Desa-desa yang menerima sumbangan semen dan besi akhirnya menjadi berkembang sangat pesat. Menurut laporan Asian Development Bank, gerakan “Saemaul Undong” melebarkan sekitar 9.600 km jalan yang sudah ada sebelumnya.
Kemudian juga membangun sekitar 21.600 km jalan di pedesaan, mengamankan sekitar 19.600 km sungai, membangun 22.100 gudang dan lumbung, dan juga mengganti genteng sekitar 2.400.000 rumah.
Gerakan pembangunan ini bersifat terdesentralisasi yang artinya pemerintah tidak banyak ikut campur dalam arah pembangunan.
Semua daerah diberikan otonomi dan juga kebebasan sendiri-sendiri, karena masyarakat dianggap lebih mampu untuk memahami kebutuhan masing-masing daerahnya.
Hingga pada akhirnya infrastruktur tersebut terhubung secara alami satu sama lain dari desa ke desa.
Kemudian pada tahun 1974 hingga tahun 1976 pemerintah terfokus untuk ekspansi sektor pertanian dan juga ketahanan pangan yang membuat produksi sawah-sawah di Korea Selatan meningkat dari 3.34 ton menjadi 4.94 ton per hektarnya.
BACA JUGA:Oh! Ternyata Ini Alasan Negara 4 Musim Lebih Makmur Dibanding Negara 2 Musim, Simak Faktanya di Sini
Selain pertanian, industri kerajinan sederhana juga berkembang pesat di berbagai desa. Pada tahun 1977 hingga 1979 pemerintah mulai terfokus untuk mengubah desa nebjadi kota industri.
Pada periode inilah, Korea yang tadinya hanya bergantung dengan aspek pertanian akhirnya mulai bertransformasi menjadi negara industri.
Di tahun 1979 terdapat 492 pabrik kecil di berbagai pelosok yang diakui kualitasnya oleh pemerintah dan akhirnya dibantu untuk ekspansi lebih jauh menjadi komoditas ekspor yang menghasilkan 494 juta dolar Amerika.
Dimana hasilnya pada tahun 1979 tersebut terdapat puluhan ribu kilometer jalan yang dibangun, jutaan rumah mengalami perbaikan, lumbung pertanian untuk ketahanan pangan juga dibangun di berbagai daerah.
Produksi pertanian meingkat hampir 48 persen dan pabrik-pabrik kecil menyumbang nilai ekspor sebesar 494 juta US Dollar.
BACA JUGA:Ini Daftar Negara Termiskin di Asia, Korupsi dan Perang Saudara Penyebab Utamanya
Dimana laporan dari Asian Development Bank bahwa gerakan Saemaul Undong secara tidak langsung berdampak signifikan untuk sektor human capital atau kualitas sumber daya manusia Korea di berbagai daerah.
Masyarakat tradisional Korea di berbagai pelosok akhirnya mendapatkan banyak pendidikan, keterampilan, keahlian, dan juga modernisasi pengetahuan masyarakat desa di berbagai pelosok Korea.
Peningkatan kualitas SDM di berbagai pelosok inilah yang akhirnya menjadi aset besar Korea untuk membangun ekonomi modernnya yang dijuluki the Miracle of Han River atau Keajaiban di Sungai Han.