Golkar Sumsel 1997
Ketua BKCM PKB Sumsel Babel 2003
Dewan Penasehat Golkar Sumsel 2004
Wantim Golkar Babel
Ketua DPW Nasdem Babel
KARYA TULIS/BUKU
Millenium Pemuda 1997
Reformasi pembauran 1998
Reformasi Dewan Rakyat 1999
Pers Hukum 2001
Problematik Pembauran 2002
Memberdayakan Masyarakat Melalui Sektor Perkebunan 2002
Advokasi hukum 2002
Bursa Tenaga Kerja Pada Era Otoda dan Afta 2003
Pers dilingkaran hukum 2004
Gejolak Politik Marga Tionghoa 2009
Reformasi di persimpangan 2013
Polisi kita dalam pandangan 2014
BINTANG JASA
Medali Pelopor Olahraga
Medali Pejuang Angkatan 45
Penghargaan Honoris Cousa dari The InternasionalUniversit Missouri USA
Penghargaan dari Presiden sebagaiPengelola TKI terbaik 2009
PENGANUGERAH GELAR
Datuk Panglima Duta Negara
(dari Kesultanan Mumpawah Kalbar)
Pangeran Wira Kesuma Negara
(dari Kesultanan Palembang Darusalam)
Datuk Setya Amanah
(dari Dungun Trengganu Malaysia)
Marga Simatupang
(dari Kerabat Palembang)
Kanjeng Raden Tumenggung
(dari Kesultanan Surakarta)
+
Sumber: