Lalu program akselerasi keuangan khususnya kepada penyandang disabilitas, serta program perluasan dan optimalisasi produk dan layanan keuangan dalam rangkaian Bulan Inklusi Keuangan.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (OJK Sumsel Babel) mencatat kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) hingga Agustus 2024, tercatat tumbuh positif, stabil, dan terjaga.
Kondisi sektor jasa keuangan Sumbagsel yang stabil dan resilien tercermin dari pertumbuhan sektor perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non bank, didukung dengan peningkatan ekonomi dan keuangan daerah, serta masifnya pelaksanaan edukasi dan pelindungan konsumen.
Demikian dikatakan Kepala OJK Sumbagsel Babel Arifin Susanto. Per Agustus 2024, kinerja Perbankan di wilayah Sumbagsel mengalami pertumbuhan cukup baik, tercermin dari peningkatan aset sebesar 10,09 persen (yoy) sebesar Rp338,98 triliun.
BACA JUGA:OJK Dukung Akses Keuangan Petani Kopi Ranau
Fungsi intermediasi Perbankan juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, tercermin dari meningkatnya total penyaluran kredit/pembiayaan berdasarkan lokasi Bank sebesar 11,35 persen (yoy) menjadi Rp300,47 triliun, yang didominasi oleh porsi Kredit Konsumtif sebesar 42,14 persen, dengan kualitas kredit bermasalah (NPL Net) yang masih terjaga di level 0,98 persen.
Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga terjadi peningkatan 5,33 persen (yoy) menjadi Rp266,31 triliun dengan dominasi porsi dana Tabungan sebesar 53,61 persen.
Kredit/pembiayaan posisi Agustus 2024 didominasi oleh Sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan sebesar Rp56,11 triliun meningkat 14,64 persen (yoy) dengan market share 10,64 persen dari kredit/pembiayaan nasional pada sektor yang sama.
Selanjutnya, dalam mendukung permodalan UMKM, shared penyaluran kredit/pembiayaan kepada UMKM mencapai Rp118,54 triliun atau 39,45 persen dari total penyaluran kredit di Sumbagsel, tumbuh 11,35 persen (yoy) dan di atas target minimal porsi penyaluran kredit/pembiayaan UMKM.
BACA JUGA:Survei OJK-BPS Terbaru, Wanita Kalahkan Pria Soal Literasi Keuangan
Per Agustus 2024, tercatat sebanyak 919.455 investor di wilayah Sumbagsel meningkat 15,54 persen (yoy). Komposisi SID tersebut didominasi pada penggunaan instrumen reksa dana sebanyak 95,46 persen, dengan sebaran investor terbanyak di Sumatera Selatan (38,40 persen) diikuti Lampung (33,93 persen) dan Jambi (13,83 persen).
Seiring dengan peningkatan kinerja pasar saham nasional, rata-rata nilai transaksi saham di Sumbagsel dalam 3 (tiga) bulan terakhir mengalami peningkatan, tercatat pada bulan Agustus 2024 tumbuh menjadi Rp8,33 triliun, meskipun terkontraksi sebesar 4,06 persen (yoy).
Begitupun dengan rata-rata nilai penjualan reksa dana yang turut mengalami peningkatan secara nasional, penjualan reksa dana di Sumbagsel per Juli 2024 tercatat tumbuh menjadi Rp403,36 miliar, mengalami peningkatan sebesar 38,35 persen (yoy).
Pada sektor IKNB posisi Agustus 2024, nilai piutang pembiayaan di Sumbagsel mencapai Rp40,85 triliun, meningkat 1,33 persen (yoy), dan dari sisi jumlah kontrak mengalami peningkatan 24,90 persen menjadi 6,54 juta unit.
Adapun rasio Non Performing Financing (NPF) di wilayah Sumbagsel masih terjaga pada range angka terendah 2,99 persen di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan angka tertinggi 4,04 persen di provinsi Jambi.