Cara Memilih Kue Bulan untuk Persiapan Sembahyang Festival Kue Bulan, Mau yang Putih atau Cokelat

Minggu 24-09-2023,05:14 WIB
Reporter : Swandra Yadi
Editor : Swandra Yadi

Merayakan Festival Kue Bulan dilakukan bersama keluarga besar. Akan ada hidangan seraya menikmati keindahan dari Bulan Purnama Penuh yang memancarkan cahaya terang benderang.

Ini adalah momen bulan dekat dengan bumi, batas langit dengan sinar kemerahaan berdampingan, yang merupakan bersatunya matahari (pria) dan bulan (perempuan).

Adapun makanan wajib yang menjadi khas dari sembahyang Tionghoa ini, adalah kue bulan, serta berbagai hidangan untuk makan malam lainnya.

BACA JUGA:UNIK, Sistem Jam Masyarakat China Kuno Ternyata Terbagi 12 Periode

Masyarakat Tionghoa juga kerap memasang lampion saat perayaan Festival Kue Bulan ini. Sehingga kesan meriah sangat terasa.

Ada banyak cerita mengenai asal-usul Festival Kue Bulan. Salah satunya yang menyebut bahwa Festival Kue Bulan atau Festival Musim Gugur sudah ada sejak 3.000 tahun lalu. Atau pada masa Disnasti Shang di era 1600 SM – 1046 SM.

Kisah lain menyebutkan bahwa awal dari Festival Kue Bulan adalah kisah petani yang memohon kepada Dewa Bumi, meminta musim yang baik sehingga mendatangkan kesejahteraan.

BACA JUGA:3 Olahraga Tradisional Masyarakat China, Nomor 2 Khusus Birokrat dan Sarjana

Persembahan kepada Dewa Bumi ini terjadi pada pertengahan bulan 08 tahun Imlek. Masyarakat Tionghoa melakukan ritual atau sembahyang kepada Dewa yang memberikan hasil panen melimpah.

Sebelumnya, setelah melewati Tahun Baru Imlek 2023, masyarakat  Tionghoa di Indonesia juga akan merayakan beberapa hari raya penting lainnya, di antaranya seperti Hari Yuan Xiao (Cap Go Meh), Hari Ceng Beng (Ziarah Kubur), Hari Duan Wu (Bakcang & Festival Dragon Boat), Hari Qixi (Chinese Valentine), Hari Zhong Yuan (Sembahyang Rebutan), Hari Zhong Qiu (Kue Pia Bulan; Festival Musim Semi), Hari Chong Yang (9 bulan 9 Imlek) dan Hari Dong Zhi (Festival Ronde).

Kategori :