Hal itu tentunya membuat waktu transaksi berkurang. Bahkan diklaim oleh Kementerian PUPR (Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat) jika waktu transaksi menjadi 0 detik saja karena tidak perlu berhenti.
Selain memangkas waktu transaksi menjadi 0 detik, manfaat MLFF yang lain adalah efisiensi biaya operasi dan meminimalisir bahan bakar.
Sebab jika harus mengantri di GT dan berhenti melakukan tapping e-toll dulu maka bahan bakar kendaraan menjadi lebih boros.
Saat ini, target implementasi pelaksanaan konstruksi MLFF akan dilakukan secara bertahap mulai 2024, dan telah dilakukan uji coba.
BACA JUGA:Jalan Tol Indralaya-Prabumulih Besok Mulai Difungsikan, Tarif Gratis, Catat Tanggalnya
Direktur jalan bebas hambatan direktorat jenderal bina marga kementerian PUPR Triono Junoasmono, turut menambahkan, terkait uji coba transisi tapping e-toll ke MLFF.
Yakni ia menyatakan pada tahap awal hanya akan diberlakukan di lajur 4 GT Ngurah Rai, dan akan mulai diterapkan pada seluruh lajur GT pada Maret 2024
“Uji coba telah dimulai sejak minggu ke-2 November 2023 dan akan terus disempurnakan kesiapan alat dan simulasinya.
Direncanakan mulai 12 Desember 2023 hingga Januari 2024 untuk peluncuran uji coba terbatas khususnya bagi kendaraan pegawai pemerintah.” Ucap Triono.
BACA JUGA:Jalan Tol Indralaya-Prabumulih Terhubung ke Kawasan Produktif, Perintah Jokowi ke Kepala Daerah
Cara Bayar masuk Tol Dengan sistem MLFF
Mengutip dari MPM-RENT, dijelaskan bahwa dalam penggunaan sistem multi lane free flow, ada tiga cara transaksi yang bisa dilakukan pengguna jalan tol. Berikut adalah caranya:
- Electronic on Board Unit (E-OBU)
Cara transaksi tol menggunakan sistem MLFF yang pertama adalah Electronic on Board Unit (E-OBU).
Cara ini direkomendasikan bagi pengguna jalan tol yang memiliki smartphone dan jarang bertukar kendaraan dengan orang lain.
Artinya, jika anda bepergian sehari-hari hanya menggunakan satu mobil, maka sistem pembayaran E-OBU ini bisa anda pilih.