Selanjutnya penerimaan pendapatan pajak datang dari Sektor administrasi pemerintahan.
BACA JUGA:Tahun 2022, Pendapatan Negara Lampaui Target, Menkeu Sri Mulyani Beberkan Basisnya
BACA JUGA: Hingga Mei 2022 Realisasi Pendapatan Negara Capai Rp 1.70,4 Triliun
Sektor administrasi pemerintah mengalami tumbuh 27,2 persen karena peningkatan pembayaran PPN DN atas belanja modal APBN dan APBD serta peningkatan pembayaran PPh 21 atas belanja pegawai.
Pos kedua, pendapatan datang dari kepabeanan dan cukai sebesar Rp199,05 miliar atau terealisasi sebesar 52,54 persen.
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai Rp199,05 miliar atau 52,54% dari target.
“Neraca perdagangan Sumsel terus mencatatkan surplus,”ungkap dia.
BACA JUGA:Semester I 2024, Kinerja Belanja Negara di Sumsel Tembus Rp 22,5 Triliun, Berikut Rinciannya
Ekspor di Sumsel didominasi komoditas Batubara, bahan baku karet, pulp dengan nilai ekspor pada bulan September sebesar USD609,49 juta atau tumbuh 40,45% (yoy).
Sementara itu, impor didominasi oleh komoditas mesin, reaktor, turbin, generator, dan mesin perkakas dengan nilai impor pada bulan September 2024 sebesar USD165,40 juta atau tumbuh 34,19 persen (yoy).
“Secara akumulatif dari bulan Januari hingga September 2024 nilai impor sebesar USD1,69 miliar atau tumbuh 149,62 persen (yoy),”jelas dia.
Pos ketiga, pendapatan negara datang dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 2,37 triliun atau terealisasi 100,65 persen.
BACA JUGA:Usai Anjlok 2 Hari Terakhir, Harga Emas Antam Hari Ini Stagnan, Apakah Ini Saatnya Beli atau Jual?
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga menunjukkan kinerja positif, terdiri dari pendapatan PNBP Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp1,66 triliun, pendapatan PNBP Lainnya sebesar Rp715,89 miliar yang termasuk PNBP aset, piutang, dan lelang sebesar Rp62,32 miliar.