Resesi Sudah di Depan Mata, Presiden Jokowi Ingatkan OJK Perkuat Perbankkan
RADAR PALEMBANG - - Presiden Jokowi ingatkan OJK untuk perkuat lembaga perbankkan menyusul ancaman resesi sudah di depan mata.
Presiden Jokowi ingatkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) resesi ekonomi global akan dapat mengganggu kestabilan sektor keuangan di dalam negeri. Gejolak sektor keuangan ini menghantui negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
Resesi sudah di depan mata ini, pemicu utamanya adalah Perang Rusia dan Ukraina yang menyebabkan lonjakan harga energi dan menimbulkan krisis pangan. Saat ini pasongan pangan di sejumlah Negara di Eropa sudah mulai terganggu.
Masyarakat Eropa yang umumnya konsumsi utamanya adalah gandum yang pemasok utamanya adalah Rusia dan Ukraina. Dua negara itu, akan menahan ekspor gandum mereka karena mengutamakan kecukupan pangan di dalam negerinya.
BACA JUGA:Usia 57 Tahun, Telkom Wujudkan Kedaulatan Digital Untuk Akselerasi Mimpi Anak Bangsa
Presiden Jokowi menyebut, kondisi ini menyebabkan sejumlah negara, termasuk negara-negara besar di Eropa dan Amerika Serikat, mengalami kenaikan inflasi. Sedangkan perekonomian melambat hingga terancam masuk ke jurang resesi.
Jokowi ingatkan OJK karena sejumlah negara besar mengerek tingkat suku bungauntuk meredam laju inflasi. Negara yang paling mecolok mencolok adalah Amerika Serikat (AS).
Pada Juni lalu, bank sentral di negara itu, The Fed, menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps), yang merupakan kenaikan tertinggi sejak 1994 silam.
Alhasil, bunga The Fed saat ini berkisar 1,5 – 1,75%, yang merupakan angka tertinggi sejak sebelum pandemi.
BACA JUGA:Dari Babaranjang Saja Dapat Rp 600 Miliar, Sementara CSR PTKAI Untuk Sumsel Hanya Rp 700 Juta
Bank sentral AS itu masih berencana mengerek terus suku bunga hingga diperkirakan mencapai 3,4% pada akhirn tahun ini.
Kebijakan moneter AS tersebut mengguncang pasar keuangan dunia yang menjadi pertanda resesi sudah di depan mata.
Indonesia pun tak imun dari gejolak tersebut. Nilai tukar rupiah terus melemah hingga menembus level Rp15.000 per dolar AS.
Mencermati kondisi tersebut, Jokowi melihat pentingnya menjaga stabilitas sistem keuangan di dalam negeri.
Berualang kali Jokowi ingatkan OJK untuk mengawasi secara ketat setiap penyelenggara jasa keuangan agar tetap berjalan baik dan dalam kondisi sehat
BACA JUGA:Hari Ke-2 Presiden di Medan, Jokowi Ungkap Pembicaraan Dengan Zelensky dan Putin
“Stabilitas industri keuangan itu penting. Saya juga sudah sampaikan ke KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan), jangan ada lagi asuransi bermasalah,” kata Jokowi dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Jakarta, Rabu 13 Juli 2022.
Jokowi meminta secara khusus kepada OJK, AGAR peranannya untuk mengawasi sektor perbankan secara detail dan menyeluruh.
Meski selama ini OJK melaporkan kondisi makro sektor keuangan cukup baik dan terjaga dengan indikator-indikator permodalan, simpanan dan kredit.
“OJK jangan melaporkan makronya saja bahwa perbankan baik. Tapi cek satu per satu, bank per bank,” kata Jokowi. Tujuannya agar jangan ada bank yang bermasalah karena dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat. “Kalau ada yang bermasalah bisa menimbulkan efek domino,” pungkasnya.
Sebelumnya pada Kamis, 7 Juli lalu, di Medan, Jokowi juga sempat mengingatkan harga masyarakat waspada terhadap ancaman kelangkaan pangan, terutama gandum. Dia menyampaikan itu saat berpidato pada Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 Tahun 2022.
Saat berpidato di acara Harganas itu Jokowi ungkap pembicaraannya dengan Zalensky dan Putin ketika dia berkunjung ke Ukraina dan Rusia, pekan lalu.
Menurutnya, saat betemu Zalensky dan Putin, Jokowi menekankan ketersediaan stok gandum yang siap didistribusikan kepada Negara-negara pengimpor.
‘’Kenapa kita menekan itu? Karena Ukraina dan Rusia merupakan negara pemasok gandum terbesar di dunia,’’ujar Jokowi saat berpidato di Acara Puncak Harganas sebagaimana mengutip dari laman setkab.go.id, Kamis 7 Juli 2022.
BACA JUGA:Ekonomi Indonesia Tetap Kokoh Pada 2022, Ini Analisis R&I Tentang Prospeknya
Perang antara Rusia dan Ukraina, telah memberikan dampak terhadap pasokan pangan global. Harga gandum menjadi tinggi.
Ia menuturkan, akibat gandum tak bisa keluar dari dua negara tersebut. Sejumlah negara di Asia dan Afrika sudah mulai mengalami kekurangan pangan.
"Di Ukraina saja ada stok gandum, waktu saya ke sana saya tanya langsung ke Presiden Zelensky. Berapa stok yang ada di Ukraina? 22 juta ton, stok gandum nggak bisa dijual," kata Jokowi YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi ungkap pembicaraannya dengan Zalensky bertujuan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia akan ketersediaan gandum dan pangan lainnya.
Menurutnya, masyarakat Indonesia yang biasa mengonsumsi produk berbahan gandum juga patut berhati-hati dengan kondisi tersebut.
BACA JUGA:Risiko Ekonomi Global Meningkat, Daya Beli Masyarakat Terancam, Begini Strategi Kemenkeu
"Kita juga impor gandum gede banget, ada 11 juta ton. Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mie, bisa harganya naik. Karena apa? Ada perang di Ukraina," ujar Jokowi.
Presiden Ukraina Volodymir Zelensky maupun Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengutamakan kebutuhan pangan dalam negeri mereka. Mereka akan menahan ekspor gandum ke negara-negara importer.
Kendati demikian, Jokowi juga menilai masyarakat Indonesia patut bersyukur karena beras yang menjadi bahan pangan utama di Tanah Air harganya tidak naik.
"Harus kita syukuri betul. Negara-negara yang konsumsi gandumnya tinggi, kini harga pangannya sudah hingga 30 persen,’’tambahnya.
Hari ke-2 presiden di Medan banyak sekali kegiatannya. Usai menghadiri acara puncak Harganas, Presiden Jokowi menuju Pusat Pasar, Kota Medan.
Sebelumnya dia meninjau Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Kampung Baru, Kota Medan, sekaligus berdialog dengan perwakilan petani sawit.
Pada siang harinya, Presiden di Medan menyerahkan sejumlah bantuan sosial. Presiden kemudian juga mengagendakan meninjau bedah rumah panggung di Kecamatan Belawan, Kota Medan.
Selesai seluruh rangkaian acara, Presiden Jokowi akan menuju Pangkalan TNI AU Soewondo, Kota Medan, untuk kemudian lepas landas ke Jakarta dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1. (yui/disway)
Sumber: disway.id