Dalam sebuah penelitian yang membandingkan raloxifene dan tamoxifen pada pasien selama tujuh tahun (lima tahun minum obat dan dua tahun masa tindak lanjut).
Peneliti menemukan bahwa raloxifene dapat mengurangi risiko kanker payudara invasif sekitar 38 persen.
Tamoxifen, di sisi lain, menunjukkan tingkat pengurangan sekitar 50 persen selama periode ini.
Siapa saja yang memenuhi syarat?
Berbeda dengan tamoxifen yang dapat digunakan oleh orang-orang pramenopause dan pascamenopause, raloxifene hanya disetujui untuk pasien pascamenopause.
Seseorang yang menggunakan raloxifene untuk pencegahan kanker payudara harus memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit tersebut.
Faktor-faktor ini dapat mencakup riwayat kanker payudara dalam keluarga atau hasil biopsi tertentu, seperti ditemukannya karsinoma lobular in situ, hiperplasia duktal atipikal, atau hiperplasia lobular atipikal.
BACA JUGA:Dikira Sehat, 7 Makanan Ini Ternyata Dapat Menyebabkan Kematian, Simak Baik-Baik Apa Saja Itu
Cara mengonsumsi dan efek samping
Raloxifene adalah obat oral dan diminum setiap hari, sering kali selama lima tahun.
Menurut DailyMed, efek samping yang umum termasuk hot flash, gejala mirip flu, sakit perut, nyeri dada, nyeri sendi, kram kaki, pembengkakan pada tungkai dan kaki, batuk, sesak napas, dan berkeringat.
Uji klinis menemukan bahwa reaksi merugikan yang paling serius terkait obat ini adalah tromboemboli vena (pembekuan darah di pembuluh darah vena).
Raloxifene telah digunakan sejak lama untuk mengobati osteoporosis, dan efek samping yang serius, seperti pembekuan darah, sangat jarang terjadi.
BACA JUGA:5 Khasiat Semangka untuk Kesehatan, Bisa Cegah Penyakit Mematikan
3. Anastrozole
Anastrozole termasuk dalam kelas obat yang disebut aromatase inhibitor (AI). Cara kerjanya berbeda dengan SERM.