Tokoh Inspirasi Sumsel, Judi Timadius Aktivis Sosial Segudang Pengalaman

Tokoh Inspirasi Sumsel, Judi Timadius Aktivis Sosial Segudang Pengalaman

Salah satu kegiatan Judi Timadius dalam bermasyarakat sehingga menjadi tokoh inspirasi Sumsel.-dok radar palembang-

PALEMBANG, RADARPALEMBANG.COM - Terlahir dari keluarga dan tinggal di lingkungan yang sederhana, Judi Timadius menjadi tokoh yang sangat menginspirasi di Sumsel.

Judi Timadius tidak hanya mencari materi duniawi, tapi juga memenuhi kebutuhan rohani sebagai wujud syukur dan terima kasih kepada Tuhan.

Ia pernah bercerita banyak kepada Radar Palembang, tentang keinginannya menjadi orang yang bermanfaat bagi siapa saja. Sehingga kisah semasa hidupnya, dapat menjadi inspirasi bagi semua. 

Judi Timadius memang berkecimpung di banyak organisasi sosial, seperti Ketua Peguyuban Wulan, Persatuan Gereja Tionghoa Indonesia (PGTI) Sumsel, dan Pembina di Paguyunan Hakka.

BACA JUGA:Ada Kadisbudpar Sumsel Jualan di Dapur Neka, Yuk Mampir

Ia aktif di bidang sosial berawal dari kegiatan di majelis gereja  sehingga ikut langsung dalam beberapa aktivitas gerejawi dengan menjadi menjadi penerjemah.

“Saya menjadi penerjemah sejak muda, mencapai 50 tahun lebih. Ini membuat saya berniat untuk dapat lebih aktif dalam organisasi atau yayasan sosial,” kata Judi Timadius.

Menurut Judi, aktivitas awal yang diikuti yaitu Yayasan Sosial Sukamaju. Yayasan Sukamaju sendiri merupakan suatu organisasi yang berdiri untuk mengelola panti wreda, atau tempat orang tua yang kurang beruntung sehingga menjalani masa tuanya jauh dari keluarga.

“Dalam menjalankan tugas, pengurus senantiasa mengadakan kegiatan yang dapat dinikmati langsung para penghuni panti wreda (internal), maupun masyarakat umumnya (ekstrenal),” kenangnya.

BACA JUGA: Afat Lahir dan Besar di Baturaja, Hijrah ke Palembang jadi Pegawai Diler

Adapun perkembangan fasilitas yang ada hingga saat ini, sambung Judi, telah tersedia panti jompo, taman rekreasi serta rumah abu bagi umat Buddha, Kristen, dan Katolik.

“Selama ini telah banyak permintaan kegiaan sosial ke panti jompo tersebut dari pihak sekolah, perguruan tinggi hingga organisasi agama. Dalam aksi sosial pihak yayasan bekerjasama dengan berbagai pihak terkait telah melaksanakan beberapa kegiatan seperti pengobatan gratis, pembagian sembako bagi korban bencana alam, pemberian kaki/tangan palsu bagi penyandang disabilitas,” katanya.

Dalam hal operasional panti wreda, selama ini mendapat bantuan dari pihak donatur baik perorangan, perusahaan maupun pemerintah kota dan provinsi.

“Sehingga dalam hal ini kami, sebagai pengurus menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas semua bentuk bantuan dan perhatian dari para donatur yang diberikan selama ini,” beber Judi.

BACA JUGA:Inspirasi Bisnis, Kurmin Halim, Anak Sopir Taksi yang Bermimpi Tinggi

Selain di Yayasan Sukamaju, Judi Timadius juga aktif di Perhimpunan Gereja-gereja Tionghoa Seluruh Indonesia (PGTI) Sumsel. Menurut Judi PGTI merupakan wadah beberapa  gereja-gereja PGTI.

“PGTI juga kerap melaksanakan aksi sosial dengan bekerjasama dengan pihak PGTI pusat, pemerintah, dan lembaga masyarakat lain untuk kepentingan masyarakat umum seperti kerjasama, seminar kesehatan dengan rumah sakit, aksi donor darah, bantuan  sembako bagi para korban kebakaran dan lain-lainya,” jelas dia.

Organisasi lain yaitu Yayasan Dharma Wulan atau warga usia lanjut. Organisasi ini merupakan wadah bagi komunitas para orang tua yang berumur 50 tahun ke atas, yang sebelumnya aktif dalam kegiatan dinas, usaha, pekerjaan.

Namun karena faktor usia membentuk suatu wadah, untuk melakukan aktivitas bersama dalam bentuk silaturahmi anggota, maupun kegiatan sosial untuk kepentingan masyarakat umum sekitar.

BACA JUGA:Inspirasi Bisnis Elysa Thamrin, Kuliah Finance di Amerika, Pulang jadi Sales Counter

“Dengan beberapa pelaksanaan kegiatan aksi sosial dari yayasan yang saya ikuti, harapannya mengajak semua anggota, pihak-pihak peduli, calon donatur, serta masyarakat luas, agar lebih peduli dan meningkatkan gemar membantu sesama, tanpa membatasi perbedaan agama,suku,etnis gender, usia serta taraf sosial dengan meluangkan waktu, tenaga, materi dalam kegiatan sosial lainnya,” tukasnya.

Ada juga Perhimpunan  Keluarga Besar  Hakka  Sumsel. Perhimpunan ini merupakan organisasi masyarakat Tionghoa dari suku Hakka/Khek, yang sebagian besar anggotanya telah lahir di Indonesia dan tersebar di Provinsi Sumatera Selatan.

“Organisasi ini merupakan wadah untuk menjalin hubungan kekerabatan anggota sebagai keluarga besar dalam bermasyarakat dan bernegara,” kata Judi seraya menyebut di organisasi ini ia merupakan pembina.

Adapun kegiatan Paguyuban Hakka, di antaranya melestarikan budaya seperti lomba catur Cina, belajar bahasa Mandarin, Imlek Bersama dengan berbagai acara seperti lomba mewarnai dan fashion show.

BACA JUGA:Ekik Salim, Pengusaha Kelahiran Muara Dua, dari Pedagang Besi Bekas jadi Distributor Baja Terbesar

Kegiatan sosial seperti kunjungan ke panti asuhan, panti jompo, bantuan pengobatan, donor darah, bantuan sembako.

Sedangkan segi edukasi telah dilaksanakan seminar kesehatan, kerjasama dengan beberapa rumah sakit bagi anggota serta pemberiaan beasiswa. (*)

 

 

 

Sumber: