Sempat Jadi yang Terkaya di Dunia, Kini Negara Ini Hancur dan Bangkrut, Ini Penyebabnya

Selasa 02-01-2024,20:28 WIB
Reporter : Yorika Izati
Editor : Maulana Muhammad

Kekayaan guano di pulau Nauru pada tahun 1914 ketika masih dalam pendudukan Jerman, Nauru berhasil memproduksi 100.000 ton fosfat pada saat itu, setiap ton fosfat tersebut dihargai 12.5 Dollar Australia, sementara ongkos produksinya hanya sekitar 6 Dollar Australia saja.

BACA JUGA:Wow! Ternyata Ini yang Jadikan Amerika Serikat Negara dengan Ekonomi Terkuat di Dunia, PD Ke-2 Salah Satunya

Profit marginnya bisa mencapai 52 persen selama setengah abad. Setidaknya terdapat 34 juta ton fosfat dari pulau Nauru yang dieksploitasi oleh penjajah asing sejak tahun 1919 sampai 1968.

Setalah Nauru merdeka di tahun 1968, masyarakatnya mulai menikmati kekayaan alam dan menerima  tambang raksasa dengan segala fasilitasnya.

Selain itu, Republik Nauru juga nerima pembayaran 107 juta Dollar Australia sebagai biaya ganti rugi untuk kerusakan lingkungan yang disebabkan sama penambangan fosfat.

Tetapi tentu saja jumlah tersebut belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sisa fosfat yang masih berlimpah di pulau Nauru.

Menurut riset dari Daniel & Gowdy diperkirain masih terdapat sekitar 60-70 juta ton fosfat di Nauru yang dapat ditambang dan menjadi sumber pendapatan ekspor Republik Nauru.

Pada tahun 1976 National Geographic mengirim seorang jurnalis yaitu Mike Holmes ke pulau Nauru untuk meneliti negara yang baru merdeka beberapa tahun dalam catatannya.

BACA JUGA:Sama-sama Krisis Ekonomi, Ternyata Ini Perbedaan Krismon 1998, Krisis Finansial 2008, dan Resesi Global 2020

Mike Holmes menulis jika Republik Nauru dapat memproduksi sekitar 2 juta ton fosfat setiap tahun dengan harga 60 dollar australia setiap ton-nya.

Artinya negara sekecil itu mampu meraup 120 juta dollar Australia di tahun 1976.

Penduduk Nauru pada tahun 1976 tersebut hanya berjumlah 7 ribu orang saja, itylah mengapa pendapat besar dari negara tersebut dapat digunakan untuk mensejahterakan penduduknya yang hanya berjumlah 7000 jiwa saja.

Itulah mengapa jika Mike Holmes sampai menulis artikel dengan judul “This is The World Richest nation: All of it!” 

Penelitian ini juga diikuti oleh jurnalis dari New York Times pada tahun 1982 yang menulis artikel dengan judul "World's Richest Little Isle" untuk menggambarkan betapa kayanya negara Nauru karena diberkahi oleh burung-burung yang bermigrasi.

Dalam catatannya nih Holmes menceritakan bahwa kehidupan rakyat Nauru di era tahun 1970-an sampai 1980-an sangat nyaman, dimana rumah mereka sangat lengkap dengan semua fasilitas kemewahan pada masa itu.

Mulai dari tv, video tape, stereo set, kulkas, mesin cuci mobil, motor bahkan perahu bermotor saja berjajar di sepanjang pantai pulau Nauru.

Kategori :