Entah itu SERM atau AI, seperti anastrozole, mereka benar-benar terbukti mencegah kanker payudara yang mengandung estrogen-positif.
Obat-obatan tersebut tidak terlalu berpengaruh pada subtipe kanker payudara tertentu yang lebih langka, seperti kanker payudara triple-negatif.
BACA JUGA:Nasi Merah vs Nasi Putih, Manakah yang Lebih Sehat? Yuk Simak Perbedaannya!
Siapa saja yang memenuhi syarat?
Obat ini hanya boleh dikonsumsi oleh pasien pascamenopause. Umumnya tidak digunakan oleh orang-orang pramenopause.
Jika digunakan untuk pencegahan kanker payudara, kandidat yang ideal adalah pasien dengan risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Seperti halnya SERM, faktor risiko tinggi dapat mencakup riwayat kanker payudara dalam keluarga, pertumbuhan sel payudara atau hasil biopsi yang tidak normal, dan peningkatan skor risiko kanker payudara menggunakan model Gail.
BACA JUGA:Wajib Tahu! Ini 7 Manfaat Rebusan Daun Salam bagi Kesehatan, Jika Rutin Diminum Tiap Hari
Cara mengonsumsi dan efek samping
Efek samping AI mirip dengan menopause. Gejalanya bisa berupa hot flash, kekakuan sendi, kekeringan pada vagina, insomnia, dan penipisan rambut.
Efek samping yang paling diamati oleh dokter adalah pengeroposan tulang, seperti osteopenia atau osteoporosis.
Penelitian menunjukkan bahwa pasien perempuan yang memakai AI mempunyai peningkatan risiko pengeroposan tulang dua dan empat kali lipat dibandingkan perempuan pada populasi umum (Journal of Bone Oncology, 2017).
Hal ini berbeda dengan SERM seperti raloxifene yang membantu mencegah pengeroposan tulang.
BACA JUGA:Diet 7 Hari Dapat Turunkan Berat Badan Hingga 15 Kg, Apakah Bisa? Intip Tips Diet Sehat di Sini
Jika sudah mengalami pengeroposan tulang akibat menopause alami, obat ini bisa meningkatkan risiko pengeroposan tulang saat kamu mengonsumsinya.
Meskipun obat-obatan pencegahan kanker payudara sangat membantu dalam mengurangi risiko, tetapi menurut para ahli, skrining rutin, termasuk pemeriksaan dan mamogram, sangat penting.